Hinata Shouyou

3.3K 294 14
                                    

Aku melihat langit sore yang indah dari balkon kamarku. Warna langit sore mengingatkanku kepada rambut Shouyou. Hinata Shouyou, sahabatku. Sejak kecil kami selalu bersekolah di sekolah yang sama, meskipun kelas kami yang berbeda. Mungkin karena hal itu, kami selalu akur.

Shouyou selalu menjemputku untuk berangkat dan pulang bersama sejak dulu. Jadi sudah menjadi kebiasaan sampai kami SMA. Ketika dia mulai aktif dalam klub bola voli, dia selalu mengajakku untuk melihat latihannya. Shouyou juga mengenalkanku kepada anggota klub yang lain, dan aku bersyukur karena semuanya ramah padaku.

“Hitoka-chan.” Panggilku kepada manager bola voli yang masih satu tingkat denganku.

“Oh. Hai, menunggu Hinata-kun?”
Aku mengangguk mengiyakan pertanyaan Hitoka-chan dan duduk di sampingnya, sambil melihat tim yang sedang berlatih.

Mereka semua terlihat lebih bersemangat hari ini. Apa mungkin karena sebentar lagi turnamen akan dimulai? Biasanya Shouyou-kun yang terlalu bersemangat, tapi hari ini, mereka semua sama bersemangatnya seperti Shouyou.

Aku melambaikan tanganku ketika melihat Shouyou melambaikan tangannya sebentar kemudian fokus kembali kepada latihan mereka.

“Kalian dekat sekali ya?”

Aku menoleh kearah Hitoka-chan lalu mengangguk, “Kami sudah berteman sejak kecil, ditambah lagi kami bersekolah di sekolah yang sama. Berangkat dan pulang sekolah bersama, seperti itulah.” Aku tersenyum mengingat semua kebersamaanku dan Shouyou selama 10 tahun ini.

“Aku jadi iri. Aku tidak punya teman laki-laki seperti itu. Apalagi jika seperti Hinata-kun.”

Aku cukup terkejut dengan perkataan Hitoka-chan. Aku yakin istilah teman laki-laki yang baru saja dikatakan olehnya sangat berbeda dengan yang ada di pikiranku.

“Hubunganku dan Shouyou-kun tidak seperti yang kau pikirkan Hitoka-chan?”

“Benarkah?”

Aku mengangguk membenarkan perkataanku. Yang dimaksudkan oleh Hitoka-chan pasti pacar, sedangkan yang kumaksudkan adalah sahabat.

Aku dan Hinata-kun adalah sahabat baik. Dia tidak mungkin menyukaiku lebih dari itu. Aku mengenal Hinata-kun dekat, dan selama itu dia tidak pernah sekalipun memperlihatkan tanda bahwa dia menyukaiku.

“Sayang sekali. Padahal menurutku, kalian sangat cocok.” Hitoka-chan memperhatikan lapangan sambil sesekali menulis sesuatu, mungkin itu jurnal latihan mereka.“Hinata-kun adalah teman yang ramah dan berisik. Dia juga baik pada semua orang, tapi dia seolah menjadi orang yang berbeda ketika bersamamu.”

“Benarkah?Aku tidak merasa berbeda kok.”

“Tidak peka sekali. Biar kuberitahu  jika Hinata-kun ada di dekatmu, dia tidak pernah mengalihkan perhatiannya pada hal lain. Cara dia menatapmu juga berbeda. Aku bisa tahu itu, Hinata-kun menyukaimu.” Ucap Hitoka-chan, kemudian meninggalkanku yang masih bingung.

Yang dikatakan Hitoka-chan benar. Shouyou selalu mendengarkanku ketika kami sedang bicara berdua. Dia juga selalu menanyakan pendapatku tentang banyak hal. Tapi aku tidak menyangka jika Shouyou memiliki perasaaan suka padaku.

Tidak, itu bisa saja hanya pendapat Hitoka-chan saja. Kenapa aku harus bingung dan terlewat memikirkannya?

Aku menghela nafas lalu terkejut ketika merasakan ada benda dingin yang menempel di pipiku. Ketika aku menoleh aku melihat Shouyou yang sedang memegang minuman dingin.

“Apa yang kau pikirkan sampai tidak sadar kalau aku ada di sampingmu?”

“Bu-bukan apa-apa.” Aku membenarkan posisi dudukku. “Apa latihannya sudah selesai?”
Hinata mengangguk setelah meminum minumannya.

“Kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Kenapa kau tidak tahu kalau aku sudah disini?”

Aku menutup kembali botol minuman yang tidak jadi kuminum lalu menggenggamnya erat. Shouyou, apa kau menyukaiku?”

Aku akhirnya menanyakan hal yang menggangguku sedari tadi, dan langsung menyesal ketika aku melihat ekspresi wajah Shouyou yang terkejut dengan perkataanku. Aku meruntukki diriku yang selalu mengatakan semua hal yang ada di pikiranku secara tiba-tiba. Seharusnya aku tidak menanyakan hal itu pada Shouyou. Bodoh sekali.

“Ke-kenapa kau me-menanyakan hal i-i-itu tiba-tiba?”

“Aku hanya ingin tahu, karena Hitoka-chan bilang kalau kau menyukaiku. Tapi sudahlah, anggap saja aku tidak pernah menanyakannya.” Aku tersenyum, kemudian mengajaknya pulang

Biasanya aku menggandeng tangan Shouyou, tapi karena tiba-tiba suasana diantara kami menjadi canggung, aku hanya berdiri dari dudukku dan menunggunya berdiri.

“Kenapa masih duduk?”

Aku melihat Hinata yang masih duduk dengan tangan yang terulur padaku. Aku menghela nafas lalu memegang tangannya bermaksud membantunya berdiri, namun Shouyou menarikku hingga aku jatuh terduduk di pangkuannya.

Aku baru saja akan protes ketika aku merasa tangan Shouyou melingkar di pundakku. Dia memelukku.

“Aku terkejut sekali. Tapi yang dikatakan Hitoka-chan benar. Aku menyukaimu. Aku tidak tahu kalau kau akan mengetahui ini dari orang lain seperti ini. Maafkan aku, seharusnya aku yang mengatakan hal ini padamu.”

Aku terkejut dan juga bingung. Aku tidak bisa mengatakan apapun walaupun kenyataannya aku ingin menanyakan banyak hal padanya. Siapa sangka ucapan Hitoka-chan benar, dan kenapa aku tidak menyadari perasaan Shouyou dengan cepat?

“Kenapa diam saja? Katakanlah sesuatu, kau membuatku semakin gugup.”

Aku terhentak ketika merasakan detak jantung Shouyou yang cepat kemudian aku melepas pelukan Shouyou, “Jadi kau benar-benar menyukaiku?” tanyaku lagi.

Aku tahu yang kutanyakan adalah hal yang tidak perlu, tapi aku harus memastikan hal ini. Aku benar-benar tidak ingin hubungan yang sudah terjalin sangat baik ini berakhir saat salah satu diantara kami saling menyakiti.

“Tentu saja.”

Shouyou, langsung menjawab pertanyaanku tanpa ragu. Hal itu membuatku sedikit iri. Dia selalu tahu apa yang ingin dia lakukan, walaupun harus mendengar pendapatku lebih dahulu. Sedangkan aku, seringkali ragu.

“Kau ini bagaimana? Bukankah tadi kau yang tiba-tiba bertanya tentang perasaanku? Tapi, sekarang kau malah diam. Kalau jadinya akan seperti ini, sebaiknya aku bilang kalau aku tidak menyukaimu.”

“Kenapa?”

Aku menoleh kearah Hinata karena aku merasa seperti dipermainkan. Beberapa menit yang lalu dia mengatakan kalau dia menyukaiku, tapi sekarang kenapa dia seperti menyesal karena telah mengatakannya?

“Aku tidak ingin melihatmu memasang ekspresi kalau di dunia ini hanya ada dua pilihan. Setuju atau tidak. Aku tidak menyukainya. Kau begitu serius memikirkan jawaban untukku, agar hubungan kita baik-baik saja, kan?”

Aku tidak menjawab, “Aku akan baik-baik saja dengan jawaban apapun. Jadi kau bisa jawab apapun yang sedang ada dipikiranmu saat ini.”

“Aku tidak yakin. Beberapa menit yang lalu sebelum kau datang aku masih yakin kalau aku hanya menganggapmu sebagai sahabatku, tapi setelah mendengarmu mengatakan kalau kau menyukaiku lalu berkata seharusnya kau tidak perlu mengatakannya membuatku kecewa.”

Aku menundukkan kepalaku karena tidak berani melihat Hinata yang sedang memperhatikanku.
Aku merasakan tanganku dipegang dengan erat oleh Shouyou.

“Kalau begitu jangan menjawab perasaanku sampai kau yakin. Untuk sekarang tetaplah seperti biasa dan biarkan aku, menunjukkan perasaanku."

Aku malu jadi aku tidak menjawab perkataan Shouyou dan kami pulang sambil berpegangan tangan.

Haikyuu RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang