Chapter 11 : Nikah ya?

23 3 2
                                    

Seperti ada batu besar menimpa tubuhnya. Mario memutuskan untuk membuka perlahan kedua kelopak mata nya yang masih begitu malas untuk terangkat.

Ada sosok cantik yang tengah menunjukkan deretan gigi-gigi putih nya yang tersusun rapi, ada dua bola mata besar dengan iris cokelat menatap penuh cinta, juga ada dua pipi berisi yang sengaja diusap-usap kan di pipi laki-laki ini.

Benar sekali sosok manja yang ada di atas tubuh Mario adalah Sahana Putri yang sejak semalam sudah di kungkung dengan selimut tebal agar tidak lepas dari lilitan nya.

"Selamat pagi bapak sayang," gumam si gadis cantik.

Tubuhnya yang ramping menekan dari atas tubuh kokoh laki-laki berusia 28 tahun di bawah nya.

Mario hanya bisa diam, tidak bisa bergerak sesuka hati. Kini tubuh mereka begitu intim, jika salah langkah maka pagi ini sudah bisa dipastikan mereka akan diseret ke KUA untuk melakukan ijab Kabul karena sudah melampaui batas.

"Hana mimpi kita lagi reproduksi, bapak buat Hana kesakitan."

"Tapi Hana hanya pasrah."

"Lalu bapak cium-cium Hana waktu Hana lagi nangis."

Begitulah curhatan si gadis cantik ini tentang mimpi dewasa nya, apa bisa di sebut sebagai mimpi basah. Entahlah, Mario bingung tidak mengerti.

Kepala gadis ini mendongak, dua bola matanya yang besar menangkap begitu lantang pada dua netra milik Mario.

"Semalam kenapa tidak jadi reproduksi pak?" tanyanya polos.

Helaan nafas Mario mengisyaratkan sudah lelah dengan pertanyaan ini. Ia memutuskan untuk bangkit sembari memeluk tubuh gadis kesayangan nya, kali ini akan memberikan pengertian dengan jelas mengenai satu kata 'Reproduksi' yang tidak berhenti disebutkan oleh Hana sejak mereka memiliki ikatan resmi sebagai tunangan.

Wajah polos itu tampak jelas baru bangun tidur, bahkan bekas liur nya saja yang sudah mengering masih menempel di pipi tembam Hana.

"Sayang dengarkan aku," ucap Mario, sembari memegangi dua pundak Hana dengan dua telapak tangan nya. Kepala gadis ini pun mengangguk.

Mario memperbaiki posisi tubuh mereka, kini Hana ada di atas pangkuan nya, menopang kepalanya pada pundak kiri pujaan hatinya.

Mario mengusap lembut surai hitam panjang Hana, lalu kecupan lembut tersemat di puncak kepala nya.

"Hana benar-benar ingin melakukan nya?" Dibalas anggukan oleh Hana.

"Baiklah dengarkan aku," ucap Mario.

"Reproduksi itu adalah proses pembuahan sel telur yang diberikan oleh laki-laki kepada wanita melalui hubungan badan."

"Metode yang digunakan adalah dengan memasukan alat vital laki-laki ke dalam alat vital perempuan."

Mario berbicara sembari menatap ekspresi wajah Hana. Gadis ini tampak tenang mendengar penjelasan dari Mario.

"Hana tahu pak," jawabnya.

Kepala Mario mengangguk.

"Memang terdengar mudah dalam teori nya tapi tidak dengan praktek." Mario berusaha menjelaskan dengan kalimat yang mudah dimengerti.

Kepala Hana mendongak, dua bola matanya menatap lekat-lekat wajah sang kekasih. Mario membalas dengan seulas senyum hangat, lalu memberikan kecupan singkat di bibir gadis ini.

"Ukuran alat vital seorang laki-laki itu berbeda-beda, hingga bisa membuat di wanita kesakitan selama melakukan reproduksi."

Hana seketika meringis membayangkan milik pak Mario masuk ke dalam miliknya yang masih polos dan cantik.

Oh, Hana again !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang