18. Untouchable

8.1K 703 112
                                    

ASING

Happy Reading
.
.

🎶 Sabrina Carpenter - Espresso

Geya dengan cepat menghindar ketika Langit nyarih meraih lengannya. Suasana di meja itu seketika berubah menjadi tegang. Terlebih ketika Sagara melangkah maju menyembunyikan Geya dengan tubuh jakungnya. Kedua cowok itu saling melempar pandangan tajam satu sama lain.

Geya sendiri masih mencerna situasi yang sedang terjadi saat ini. Matanya bergulir menatap Galaxy yang  menatapnya lurus penuh intimidasi.

Mendengus dalam hati. Apa-apaan abang Geya ini. Mereka seperti sedang menahan marah. Tapi kenapa? Tidak mungkin cuma perkara dirinya yang bercanda dengan Sammuel 'kan? Omong kosong!

"Lo cari mati?"

Sagara mengulas senyum miring, "Geya gak mau. Jangan dipaksa."

"Bukan urusan lo!" balas Langit menahan diri agar tidak kelepasan menonjok Sagara. Setidaknya tidak di sini, "Sini Geya!"

"Mending lo ikut aja deh. Jangan bikin ribet," tegur Elvina ketus namun tentu saja diabaikan Geya. Cih, sok ikut campur!

Sammuel yang sedari tadi diam pun menghela napas. Dia pun bangkit dari posisinya dan berdiri di antara Langit dan Sagara, mencegah kalau-kalau kedua cowok itu tiba-tiba berkelahi.

"Lo berdua berhenti sebelum gue pukul." Sammuel beralih menatap jengah pada Galaxy, "Lo juga Gal, gue udah bilang stop maksain kehendak lo 'kan?"

"Dan gue udah berulang kali ingetin buat stop ikut campur," balas Galaxy dingin.

Geya mengerutkan kening bingung. Kata-kata Sammuel terdengar janggal. Balasan Galaxy pun terkesan seolah dirinya sudah sering dihadapkan dengan situasi serupa.

Maksudnya, apa tujuannya?

Dalam ingatannya yang samar, Galaxy maupun si kembar tidak suka dengan pemilik tubuh. Interaksi mereka hanya seputar larangan, peraturan, dan larangan lagi. Kalau dilihat dari kacamata Alluna, ketiga cowok itu membatasi Geya lebih banyak dibanding orang tua mereka.

"Lo mau ikut gue atau mereka?" tanya Sagara menarik Geya dari lamunannya.

Geya melirik sekilas ke arah Galaxy dan si kembar sebelum menjawab, "Lo."

Sagara langsung membawa Geya menjauh dari sana diikuti Vishaka yang memang ingin ikut sedari tadi. Sejujurnya dia cukup bosan dengan drama abang-abang Geya yang tiada habisnya. Dari dulu selalu begitu.

"See? You have lost all control over her," kata Sammuel sambil berkacak pinggang.

Galaxy menggeram sebelum berlalu pergi bersama kedua adiknya.

"Bang?"

Lalita hendak ikut namun Sammuel menghalanginya. Mereka yang tersisa memilih duduk kembali. Acara terus berlanjut pada sambutan dari pemilik acara sampai tiba saatnya di puncak acara, dimana bintang malam ini muncul dan diperkenalkan secara resmi.

"Perkenalkan putra kami, Alzean Rai Wirdhana. Pewaris tunggal WD Corp di masa yang akan datang. Kami harap tuan dan nyonya sekalian dapat menyambutnya dengan baik."

Transmigrasi | Asing Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang