Chapter 15 : Rahasia

26 4 3
                                    

Mario melepaskan sprei di ranjang kecil gadis kesayangannya, lalu membawanya ke ruang cuci pakaian yang ada di dekat kamar calon ibu mertua nya. Memasukkan ke dalam mesin cuci untuk membersihkannya.

Sedangkan Hana ada di dalam kamar mandi sedang mandi di bawah guyuran air shower sembari menggerutu.

Setelah hampir lima belas menit, Hana keluar dengan tubuh yang sudah dibalut piyama bergambar tuksedo bertopeng dipadankan dengan celana piyama super pendek favoritnya.

Mario tersenyum melihat gadis itu begitu cantik walaupun wajahnya terus ditekuk.

"Cantik sekali, calon istri siapa sih?" goda Mario, sudah melingkarkan kedua tangannya di pinggul ramping Hana.

Hana melepaskan rengkuhan Mario, malas meladeni nya. Bukankah ia sudah melepaskan cincin pertunangan mereka, jadi sudah tidak ada hubungan apapun lagi mereka sekarang, pikir nya.

Hana naik ke atas ranjang dengan sprei yang sudah berganti, ia tahu kalau Mario yang menggantikannya tapi malas saja untuk berterimakasih.

Mario turut naik ke atas ranjang. Sontak Hana terlonjak kaget, pun duduk dengan posisi waspada. Mendorong tubuh Mario hingga terjengkang di lantai.

"Aww!"

Mario mengerutkan kening, punggungnya kesakitan karena terbentur cukup kasar.

"Kenapa ikut-ikutan tidur di ranjang Hana?!" celetuk gadis ini kesal.

Mario menunjukkan senyum hangat, bangkit, lalu naik kembali ke atas ranjang, kedua telapak tangan nya memegang wajah Hana hingga bibir Hana tampak monyong seperti bebek. Tanpa aba-aba bibir Mario dengan rakus melumat bibir lembut gadis ini tanpa jeda.

"Bapak!" Baru saja melepaskan ciuman agresif calon suami nya.

Hana mendorong tubuh Mario cukup kasar ke belakang hingga memberikan mereka jarak. Hana kesal bukan main, sejak tadi pak Mario terus menciumi nya tanpa izin.

Mario tidak tinggal diam, kedua tangan nya dengan cepat merengkuh tubuh Hana, membawa ke dalam dekapannya.

"Perutnya masih sakit?" ucap Mario, sembari mengusap-usap punggung Hana.

Hana kembali mendorong tubuh Mario untuk menjauh.

"Apa peduli bapak!" gerutu Hana.

Hana akan bangkit dari atas ranjang, tapi Mario secepat kilat mengunci tubuh gadis ini di bawahnya.

Kedua pasang mata saling bersitatap.

"I Love you so much, Sahana Putri."

Hana mendengus, lalu melengos.

Mario memegang dagu Hana, membuat gadis ini menatap nya.

"I Love you," gumam Mario kembali.

"Ck!" Hana berdecak kesal.

Mario memeluk tubuh Hana dengan erat, membuat tubuh mereka terlihat begitu intim.

"Tadi aku bertemu dengan om Bertrand."

"Masa bodoh!" celetuk Hana.

Mario mengangkat kepalanya, lalu mengecup singkat bibir Hana.

"Bapak cium-cium terus!" Hana kesal bukan main.

Mario tersenyum, lalu mengecup kembali bibir gadis ini.

"Bapak!" Bola mata Hana melotot, membuat Mario terkekeh.

"Bibir Hana manis sekali," goda Mario.

Hana kembali berdecak, gadis ini  bertekad tidak akan tertipu rayuan laki-laki tampan yang sekarang ada di atas tubuh nya.

Oh, Hana again !!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang