"Hyunwoo-ya!!"
Laki-laki yang memakai ransel hitam itu menoleh ke sumber suara, seketika berlari ke orang yang tengah melambaikan tangan itu.
"Hyung!"
"Aigooo... "
Haechan sampai mundur beberapa langkah saking kuatnya Hyunwoo menubruk, memeluknya. Ia mengelus kepala adiknya itu dengan sayang.
"Kau sangat merindukan Hyung?"
"Kenapa Hyung lama sekali," tanya Hyunwoo alih-alih menjawab pertanyaan Haechan. Ia menenggelamkan wajahnya di dada lebar Haechan.
Haechan sebenarnya sedikit terkejut karena biasanya Hyunwoo tidak akan bersikap seperti ini. Hyunwoo selalu bersikap dewasa karena terbiasa menjadi tertua menggantikan dirinya, sifatnya juga sedikit dingin dan cuek.
"Mianhae... "
Hyunwoo melepas pelukannya. "Apa sekarang semuanya sudah berakhir? Apa Hyung sudah sembuh? Hyung tidak akan pergi lagi 'kan?"
Haechan tersenyum lebar, mengangguk. Entah apa yang sudah terjadi, adiknya ini benar-benar terlihat berbeda. Haechan merasa adik-adiknya berubah karenanya, ia merasa bersalah karena membuat mereka khawatir. Ia adalah kakak yang buruk.
"Uri Hyunwoo, kau tidak ingin jauh dari Hyung lagi? Tentu saja, Hyung tidak akan pergi. Hyung akan selalu bersama mu selamanya, jangan khawatir."
Hyunwoo mundur satu langkah. "Tidak perlu selalu Hyung, emnn kita juga memiliki privasi sendiri-sendiri."
Haechan mengernyit. "Privasi? Mwoya, kau memiliki rahasia? Wae? Apa kau memilih pacar?"
Hyunwoo terlihat gelagapan, ia mengalihkan pandangannya. "Aakh aku lapar. Hyung, ayo makan."
"Mwoya??? Kau sungguh memiliki pacar?"
"Bukan seperti itu.. "
"Lalu apa lagi? Kenapa kau mengalihkan topik? Cepat katakan, kau memiliki pacar kan? Siapa? Apa dia cantik? Kalian satu kampus? Atau--"
"Hyunggg!! Ku bilang itu privasi."
"Aku bukan Hyung mu, aku teman mu. Cepat katakan, siapa? Lebih muda atau Noona? Seumuran dengan ku?"
Hyunwoo menggelengkan kepalanya, ia pun berjalan mendahului Haechan menuju mobil yang sangat familiar baginya. Tentu saja ia kenal mobil Haechan. Namun alih-alih duduk di bangku penumpang, Hyunwoo duduk di bangku kemudi.
"Keluarlah, aku yang mengemudi."
"Hyung tidak ingin melihat kemampuan mengemudi ku? Aku sudah memiliki SIM, jika Hyung belum tahu."
Haechan terkekeh kecil, menyenderkan tubuhnya di pintu mobil. "Kapan? Apa kau seorang amatir? Aku tidak ingin membahayakan nyawaku ini dengan naik mobil bersama amatir."
"Amatir?! Aku bahkan lebih baik dari seorang profesional. Aku juga bekerja paruh waktu sebagai supir pengganti--"
Hyunwoo langsung menghentikan ucapannya saat sadar mengatakan hal yang seharusnya tidak ia katakan. Hyunwoo menegakkan tubuhnya saat Haechan tidak lagi bersandar santai di pintu mobil, ia sudah siap untuk omelan Haechan.
Namun diluar dugaan, Haechan hanya memutar dan duduk di bangku kemudi. "Baiklah, kita lihat kemampuan mengemudi Lee Hyunwoo-ssi. Jika aku menikmati perjalanannya, aku akan membayar mu mahal."
Hyunwoo mengernyit. "Hyung tidak marah?"
Haechan tersenyum lebar, ia menggeleng seraya mengelus kepala Hyunwoo. "Untuk apa aku marah? Gwenchana, kau sudah besar kau pasti tahu mana yang benar dan mana yang salah. Mana yang kau butuhkan dan yang kau inginkan, kau sudah bisa membuat keputusan dan mempertanggung jawabkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 2. Found Sun : Lee Haechan
Fiksi Penggemar[Lengkap] "Aku ada untuk menghibur mereka, namun aku justru terus membuat mereka khawatir, maka tidak ada lagi alasan bagiku untuk bersama mereka. Aku hanya akan bersembunyi tanpa ditemukan."~LHC. . . . ⚠️ DON'T PLAGIAT! Start : 4 September 2023 Fin...