Chapter 18 : Tamu Makan malam (?)

46 4 6
                                    

Sudah tiga hari Hana mogok membalas pesan pak Mario, alasan nya karena tunangan nya itu tampak biasa saja saat ia protes dengan mengatakan om Bertrand ingin memeluk nya. Tentu saja gadis berkulit putih ini berpikiran yang bukan-bukan, bahkan ia berspekulasi kalau pak Mario ada main sama Stecy.

Tapi semua kegelisahan nya tertutupi sementara waktu saat mendengar penjelasan mengenai materi sel dan genetika yang cukup rumit bagi seorang mahasiswa tahun pertama.

"Kelas hari ini akan membahas mengenai struktur maerial genetic, yaitu berupa RNA, DNA dan kode genetic," ujar dosen yang juga berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit swasta itu.

Hana memperhatikan setiap penjelasan pada layar monitor di depan ruang kelas yang menampilkan video materi yang tengah dibahas, sembari menganalisa nya.

Para mahasiswa kedokteran di dalam ruangan memperhatikan begitu fokus, hingga hanya terdengar suara berat dari sosok yang sedang memberikan ilmu kepada mereka.

"Baiklah tugas kalian adalah memberikan analisa pada RNA, DNA, serta kode genetic yang bisa kalian dapatkan di laboratorium rumah sakit yang saya rekomendasikan. Nanti surat izinnya akan saya berikan pada perwakilan kelas."

Mendengar perintah dari dosen didepan, seluruh mahasiswa di dalam kelas menjawab penuh semangat.

*

Kelas kedua usai, kini Hana terlihat tengah meregangkan otot-otot tubuhnya dengan melakukan pergerakan ringan.

"Sudah lama sekali tidak taekwondo," ujarnya.

Hana jadi teringat kisah lalu saat bertanding olahraga itu dengan pak Mario.

"Hana rindu pak Mario," gumamnya, lalu memandangi layar ponsel pintar nya yang menampilkan latar belakang Mario yang tengah mencium pipi chubby Hana.

"Ish! tapi pak Mario tidak cemburu dengan om Bertrand," gerutunya, lalu memasukkan ponselnya begitu saja ke dalam tas ransel putih nya.

Barulah Hana keluar dari dalam kelas untuk menemui Bon bon yang sedang menyiapkan pakaian yang akan mereka kenakan dalam pameran anime yang akan dilaksanakan dua hari lagi.

Langkah Hana terlihat riang, sembari menyenandungkan lirik lagu soundtrack Sailor moon yang sangat digemari nya.

Tapi, langkah Hana terhenti ketika sepasang kaki jenjang yang akhir-akhir ini suka sekali menghalangi sepasang kaki mungilnya.

Hana menatap malas pada sosok laki-laki dihadapan nya. Tapi, sosok itu menyengir lebar seperti kuda.

"Bisa kita bicara?" ucapnya.

Kedua mata Hana menyipit, menatap curiga pada laki-laki bertubuh menjulang di depan nya.

"Bukannya sudah bicara?!" celetuk Hana, malas sekali menjawab dengan lemah lembut.

"Ayo," ucap laki-laki ini, spontan menggenggam pergelangan tangan Hana.

"E-e-e, Hana, sakit!" erangnya.

Gadis ini memelintir tangan kanan laki-laki ini tanpa ampun.

"Ma-af, ma-af," ucap nya kembali, mencicit kesakitan.

Hana melepaskan cengkeraman tangannya dengan kasar, lalu hidung mancung nya mendengus kesal.

Kedua tangan Hana bersedekap dada, lalu mendongakkan kepala, sembari mengangkat kedua pundak begitu angkuh.

"Ada apa kak Andre ganggu Hana setiap hari?!" tanya Hana, ketus.

Andre tersenyum manis, entah semakin Hana menolak keberadaan nya semakin besar rasa ketertarikan nya kepada gadis cantik dengan bibir berwarna merah jambu dihadapan nya ini.

Oh, Hana again !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang