20

3K 184 6
                                        

Ada yang nungguin ceritanya? Heheh

Jangan lupa tinggalkan jejak ya.. komen yang banyak-banyak...

****

Ceisya membasuh mulutnya, untuk kesekian kali karna muntah sehabis makan siang tadi. Padahal pagi tadi saat sarapan dia bisa mengendalikan mualnya. Bisa mereda rasa tidak nyaman perutnya karna makanan. Juga tidak muntah karna mendadak ngantuk dan tertidur setelahnya.

Tapi, ini,.. setelah makan siang, dia kembali muntah, mual dan eneg. Ceisya bahkan tidak bisa meminum susunya saat penciumannya terasa begitu mengganggu. Dia bahkan mendadak menginginkan parfum Sakala, juga aroma tubuh pria itu yang sedikit bisa membuatnya merasa lebih baik.

Apa ini wajar?

Mungkin tidak, tapi rasa mual yang begitu mengganggu dan perutnya yang sangat tidak bisa dikondisikan benar-bnar membuat Ceisya frustasi. Dia benar-benar membutuhkan aroma parfum pria itu. Mungkin dengan begitu dia bisa mereda rasa mual dan menghilangkan keinginan untuk muntahnya.

"Bu Ceisya, anda baik-baik saja?" pertanyaan bernada khawatir dari bu Karmila hanya Ceisya jawab dengan anggukan kepala. Bisa dia lihat bagaimana wanita tua itu tampak khawatir menatapnya.

"Susu anda?"

Ceisya segera menutup hidungnya begitu bu Karmila menyodorkan gelas berisi susu ke arahnya. Cepat-cepat menghindar dan menjauh. Semua itu membuat bu Karmila menatapnya bingung. Padahal pagi tadi saat ia membuatkan majikannya itu susu, wanita itu terlihat suka dan menikmatinya.

Kembali menarik susu di tanganya, bu Karmila menatap bingung susu dan majikannya itu secara bergantian. Lalu bertanya bingung. "Kenapa?"

"Saya rasa, Saya mual mencium aroma susu itu." Ceisya menatap bu Karmila dengan tatapan sungkan. Ada perasaan tak enak saat wanita tua itu bahkan sudah mau repot-repot membuatkannya susu, namun dia malah merasa mual.

Padahal seumur hidup, baru kali ini dia dilayani dan di perlakukan dengan sangat baik oleh orang lain. Karna dulu, dia bahkan melakukan segalanya sendiri. Tanpa bantuan orang lain. Dan sekarang, begitu dia tinggal  dengan Sakala, segalanya telah disiapkan oleh bu Karmila. Apa pun yang ia butuhkan selalu di sediakan oleh wanita itu. Ceisya hanya butuh meminta dan mengatakannya. Maka segalanya akan selesai dan tersedia.

"Anda ingin saya mengganti susu yang lain?" Tawar bu Karmila denagn begitu baiknya, yang semua itu semakin membuat Ceisya merasa tak enak hati.

"Emm," Ceisya menggeleng pelan. "Tidak perlu, Bu. Nanti saya akan memintanya kalau sudah benar-benar ingin."

"Tapi Pak Sakala selalu mengingatkan saya untuk selalu memberikan anda susu di waktu yang tepat agar kandungan anda tetap sehat. Jika anda mau, saya memiliki beberapa varian rasa. Saya bisa menggantinya sesuai keinginan anda."

Ceisya sedikit terkejut mendengar penjelasan bu Karmila. Tapi bukan tentang banyaknya varian rasa yang ditawarkan wanita itu. Melainkan penjelasan singkat bu Karmila tentang Sakala-yang baru diketahui oleh Ceisya. Semua itu, mendadak membuat Ceisya membayangkan aroma harum dari parfum pria itu. Juga bagaimana nyamannya dia ketika ia bisa mencium aroma itu. Mungkin nanti dia tidak akan mual lagi. Tidak pusing atau bahkan lemas seperti saat ini.

"Bagaimana, anda mau?" 

Ceisya masih belum bisa menguasai keterkejutannya. Jadi dia masih diam, menatap bu karmila lurus. Semua itu di salah artikan oleh bu Karmila, ia beranggapan jika istri majikannya itu setuju. Hingga tanpa kata, bu Karmila pun berbalik.

"Bu,.." Ceisya berseru cepat sebelum bu Karmila melangkah menjauh. "Saya akan meminun susu itu." Senyum bu Karmila mengembang hangat. "Tapi sebelum itu, bisakah anda membantu saya?"

Suami Pengganti (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang