O3

448 46 2
                                    

Selamat menikmati weekend uyee~

Happy reading and sorry for typo!!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Lo yang disana!" Panggil seseorang dari arah belakang, yang langsung membuat Harua menoleh dan menghentikan aktivitasnya.

"Gue?" Beo Harua, menunjuk dirinya sendiri. Segerombolan anak laki-laki bak tiang berjalan itu mengangguk kompak. Iya, yang memanggil Harua itu sekelompok anak cowok yang mengenakan jersey hijau dengan lambang sekolah pada dada bagian kiri, sepertinya mereka senior ekskul basket.

Cowok-cowok beranggotakan sekitar enam orang yang merupakan kakak kelas itu melangkah mendekat ke arah Harua. Salah satu dari mereka berdiri tepat dihadapan Harua, dan mengangkat dagu laki-laki manis itu agar mendongak. Panggil saja dia Minhee.

"Emang bisa, orang pendek kayak lo ikut ekskul basket?" Tanya Minhee meremehkan, dengan tersenyum miring. Cowok-cowok lain yang berada dibelakangnya tertawa keras saat mendengar ucapan si jangkung.

Harua diam, tidak memberikan reaksi yang berlebihan. Cowok dengan marga Shigeta itu sudah biasa diremehkan oleh orang-orang sekitarnya, saat belum resmi menjadi anggota basket.

Minhee terlihat menggeram marah, saat tidak melihat adanya tanda-tanda terpancingnya emosi dari mahkluk di hadapannya ini.

"Jangan harap lo bisa masuk ekskul basket semudah itu, pendek. Gue jadi curiga, kalau sebenarnya orang tua lo itu manusia kerdil, soalnya anaknya juga kerdil ahahaha" lanjut Minhee dengan tertawa puas di akhir. Dan lagi, diikuti oleh manusia-manusia lain dibelakangnya.

Bugh!

Sotong mendarat dengan mulus tepat pada wajah tampan si kakak kelas, hingga membuatnya terjatuh ke arah belakang. Seketika orang-orang itu berhenti tertawa saat melihat Minhee terjatuh.

"Sial, berani-beraninya lo!" Geram Minhee sembari menyeka darah yang mengucur dari hidungnya. Bisa dipastikan jika Harua melemparkan sotongnya dengan kekuatan penuh.

Harua mengendikkan bahunya tak acuh. Cowok imut itu kembali memungut sotong, dan melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Lagi, langkah Harua terhenti saat merasakan sesuatu dari arah belakang, hendak mengenai kepalanya.

Harua menaikkan sebelah alisnya, saat tidak mendapatkan benturan yang sudah di prediksinya. Cowok mungil nan imut itu berbalik. Manik coklat terangnya mendapati sebuah tangan yang tengah menahan kepalan tangan Minhee agar tidak mengenai kepalanya. Harua mengingatnya dengan jelas. Asakura Jo, orang yang tengah menahan tangan Minhee, sekaligus teman crushnya.

"Jangan buat masalah lagi, kalau lo gak mau tim lo di blacklist" ucap Jo dingin, sembari menyentak tangan Minhee.

Minhee berdecak, sebelum akhirnya pergi dari sana. Bibirnya bergerak membentuk kalimat sumpah serapah, tanpa bersuara.

"Makasih, ya, kak..." ujar Harua menggantung. Ingin berkenalan secara resmi dengan sang kakak kelas, sekaligus teman Fuma itu.

"Jo, Asakura Jo" lanjut Jo lempeng.

"Oh, makasih kak Jo" ulang Harua, kemudian langsung berlalu menuju lapangan basket. Gak tau aja Harua, kalau manusia yang baru saja menyelamatkannya itu adalah salah satu orang penting dan berpengaruh di dalam ekskul basket.

Jo tersenyum kecil, kala melihat Harua yang berjalan menjauh dengan telinga yang sedikit memerah. Gemas, satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan perasaan Jo saat ini.

᠂࣭.🏀↳ BASKETBALL ★

"Selamat sore semua!" Sapa Fuma dengan senyum hangatnya.

"Sore, kak!" Sahut seluruh anggota maupun calon anggota ekskul basket.

"Baiklah, pertama-tama perkenalkan nama kakak Murata Fuma. Disini kakak menjabat sebagai wakil kapten ekskul basket" ujar Fuma memperkenalkan dirinya.

"Gak usah kaku amat kali. Hai, kenalin nama kakak, Heeseung, sebagai sekretaris, dan yang tinggi ini namanya Jo. Dan dia kapten kita untuk satu periode ke depan, mohon kerjasamanya ya!" Sahut Heeseung, yang juga mewakili Jo.

"What's up everyone, nama gue, Jay. Dan si patung bernyawa ini, Sunghoon" sambung Jay, yang juga ikut mewakili Sunghoon.

"Baiklah, salah satu tim inti gak bisa hadir karena ada sebuah masalah yang gak bisa ditinggalkan. Jadi kita lanjut aja ya, acara pembukaannya. Silahkan, Jo" lanjut Heeseung.

Jo maju satu langkah ke depan.
"Kami, tim inti basket Sunshine Decelis Academy, akan menyeleksi kalian semua. Entah itu untuk mendapatkan pelatihan lebih lanjut, ataupun menentukan apakah kalian bisa masuk ke dalam tim inti 2" ucap Jo lantang, membuat bisik-bisik mulai terdengar.

᠂࣭.🏀↳ BASKETBALL ★

Harua mengatur napasnya yang tersengal-sengal. Mengabaikan banyak pasang mata yang menatapnya kagum dan tak percaya, serta diselingi rasa iri dengki.

"Hei" sapa Heeseung, menghampiri Harua yang sedang duduk di tepi lapangan. Cowok bermanik rusa itu tersenyum manis ke arah Harua.

"Hai, kak" balas Harua kaku. Heeseung yang melihat reaksi Harua, tertawa gemas.

"Ternyata lebih lucu pas dilihat secara langsung, pantes Fuma sayang banget" batin Heeseung.

"Sebelum pulang nanti, tolong temui tim inti di lobi sekolah, ya. Kalau begitu, kakak duluan, masih ada yang harus disamperin. Dadah!" Ucap Heeseung, tanpa mendengar balasan dari Harua. Dan kembali meninggalkannya seorang diri yang tengah kebingungan.

Tanpa Harua sadari, bahwa Minhee dan teman-temannya menatap tak suka ke arah cowok manis yang baru saja dihampiri oleh Heeseung itu.

"Gak mungkin dia kepilih buat jadi anggota tim inti 2, 'kan?" Tanya Taeyoung, entah pada siapa.

"Bisa jadi" jawab Hueningkai.

Jeongwoo mendecih tak suka. "Bisa-bisanya cowok pendek kayak dia bakal kepilih. Padahal tim kita jauh lebih baik daripada anak-anak kelas satu itu" sahut Jeongwoo sembari mendelik.

Minhee menatap benci ke arah Heeseung, yang saat ini tengah berjalan kesana-kemari menghampiri beberapa anak kelas satu terpilih.

"Lihat aja, mereka bakal nyesal karena gak angkat tim kita buat jadi tim inti 2" ucap Minhee tersenyum misterius.

TBC
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Gimana hari minggunya? Keju nolep nih, makanya up ngehehehe (⁠~⁠ ̄﹏ ̄⁠)⁠~

See yaa kapan-kapan!!

Basketball || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang