Ceisya tidak bisa menghentikan senyum tipisnya saat ingatannya kembali mengingat pria yang sangat di rindukan. Setelah perpisahan mereka selama dua bulan, waktu yang cukup lama. Di mana pria itu tak bisa dia hubungi dalam kurun waktu selama itu. Pada akhirnya dia datang, menemui Ceisya dan mereka akan bertemu lagi. Setelah sekian lama. Yah, waktu itu terasa begitu lama meski hanya dua bulan lamanya.
Ada debar gugup, rindu bercampur perasaan gelisah yang sejak tadi dia rasakan. Semua bercampur aduk menjadi satu, hingga berkali-kali membuat Ceisya menyesap minuman di depannya guna mereda rasa gugupnya.
Hingga bunyi pintu terbuka, disusul tubuh tegap seseorang muncul dari sana. Ceisya segera bangkit, senyumnya mengembang begitu menemukan siapa pria itu. Di balik kaca mata yang sangat dia kenali, juga pakaian yang sangat dia hapal warna dan bentuknya. Dia semakin tak bisa menghentikan senyumnya.
Tapi tak lama keningnya mengernyit, samar saat menemukan wajah itu tertutup masker. Juga,... Tubuh tegap itu tampak, asing? Begitu pun tinggi tubuh itu, apa waktu dua bulan bisa merubah tinggi badan seseorang hingga setinggi itu?
Mengedarkan pandangannya ke seluruh tubuh pria itu, pandangan Ceisya jatuh pada sepatu. Sepatu itu dia kenal, sepatu hadiah darinya dihari ulang tahun pria itu tahun lalu. Begitu pandangannya mengedar, dia menemukan sebuah cincin di jari manis pria itu. Cincin pertunangan mereka.
Lalu seakan melupakan segala kegusarannya tadi, dia kembali tersenyum. Apalagi saat satu pemikiran tentang pria itu datang.
Dia datang. Kembali.
Senyum lega bercampur bahagia Ceisya kembali hadir, mengembang lebar. Tanpa ragu layaknya sebuah rindu sudah menggunung dalam dadanya. Dia bergerak mendekat, menubruk tubuh tegap itu begitu dia berdiri di depannya-tanpa memberikan kesempatan pada pria itu untuk membuka suara. Memeluknya erat, membenamkan wajahnya di dada pria itu. Mendengarkan debar jantung-yang sudah sangat dia kenali. Yang sudah sangat dia rindukan selama dua bulan ini.
Kedua matanya berkaca-kaca, menjauhkan wajahnya. Dia mendongak, menatap kedua mata yang terbingkai kaca mata itu. Namun, ada wajah tertegun. Tampak kaku dengan tubuh tersentak layaknya ada sesuatu yang menyengat dadanya.
Kedua bola mata ... Itu..? Ceisya tidak mengenalinya.
Segera, tubuhnya bergerak mundur. Nyaris punggungnya menubruk pinggir meja kalau saja tidak ada lengan yang menahan sikunya. Membuat gerakan tubuhnya terhenti namun kian terasa kaku.
Ada sentakan asing yang Ceisya berikan. Penolakan atas sentuhan pria itu. Pria yang sama sekali tidak dia kenali kedua bola matanya. Namun, saat dia menatap seluruh tubuh pria itu. Barang yang pria itu gunakan, juga semua yang melekat di tubuhnya. Ceisya mengenalinya. Semua barang yang sangat dia kenali. Barang yang sering dia lihat melekat di tubuh pria yang berstatus tunangannya.
"Jangan terkejut, aku akan menjelaskan semuanya."
Pandangannya kembali naik, menatap wajah yang-sangat dia kenali. Namun lebih pada versi tampan karna kulit pria itu tampak lebih pucat.
Tapi suara itu,... Juga benar-benar asing untuknya.
Tubuhnya semakin bergerak kaku, mundur dan menjaga jarak sejauh mungkin.
"Ceis?"
Lagi, langkahnya terhenti. Semakin tambah kaku saat pria itu memanggil namanya dengan panggilan-yang tak asing di pendengarannya. Hanya pria yang berstatus tunangannya yang memanggil namanya seperti itu. Hanya satu orang yang memanggil dia dengan sebutan Ceis. Yaitu tunangannya. Tapi ,... Bagaimana bisa? Bagaimana bisa pria yang memanggilnya itu jauh berbeda? Hanya dalam kurun waktu dua bulan, bagaimana bisa,...? Bagaimana bisa bentuk tubuh maupun suara berubah?

KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pengganti (SELESAI)
RomanceBagaimana jadinya jika pria yang menikah dengan Ceisya bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembar pria itu yang tak pernah ia ketahui keberadaannya? Mereka sama, namun jelas lambat-laun Ceisya tahu jika mereka berbeda. Hingga segalanya terungkap...