Pukul dua belas malam Ceisya masih terjaga. Dalam keadaan hening dan sepi, ia belum bisa memejamkan matanya. Bukan tanpa alasan ia terjaga hingga larut malam begini, semua itu karena sesuatu yang baru saja ia ketahui.
Sesuatu yang membuat otaknya terasa berisik, bising tanpa mau berhenti dan diam.
Ia pandangi wajah pria yang kini terpejam di sampingnya. Entah berapa lama ia hanya diam menatap wajah itu, diam tanpa tahu harus melakukan apa pun.
Sakala, pria yang sejak awal ia kira Darunya. Kekasih yang menjanjikan kehidupan bersama, membina rumah tangga impian yang selama ini selalu ia ceritakan dan inginkan.
Dan kini, ia malah terjebak bersama pria bernama Sakala. Pria yang tidak pernah menjanjikan apa pun padanya, tapi membuat ia tak punya pilihan selain bertahan dengan pria itu.
Terima kasih untuk makan malamnya. Aku harap kamu tidak lagi menghindari ku, Sakala. Ingat, jika kita akan menikah apa pun yang terjadi.
Berkali-kali Ceisya membaca pesan itu, berkali-kali juga dia merasa dadanya sesak luar biasa. Marah, benci dan kesal luar biasa dia rasakan. Hingga ia ingin sekali memberi perhitungan pada pria di sampingnya ini.
Mungkin mudah bagi Ceisya untuk pergi dan meninggalkan pria di sampingnya. Tapi, apa yang akan Ceisya dapatkan jika ia melakukan itu?
Sakit hati, marah dan hidup menderita karena masa depannya hancur berantakan?
Jika Ceisya akan mengalami banyak hal sulit di depan sana kelak. Berbeda hal dengan pria di sampingnya ini-yang mungkin akan hidup bahagia dan memulai semua hal baru dengan wanita baru. Dan mungkin dia akan melupakan Ceisya begitu saja. Menganggap bahwa dia tidak pernah mengenal Ceisya.
Lalu siapa yang akan dirugikan di sini? Ceisya. Benar, dia akan menjadi pihak yang paling dirugikan di sini. Bahkan seandainya, pria di sampingnya memberikan banyak kompensasi, bisa bertahan berapa lama semua itu?
Harga diri, masa depan, kesehatan mentalnya,.. semua tidak akan bisa Ceisya dapatkan seperti saat ia sendiri dulu. Dan mungkin lebih parahnya lagi, ia akan menderita dengan calon anaknya. Akan ada banyak orang yang membicarakan tentang dirinya, status juga masa depan anaknya. Hingga mungkin mereka akan mendapatkan status sosial yang kurang menyenangkan.
Seorang wanita yang memiliki anak tanpa suami yang jelas? Ceisya yakin jika mungkin, pandangan banyak orang padanya akan jauh berbeda. Hingga suatu hari nanti, anaknya pasti mendapatkan imbasnya.
Dan segala hal buruk itu, hanya Ceisya yang akan menanggungnya. Jika pun ia memilih meninggalkan anaknya bersama Sakala, mungkin Ceisya akan menyesal suatu hari nanti. Dan itu pun, kembali Ceisya yang dirugikan.
Lalu, jika dipikirkan lagi, Ceisya adalah korban. Korban dari pria di sampingnya, lalu kenapa hanya Ceisya sendiri yang harus menanggungnya? Kenapa harus Ceisya sendiri yang menderita? Bukankah seharusnya, jika pun Ceisya memilih pergi, mengalah dan kalah. Orang yang harus menderita, sakit dan menanggung segalanya itu Sakala?
Pria itu yang harusnya lebih menderita dibandingkan Ceisya. Jikapun ada yang harus bertanggung jawab, maka seharusnya pria di sampingnya. Begitu pun orang yang harus disalahkan karena semua kesalahannya.
Ceisya kembali menatap wajah itu lebih serius. Segala rasa kantuk dan lelah-yang biasanya ia rasakan sirna hanya karena otaknya yang mulai panas dan berisik.
Sedang pria di sampingnya, dia malah terlelap dengan begitu nyenyaknya.
Mengepalkan tangannya erat, Ceisya membalik tubuhnya. Memilih memunggungi pria di sampingnya dengan sesuatu yang terasa menusuk-nusuk dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pengganti (SELESAI)
RomanceBagaimana jadinya jika pria yang menikah dengan Ceisya bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembar pria itu yang tak pernah ia ketahui keberadaannya? Mereka sama, namun jelas lambat-laun Ceisya tahu jika mereka berbeda. Hingga segalanya terungkap...