Chapter 7 : Gelisah, Galau, Merana

45 6 10
                                    

Malam Minggu sudah usai, saatnya Hana beserta seluruh mahasiswa memulai perkuliahan di semester pertama bagi yang baru masuk, serta semester lanjutan bagi mahasiswa lama.

Gadis ini tampak bersemangat masuk ke dalam kelas, karena mengingat apa yang dikatakan pak Mario setelah mereka menikmati malam minggu yang romantis Sabtu lalu.

"Belajar yang rajin ya sayang? kalau Hana cepat lulus kita akan cepat menikah."

Hana sangat bahagia mendengar kalimat itu, tapi juga takut saat mengingat ciuman mereka yang cukup lama di mobil. Karena itu Hana berhenti berbicara masalah reproduksi, beralih membahas mengenai Tuxedo bertopeng dua malam terakhir.

Semua mahasiswa masuk ke dalam kelas yang akan menerima pelajaran pertama mereka. Hana duduk di depan, itu juga kata pak Mario.

"Duduknya di depan ya sayang, kalau di belakang nanti mata Hana rusak."

Semua kalimat dari pujaan hatinya akan selalu ia ingat, bahkan hingga ke tanda titik serta koma nya.

Berpenampilan kasual seperti biasa dengan kemeja berwarna kuning longgar. Sebenarnya. Hana ingin pakai kaos over size Sailor moon tapi di kampus tidak boleh memakai yang tidak berkerah, serta dipadankan dengan celana jeans hitam. Hana tampak cantik dengan rambut dibiarkan tergerai, bukan karena Hana ingin digerai tapi tadi hampir saja terlambat bangun, beruntung suara pak Mario yang menghubunginya melalui panggilan suara mampu membuat kedua bola matanya terbuka lebar.

"Gadis itu yang buat ketua BEM kita malu," sayup bisik-bisik mahasiswa perempuan di ruangan ini saat melihat ke arah Hana.

"Iya dia itu gadis Gorilla!" celetuk gadis yang pernah beradu urat dengan Hana waktu sedang mengantre pada barisan pendaftaran masuk asrama.

"Aku heran mau saja oppa Korea sama gadis ajaib itu," gumamnya sekali lagi.

"Oppa korea?" tanya gadis yang duduk di sisi kanan nya.

"Pacar! Gadis ajaib itu sudah punya pacar. Dan kamu harus tahu satu hal.." ucapnya berjeda.

"Pacarnya ganteng sekali!" celetuknya.

Dunia pergosipan dua insan dengan jenis kelamin sejenis itu tidak penting, lebih penting melihat Hana yang penuh semangat mengeluarkan seluruh buku serta alat tulis nya dari dalam tas.

Tampak dosen sudah berada di dalam ruang kelas berkapasitas seratus mahasiswa ini, dengan tempat duduk tertata berdasarkan tingkat maka seluruhnya dapat melihat jelas ke depan walaupun duduk di belakang.

"Saya mendapatkan informasi kalau di sini ada peraih nilai ujian nasional tertinggi serta ujian masuk perguruan tinggi se-Indonesia terbaik."

Semua orang tidak tahu, sebenarnya bukan tidak tahu cuma malas saja untuk tahu sosok yang lebih unggul dari mereka.

"Sahana Putri," panggil dosen laki-laki itu.

Hana dengan cepat menjulurkan tangan kanannya ke atas, "Saya pak!'

Semua orang terbengong. Tidak percaya, juga tidak berharap untuk percaya. Seorang gadis yang sudah membuat kegaduhan selama satu minggu saat Ospek ternyata murid terbaik se-Indonesia juga akan menjadi mahasiswa terbaik se Indonesia.

Hening, begitulah suasana sekarang. Hanya mulut Hana yang meracau bagai induk bebek di depan sana.

Gadis cantik itu tengah membakar semangat para mahasiswa di dalam kelas, tapi bukannya terbakar tapi malah melempem.

"Aku tidak percaya, pasti tim seleksi nasional matanya rabun," gumam si gadis, calon musuh Hana di masa depan.

"Milikilah prinsip seperti Sailor moon, dengan kekuatan bulan aku akan menghukummu!" ujarnya seperti seorang patriot.

Oh, Hana again !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang