ASING
Happy Reading
.
.🎶 EMELINE - Cinderella's Dead
Geya baru saja selesai membersihkan diri di kamar mandi ruang ganti kolam renang milik sekolah. Memilih mengenakan seragam baru yang dibelinya di koperasi sebelum menuju kolam karena terlanjur jijik. Mulutnya pun tidak berhenti mengucap sumpah serapah sedang tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk.
Dia mati-matian menahan amarah usai kejadian di gudang beberapa menit lalu. Geya masih tidak bisa berkata apa-apa melihat perubahan Vishaka yang sekarang.
"Dasar cowok tolol!"
"Gak ada otak!"
"Anak setan!"
Geya melempar handuk ke lantai saking kesalnya, menopang badan pada wastafel dengan kedua tangannya sambil mengambil napas dalam-dalam. Bel masuk berbunyi 15 menit lalu, sudah terlalu telat untuk masuk kelas sekarang. Bukankah lebih baik bolos saja?
"Mending gue berjemur di kolam aja ga sih? Mumpung sepi," ucap Geya beranjak keluar dari ruang ganti setelah menaruh handuk di keranjang. Kaki jenjangnya melangkah mendekati kolam namun terhenti ketika sebuah ingatan tiba-tiba muncul di kepalanya.
"Aw! shhh.." Geya berusaha membuka matanya namun serpihan adegan yang sama terus muncul dan membuat kepalanya semakin berdenyut nyeri, "Tf!?"
Tubuhnya hampir tumbang sebelum sebuah tangan menahan pinggangnya dan menariknya menjauh dari kolam. Orang itu juga membantu Geya duduk di bangku panjang lalu melirik ke arah beberapa rekannya yang juga berada di sana.
"Kalian lanjut aja patrolinya, dia biar gue urus."
"Siap bos!"
Geya mencengkram rambutnya. Adegan itu, adegan yang menunjukkan sang pemilik tubuh berlutut dikaki seseorang sambil berurai air mata yang disaksikan oleh si kembar terus mengulang berputar di kepalanya. Geya tidak tahu apa masalahnya, namun melihat pemilik tubuh begitu putus asa dia tahu itu pertanda buruk.
"Mau gue antar ke Uks?" Suara bariton itu kembali terdengar.
"Eng.. gak! Ga usah." Tak lama ia membuka mata, mendapati seorang cowok berban khusus Ketua Osis di lengan seragam kiri tengah berjongkok di depannya bersama beberapa rekannya yang juga merupakan bagian dari Osis.
Mampus! Baru berniat bolos malah terangkap duluan oleh budak sekolah. Sepertinya hari ini benar-benar sial untuk Geya.
"Kepala lo udah gak sakit?" tanya sang Ketua Osis.
"Enggak. Makasih, udah nolongin gue," jawab Geya melirik name tag cowok itu. Maes I. Bianthara
"It's ok. Tapi kalo emang masih sakit lo bilang aja, biar gua antar ke Uks," kata cowok itu berdiri dari posisinya.
"Gak perlu. Gue baik-baik aja sekarang," jawabnya sambil mengusap keningnya yang sedikit berkeringat akibat kejadian barusan.
"Oke kalo gitu. Tapi kenapa lo ada di sini bukannya di kelas? Bolos?" tanya Maes mulai menaruh curiga padanya.
"Gue gak bolos."
"Terus?" tanyanya sambil bersedekap dada. Sudah tertangkap basah masih saja menyangkal. Konyol sekali pikirnya.
"Habis mandi."
"Hah?" Kening Maes mengerut.
Geya mengangguk cepat, "Gue habis mandi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi | Asing
Teen FictionAlluna Deolinda, di ultahnya yang ke-17 tahun justru mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Dia bertansmigrasi ke tubuh Ayuna Geya Ranawijaya yang memiliki orang tua super sibuk, 3 abang yang tidak pernah menganggap dirinya, serta sepupu ppb...