Miya Bersaudara

423 28 0
                                    

     Aku berhenti di depan pintu gym, ragu untuk masuk karena aku jarang sekali datang selain ketika pelajaran olahraga. Aku menghela nafas lalu berbalik dan berniat pergi ketika mendengar suara decitan sepatu yang mendekat.

     “Kau datang?”

      Aku tersenyum dan mengangguk. Sejak aku sibuk mempersiapkan ujian aku tidak pernah bicara dengannya. Dia, Atsumu terlihat lebih kalem dari biasanya. Mungkinkah dia sedang memikirkan sesuatu yang serius?

      “Bagaimana latihannya?”

      “Seperti biasa. Apa kau ak—“

      Atsumu berhenti bicara dan melihat ke belakangku, sehingga aku berbalik dan menemukan Osamu sedang berdiri dengan seorang perempuan yang tidak pernah kulihat sebelumnya. Apa dia pacar Osamu?

      Aku terkejut ketika Atsumu mendekati perempuan itu, menarik tangannya dengan lembut agar menjauh dari Osamu.

      “Apa kau disini untuk bertemu denganku?” tanya Atsumu.

      Perempuan itu mengangguk, “Aku ingin bicara dengan Atsumu. Aku bertemu dengan Miya-san di lorong dan akhirnya kami datang bersama.”

      “Kami akan bicara sebentar. Apa kau tidak apa-apa kalau kutinggal?” tanya Atsumu padaku.

      “Tentu. Aku akan masuk dan menyapa Kita-san dan yang lain. Bicaralah baik-baik.”

      Setelahnya, Atsumu dan perempuan tadi pergi. Aku tidak tahu apa yang akan mereka bicarakan tapi, dia bukan pacar Osamu. Terlihat perbedaan ketika dia memanggil Miya bersaudara dan melihat Atsumu yang posesif, aku yakin dia adalah perempuan yang pernah Atsumu bicarakan di telfon.

      Aku jadi ingat nada frustasinya ketika bicara. Menyenangkan, sayang sekali aku tidak bisa melihat wajahnya secara langsung saat itu.

     “Apa kau cemburu?”

     “Kenapa aku harus cemburu?” jawabku tanpa mengalihkan pandanganku dari Atsumu yang baru saja berbelok ke arah kanan dan tidak terlihat lagi. Semoga pembicaraan mereka berakhir baik.

     “Lalu, kenapa kau datang kemari?”

     “Kenapa kau peduli?”

     Aku tidak mengerti dengan Osamu. Setelah semua ketidakpeduliannya, kenapa dia mulai mendekat padaku, seolah tidak pernah melakukan hal buruk apapun. Menyebalkan.

     Aku menghela nafas dan menutup mataku untuk menenangkan diri. Namun, ketika membuka mata, aku melihat wajah Osamu yang begitu dekat. Untuk beberapa saat, aku mengingat bagaimana aku selalu menatapnya ketika membantu Kita-san di beberapa musim turnamen. Aku selalu merasa berdebar setiap salamku dibalas olehnya.

      “Aku penasaran.”

      Perkataan Osamu mengacaukan lamunanku. Aku menghela nafas dengan hati-hati.

      “Itu masalahmu. Sekarang mundur dan menjauh.”

      “Kenapa? Apa kau berdebar ketika dekat denganku?” ucap Osamu.

      “Bisakah kau berhenti membicarakannya?” Aku berusaha untuk tetap pada akal sehatku. “Aku sudah cukup menderita ketika kau mengatakan di depan semua orang bahwa aku adalah pengganggu dan berada di tim hanya untuk bersenang-senang. Aku hanya membantu kalian atas permintaan Kita-san."

       “Apa kau bahkan peduli ketika aku bertanya ‘apa kau punya pacar’?” aku melihat Osamu serius. “Aku hanya bertanya, tapi kau bisa menebak bagaimana perasaanku dan mengolok-olokku sampai akhir? Apa kau punya perasaan?”

      Osamu terkejut, tapi aku tidak peduli. Aku mengurungkan niatku untuk menyapa Kita-san, karena tidak ingin berlama-lama di sekitar Osamu. Dia telah bersikap menyebalkan dan tidak melihatku dengan sopan. Dasar ber**gs*k.

Haikyuu RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang