Ada rasa nyaman, hangat yang menjalar dalam dada Ceisya. Apalagi saat Sakala, pria yang akhir-akhir ini sering memancing emosinya. Terus mengikuti segala keinginannya.
Pria itu sama sekali tidak menolak, atau bahkan mengabaikan apa pun keinginannya.
Bahkan ketika Ceisya menginginkan sesuatu yang menurut pria itu tak baik untuk ibu hamil. Tidak sehat untuk dikonsumsi olehnya. Seketika diberikan pria itu ketika Ceisya mengatakan jika ia sangat menginginkannya. Tanpa pikir panjang pria itu langsung memberikannya padanya. Tanpa kata, tanpa debat.
Dengan wajah menahan senyum, Ceisya tidak bisa menutupi sedikit rasa senangnya.
Mereka tidak begitu dekat, seharusnya begitu. Namun akhir-akhir ini, pria di sampingnya itu selalu berusaha membuat nyaman dan aman.
Dia memang tak berbicara secara langsung, tak mengatakan secara gamblang. Namun, dari perhatian kecil-yang sering ia berikan, tanyakan pada Bu Karmila. Sudah cukup mampu membuat Ceisya merasa-ternyata pria di sampingnya tidak semenyebalkan itu. Tidak semenjengkelkan-seperti yang pernah ia pikirkan.
Sekarang Ceisya bahkan tidak ragu untuk bertanya banyak hal, meminta dan mengatakan apa keinginannya.
Bahkan disepanjang langkah mereka, yang berkeliling di pusat perbelanjaan yang buka dua puluh jam, Sakala tak melepaskan genggaman tangannya. Pria itu terus berjalan di sampingnya, menggenggam tangannya kuat dan erat. Seakan pria itu takut jika Ceisya Sesekali dia akan berhenti dan bertanya lewat tatapan matanya.
Lalu saat Ceisya menggeleng dan tidak menginginkannya, dia akan kembali meneruskan langkahnya. Kembali berjalan dengan kedua tangan saling bertautan.
Sampai selesai dengan kegiatan berburu cemilan-yang sedikit membuat mood Ceisya merasa lebih baik. Ceisya pura-pura memejamkan matanya begitu tiba di depan rumah Sakala. Jangan lupakan keinginan awalnya yang ingin tidur dengan memeluk pria itu. Karena percaya atau tidak, semakin Ceisya berada di dekat pria itu. Ceisya semakin menginginkan tidur dalam pelukan itu.
Jadi, satu-satunya cara untuk membuat keinginannya terkabul adalah pura-pura tidur dan berharap Sakala tidak akan membangunkannya.
"Ceis, kita sudah sampai." Ceisya semakin memejamkan matanya erat. Menahan nafas saat merasakan usapan lembut di punggung tangannya.
Ada debat kuat, detak menggila yang ia rasakan saat merasakan usapan itu kian terasa jelas.
Sakala tidak tahu jika dia pura-pura tidur, kan?
Mendadak, rasa takut jika kebohongan di ketahui Sakala membuat Ceisya tidak bisa menutupi kegugupannya.
"Ceisya?"
Suara Sakala sedikit lebih jelas, tak sepelan tadi yang layaknya berbisik. Setelahnya, usapan di punggung tangannya naik ke pipi. Berubah menjadi cubitan kecil hingga membuat Ceisya melenguh kecil. Pura-pura menepis tangan besar itu, yang terasa dingin dan lembut.
"Bangun, kita sudah sampai." Suara Sakala kembali terdengar. "Aku tahu kamu hanya pura-pura tidur, Ceisya."
Ceisya menggigit bibir dalamnya kuat, lalu menggeliat dan pura-pura terbangun dengan bibir menguap kecil.
"Ngantuk." Mungkin Ceisya terlalu banyak berharap pada pria tidak peka seperti Sakala, atau kebohongannya terlalu jelas? Tapi, Ceisya benar-benar ingin tidur memeluk pria di sampingnya.
"Ayo turun,.. kamu bisa langsung tidur di kamar."
Ceisya hanya menghela nafas, menurut saat Sakala bahkan lebih dulu turun dari mobil. Meninggalkannya yang kini mengusap perut ratanya. Sepertinya, keinginannya kali ini akan benar-benar gagal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pengganti (SELESAI)
Roman d'amourBagaimana jadinya jika pria yang menikah dengan Ceisya bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembar pria itu yang tak pernah ia ketahui keberadaannya? Mereka sama, namun jelas lambat-laun Ceisya tahu jika mereka berbeda. Hingga segalanya terungkap...