ASING
Happy Reading
.
.🎶 One Of The Girls - The Weeknd, JENNIE & Lily-Rose Depp
Geya berjalan sambil meregangkan badannya. Pagi secerah ini sayang sekali jika dilewatkan. Dia mengulur tangan pada Bi Ratih di belakangnya, "Kacamata, Bi."
Gadis itu melepas bathrobe abunya hingga menampakkan bagian tubuh yang terbalut bikini hitam. Bi Ratih melotot horor sambil menahan napas. Perasaannya langsung was-was melihat penampilan nonanya.
Geya meraih ponsel dan membuka kameranya, mulai berpose dengan berbagai angle. Geya juga meminta Bi Ratih memotret dirinya full body untuk hasil yang lebih bagus. Lagi-lagi Bi Ratih dibuat syok melihat pose-pose seksi Geya. Jarinya sampai bergetar memencet tombol merah. Mata Bi Ratih tidak berhenti melirik panik ke arah pintu takut-takut para tuan muda pulang.
Sementara Geya tersenyum puas melihat hasil foto-fotonya. Dia sudah membuat akun-akun media sosial baru, tinggal memilih foto terbaik lalu mempostingnya.
"Mau mi*lo dingin, pisang, sama cemilan yang manis-manis ya, Bi."
"Cookies semalam mau, non?"
Geya membaringkan menggeleng, "Gak. Aku mau cupcake, or cake, or something like that lah pokoknya."
"O-oke non. Bentar ya bibi siapin dulu di dapur," ucap Bi Ratih yang kemudian dijawab jempol Geya.
Bi Ratih masuk ke dalam meninggalkan Geya yang masih sibuk memilih foto. Setelah memposting, dia menyimpan kembali ponselnya dan membaringkan tubuhnya di salah satu lounger chair untuk berjemur sebentar.
Geya bersenandung pelan menikmati terik matahari pagi itu. Rasanya seperti sedang bernostalgia. Sudah lama dia tidak berjemur seperti ini. Dulu sewaktu menjadi Alluna, dia tinggal di kota yang memiliki banyak pemandangan laut yang indah. Tidak ada gedung tinggi, hanya ada laut dan pohon kelapa. Rumah ibunya pun berada di pesisir pantai. Berjemur dan selancar sudah seperti makananya dulu.
Berbeda dengan sekarang. Geya tinggal di tengah-tengah kota metropolitan. Tinggal di kediaman besar nan luas yang dikelilingi tembok tinggi bagai penjara yang menjeratnya. Dikelilingi gedung pencakar langit dan polusi. Kebebasannya dulu tidak bisa dia dapatkan di tubuh ini.
"Non, ini ya."
"Okey, makasii."
Setelah minum sedikit Geya berbaring lagi. Kedua tangannya terangkat menumpu belakang kepalanya, membuat bukit kembarnya lebih mencuat. Bi Ratih sudah tidak bisa lagi bernapas dengan tenang. Apalagi dia dengar gerbang utama baru saja dibuka. Entah itu nyonya atau tuannya yang datang.
"Non nanti kulitnya item, lho. Udahan aja yuk."
"Ck. Item dikit gak ngaruh, Bi. Lagian aku tuh cuma mau nyantai. Bibi tahu sendiri kemarin-kemarin aku gak ada istirahat."
Beberapa hari ini Geya memang sibuk bersama Malinka dan Ningrum mempersiapkan acara ulang tahunnya. Mulai dari fitting baju sampai hal-hal perawatan diri, semuanya tanpa terlewat.
Kediaman akhir-akhir ini juga berubah ramai dengan adanya Darius. Galaxy dan si kembar jadi jarang keluar karena kehadiran orang tua mereka. Makan pagi dan malam Geya pun tidak sesepi biasanya yang hanya ditemani Bi Ratih dan rekan-rekannya.
Namun Geya cukup risih duduk bersama ketiga abang pemilik tubuh. Semenjak mimpi aneh itu, Geya jadi lebih peka dengan tatapan dan perlakuan mereka padanya. Jelas itu bukan sikap yang ditujukan seorang kakak kepada adiknya. Meski diluar mereka tampak membenci pemilik tubuh sekali pun, namun tatapan itu sangat aneh dan benar-benar mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi | Asing
Teen FictionAlluna Deolinda, di ultahnya yang ke-17 tahun justru mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya. Dia bertansmigrasi ke tubuh Ayuna Geya Ranawijaya yang memiliki orang tua super sibuk, 3 abang yang tidak pernah menganggap dirinya, serta sepupu ppb...