Setelah pertempuran sengit dengan kakak beda ibu, beda darah, beda segalanya itu. Hana sudah tampak tenang, walaupun bibirnya terus mencebik kesal.
Baru saja emosinya akan mereda, namun Suaminya masih belum tampak setelah menerima panggilan suara dari seseorang, entah itu siapa.
Tidak berapa lama, Mario terlihat melangkahkan kaki mendekati gadis yang tengah bersandar di kepala ranjang besar mereka.
Mario duduk di tepi ranjang, mendekatkan wajahnya, lalu menempelkan bibirnya pada kening Hana cukup lama. Ia tahu kalau Hana masih terbawa suasana pertemuan tidak mengenakan dengan Stecy, ditambah tadi Stecy sengaja mengekori mereka ke apartemen, memaksa untuk masuk namun karena Hana sangat ganas, gadis kesayangan Mario ini kembali menjambak dan hampir saja mencakar wajah Stecy.
Usapan lembut mulai terasa di pipi chubby Hana, ada rasa nyaman di setiap sentuhan lembut Suaminya.
"Stecy itu kakak kamu, sayang."
Mario mengucapkan kalimat itu teramat berhati-hati, bahkan suaranya terdengar rendah.
Hana mendesis kesal, entah kenapa mendengar kalau Stecy itu adalah kakak nya, darahnya seakan berdesir hingga ke ubun-ubun.
"Kata siapa dia Kakak Hana?!"
Jika Hana sudah menaikkan intonasi suara nya, Mario hanya menjadi pendengar. Hana adalah sosok yang teguh akan pendirian, jika sudah tidak suka maka akan terus tertanam dalam otak nya untuk menolak orang tersebut. Sama halnya ketika Mario membuat Hana salah paham sebelum hubungan mereka resmi menjadi sepasang kekasih dulu, atau disaat terjadi hubungan dingin antara Mario dan ibu kandung Hana karena perbuatannya waktu itu. Hana akan cenderung mementingkan ego nya daripada penjelasan orang lain.
Mario merentangkan kedua tangan, kembali memberikan kehangatan untuk Istrinya.
Terdengar helaan nafas yang mulai teratur, menandakan kemarahan Hana sudah mereda. Walaupun begitu Mario tidak ingin mengatakan kalau yang menghubungi nya tadi adalah Ayah mertuanya, Bertrand Russell Ayah dari Istrinya mengingat Hana masih canggung dengan Pria itu.
"Susu nya belum diminum?" ucap Mario, ketika mendapati kalau susu yang lima belas menit lalu diseduh nya belum disentuh sama sekali oleh Hana.
Hana menggeleng lemah, terlihat sekali ia kelelahan setelah hari yang panjang.
Setelah meneguk hingga tandas susu yang sudah diseduh oleh Mario, kini Hana berada dalam pelukan Suaminya, menyamankan tubuhnya dengan menerima usapan lembut di punggungnya.
Mario terdengar sedikit bersenandung, walaupun suaranya terdengar samar.
Tidak lama Hana mulai terlelap, Mario yang menyadari hal itu perlahan menatap wajah polos Hana yang begitu damai.
Senyum Mario terukir tulus, lalu satu kecupan kembali disematkan di puncak kepala gadis ini.
"Istriku pasti kelelahan sekali," gumam Mario, sembari mengingat kembali kejadian beberapa jam lalu dimana Hana terlihat seperti singa betina menjambak rambut Stecy.
Suara kekehannya terdengar pelan, Hana benar-benar memberikan warna bak pelangi di hidup nya.
"I love you." Lalu mengecup bibir Hana lama.
*
*
Seperti melupakan kemarahannya yang kemarin, pagi ini Hana tampak terburu-buru mengunyah roti selai strawberry serta susu strawberry yang disiapkan Suaminya pagi-pagi sekali.
"Pelan-pelan, sayang." Sembari mengusap bibir Hana yang terdapat lelehan susu, Mario tidak melunturkan senyuman nya.
Hana mendongakkan kepala, tampak menggemaskan dengan pipi tembam nya yang masih sibuk mengunyah roti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oh, Hana again !!
Lãng mạnSelamat datang di karya kedua ku di Wattpad 🥰❤️ Buku-1 Hana ada di aplikasi Fizzo dengan judul "Oh, Hana!!" Untuk membaca sekuelnya, aku saranin kalian baca dulu buku-1 nya ketik saja nama aku di Fizzo : Nellamuni. Di sana ada empat karya ku yang...