"Papa tidak habis pikir dengan apa yang kamu lakukan ini, Ceisya. Kamu sadar jika apa yang kamu lakukan ini benar-benar tindakan tercela?" Nafas Yusuf kian memburu, menatap putri-yang selama ini sangat ia percayai dengan kecewa bercampur marah. Semua itu kian membuat Ceisya menunduk. Sama sekali tidak berani menatap wajah ayahnya. Di mana kini terus menatapnya kecewa bercampur marah.
Bahkan di sepanjang perjalanan mereka tadi, ayahnya sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasannya. Dia terus diam tanpa mau mengatakan apa pun sampai Ceisya sendiri merasa lelah menjelaskan segalanya. Baru sampai rumahlah papanya itu meluapkan segalanya. Tampak marah dan murka.
"Apa kalian pikir pernikahan itu adalah sebuah permainan yang bisa di permainkan? Huh?"
Ceisya kian menunduk dalam, menyembunyikan wajahnya yang kian tampak mendung.
"Pa, sudahlah. Bukankah Ceisya sudah mengatakan jika semua ini hanya salah paham? Mereka tidak sengaja melakukan ini semua. Lagipula-"
"Aku tidak percaya dengan semua itu! Pria itu pasti yang memanfaatkan keadaan putri kita. Apalagi aku sudah mendengar jika sejak awal putri kita ini di bohongi dan sempat pergi. Pria itu pasti melakukan sesuatu dan mengancamnya."
Ceisya segera mengangkat wajahnya, menatap ayahnya terkejut bercampur penasaran.
"Kenapa, papa benerkan?" TanyaYusuf yang langsung membuat Ceisya menggeleng cepat.
"Pa, Ceisya bersama Sakala karena memang Ceisya mau. Bukan karena paksaan Sakala atau bahkan terpaksa. Ceisya sejak mengetahui siapa Sakala juga Ceisya mau hidup bersamanya."
"Ckk, omong kosong. Papa tahu bagaimana kamu, Ceisya. Dan apa kamu kira dengan membela pria pembohong itu bisa membuat papa memaafkannya dan membiarkanmu hidup bersamanya?"
"Pa, Ceisya mencintai dia."
"Lalu bagaimana dengan dia?!" Tanya Yusuf yang seketika membungkam Ceisya. Dia terdiam dengan mulut tertutup rapat.
"Apa dia mencintai kamu layaknya kamu mencintai dia?! Apa dia memiliki perasaan yang sama seperti kamu juga?"
"I-itu,.."
"Papa mengijinkan kamu menikah dengan Daru karena dia mencintai kamu dan berjanji akan membahagiakan kamu." Tekan Yusuf penuh geram.
"Tapi Ceisya bahagia bersama Sakala, Pa. Dia-"
"Apa kamu kira hubungan yang sejak awal di mulai dengan sebuah kebohongan bisa membuat kalian terus bahagia? Jangan bodoh, Ceisya. Jangan bersikap menjadi wanita murahan dan tidak memiliki harga diri. Papa bahkan membesarkanmu bukan untuk menjadi wanita murahan yang mau di bodohi oleh laki-laki."
Ceisya menunduk, menggigit bibir dalamnya kuat guna menahan ribuan rasa sesak yang mendadak menerjang dadanya. Kedua tanganya bahkan saling meremas dengan perasaan kian gelisah.
"Pa, sudahlah. Putri kita sedang hamil." Bujukan Halimah, istrinya membuat Yusuf kian menatap putrinya tajam.
"Papa tidak mau tahu, Ceisya. Mulai hari ini, jangan pernah berpikir untuk menemui pria itu apalagi sampai pergi bersamanya!" ucapan penuh penekanan, lengkap dengan suara penuh titah itu membuat Ceisya kembali mendongak. Dia menatap papanya itu dengan kedua mata berkaca dan berembun.
"Sudah cukup kamu membuat malu sampai seperti ini. Setelah ini, jika kamu masih berani menemuinya, jangan salahkan papa kalau setelah ini kamu akan melihat mayat papa terbujur di depanmu." Ceisya membekap mulutnya dengan kedua mata membola lebar, tidak menyangka jika papanya akan mengatakan hal semengerikan itu.
Bahkan saat mamanya membujuk papanya, meminta papanya itu untuk sadar dengan apa yang ia katakan-yang sama sekali tidak digubris. Ceisya merasa dadanya kian sakit dan nyeri. Kepalanya bahkan ikut berkunang dengan pikiran mulai penuh dan berisik. Karena nyatanya, kini bukan Sakala yang akan pergi meninggalkannya, melainkan dia yang akan meninggalkan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pengganti (SELESAI)
RomanceBagaimana jadinya jika pria yang menikah dengan Ceisya bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembar pria itu yang tak pernah ia ketahui keberadaannya? Mereka sama, namun jelas lambat-laun Ceisya tahu jika mereka berbeda. Hingga segalanya terungkap...