1O

387 40 10
                                    

Happy reading and sorry for typo!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sayup-sayup, Harua mendengar keributan disekitarnya. Oh, dan apa ini? Kenapa tangan kanannya terasa hangat, seperti tengah digenggam oleh seseorang?

Cowok mirip kelinci itu berusaha mengangkat kelopak matanya yang terasa berat. Irisnya perlahan terbuka, tersadar dari alam bawah sadarnya. Harua melirik ke arah kanan, maniknya memicing guna memastikan siapa sosok yang tengah menggenggam tangannya.

"Oh, sudah bangun?" Tanya orang itu dengan suara serta nada bicara yang lembut. Manik rubahnya seketika melebar kala mengenali sosok itu. Nakakita Yuma.

Harua otomatis terduduk, membuatnya merasakan sengatan yang menjalar pada bagian punggung. Sakit. Ya sakit lah, masa enak.

"Tolol!" Seru Kyujin yang tadinya lagi sibuk bergibah sama Beomgyu, Heeseung dan Euijoo, tersadar saat menyadari pergerakan brutal dari arah ranjang tempat sepupunya itu tengah tidur. Gadis itu langsung aja berdiri lari pontang-panting ke arah Harua, buat mastiin keadaan si laki-laki manis. Bahkan, dia hampir aja nyusruk gara-gara gak sabaran. Untung aja sempat ditahan sama Kei, kalau nggak udah nyungsep benaran.

Harua mengelus punggungnya pelan, begitu pula dengan Yuma yang ikut mengelus punggung ringkih itu pelan. Kyujin berdiri di sisi kiri Harua. Iris kucingnya memicing ke arah si sepupu, menatapnya tajam.

"Lo kalau mau kaget ya gak gitu juga anjir, kasihan kalau kak Yuma jadi mikir yang aneh-aneh." Bisik Kyujin pada Harua dengan suara kecil, tepat ditelinga Harua. Agar oknum yang sedang dibicarakan tidak mendengar.

Harua memejamkan matanya, menetralisirkan rasa sakit yang masih menjalar pada punggungnya. Tak lupa berdehem kecil, guna mengiyakan ucapan Kyujin barusan.

"Kaget, ya? Maaf kalau kakak ngagetin." Ucap Yuma tersenyum canggung. Atensi kedua manusia yang masih memiliki hubungan darah itu otomatis tertuju pada Yuma.

"Gak apa-apa, kak. Harua yang salah, soalnya reaksinya berlebihan banget hehe." Balas Kyujin nyengir, membuat Harua mendelik ke arah gadis itu.

"Kaget dikit, soalnya Haru kira itu Kyujin atau Jungwon." Sahut Harua.

Yuma tersenyum gemas, membuat gigi gingsulnya mengintip malu-malu dibalik bibir kucing itu. Yuma gemas dengan cara Harua menyebut dirinya sendiri dengan panggilan 'Haru'. Gemes banget.

"Tadi kakak mau cek suhu tubuh Harua aja, takutnya demam. Tapi pas mau lepasin tangannya, malah digenggam kuat banget sama Harua." Ujar Yuma, tersenyum teduh.

Oke, sekarang Harua malu banget. Wajahnya perlahan memerah.

Di sisi lain, ada Kyujin sama Jungwon, yang datang entah dari mana, tengah nahan tawa mereka. Ada juga Abah Kei, papa Fuma beserta kawan-kawan sekalian, tengah menahan gemas melihat interaksi antar dua makhluk imut itu. Yang satu mirip kucing, yang satu lagi mirip kelinci. Gemes banget pokoknya.

"Gusti, kalau udah kawin sama Hee, aing pengen punya anak modelan Harua." Batin Kei dalam diam.

᠂࣭.🏀↝ BASKETBALL ★

Sekarang sudah jam tujuh malam. Tinggal Harua dan Kyujin yang masih betah disana. Katanya sih nungguin Papa Harua jemput, baru pulang.

"Ru." Panggil Kyujin, yang kini kembali pada ritualnya, menonton Disney princess. Manik kucingnya sedikit melirik ke arah si sepupu yang terbaring di atas ranjang. Harua hanya berdehem, malas menanggapi lebih lanjut.

Kyujin mengubah posisinya jadi membelakangi tv, menatap serius ke arah Harua. Harua yang melihat perubahan drastis pada gadis kucing itu lantas mengangkat sebelah alisnya.

"Lo sadar gak, tadi diantara teman-teman kak Fuma, ada yang curi-curi pandang terus ke arah lo?" Tanya Kyujin. Harua kira masalah besar seperti, Fuma ditonjok, atau nggak Jeongwoo di drop out dari sekolah gitu. Ternyata yang ingin diucapkan oleh Kyujin diluar prediksi BMKG.

Harua mengangguk. Ia memang merasa diperhatikan oleh salah satu anggota inti tim basket, tapi Harua gak tau siapa orangnya, juga gak begitu peduli. Jadi biarin aja.

Kyujin mengernyitkan dahinya kesal. Bisakah manusia di depannya ini sedikit berekpresi kaget atau semacamnya. Lah ini, lempeng banget.

"Dahlah, gak seru ah." Ujar Kyujin kembali ke posisi semula, menghadap tv.

Harua sendiri hanya mengangkat bahunya tak acuh. Saat hendak menutup matanya, pintu ruang inapnya diketuk dari luar. Membuat cowok manis itu kembali membuka iris coklat terangnya.

"Oh, mungkin Papa." Sahut Kyujin, mulai berdiri dari tempatnya. Hendak membuka pintu.

"Gak mungkin, biasanya juga habis ngetuk, langsung masuk. Bukan nungguin sampai pintunya di buka." Balas Harua, berhasil membuat pergerakan Kyujin berhenti. Gadis itu seketika merinding, saat teringat jika mereka berada di rumah sakit sekarang.

"Bodo amat lah." Sahut Kyujin. Biarpun agak takut, gadis itu tetap hendak membuka pintu. Siapa tau kalau itu benaran manusia.

Kriett

"Eh, masih ada orang. Hallo!" Sapa seorang laki-laki dengan senyum secerah mentari pagi, rasanya Kyujin seperti baru saja mendapat ilham dari senyuman itu.

"Hai. Temannya Harua, ya?" Sapa Kyujin balik, diakhiri dengan pertanyaan. Iris kucingnya melirik ke arah belakang si laki-laki pemilik senyum cerah itu, ada sekitar empat orang lain disana.

"Tinggi banget anjir, kayak Titan." Batin Kyujin saat melihat tinggi badan yang tergolong tak normal untuk anak seumuran mereka.

"Bukan. Tapi otw sih, hehe. Gue Taki, salam kenal!" Balas cowok bernama Taki, masih dengan senyum yang terukir jelas pada bibirnya.

"Salam kenal. Gue Kyujin, sepupunya Harua. Ayo masuk, kenalannya di dalam aja." Ajak Kyujin, membuka pintunya sedikit lebih lebar. Mempersilahkan cowok-cowok dengan tinggi tak normal itu masuk. Kecuali Taki deh, kalau dilihat-lihat tingginya agak samaan kayak Harua, jadi tergolong normal lah ya. Begitulah pikir Kyujin.

Harua mengernyitkan keningnya kala mendapati lima orang asing yang memasuki ruang inapnya, dan tersenyum ramah ke arahnya. Ralat, hanya tiga yang asing.

Salah satu cowok itu duduk di kursi kosong di sisi kanan ranjang tempat Harua terbaring.
"Hai. Ingat gue?" Sapanya dengan tampang cool andalannya.

Harua menatap tak mengerti ke arah lawan bicaranya. Tentu ia mengenalnya. Nishimura Ni-ki, teman sekelasnya. Hanya sekedar mengenal sebagai formalitas teman sekelas, tidak benar-benar berteman. Gitu lah intinya.

"Nishimura Ni-ki." Jawab Harua seadanya. Ni-ki, cowok tiang itu hanya mengangguk.

"Sana lo! Gue mau ngobrol sama Harua." Usir Taki sedikit mendorong tubuh Ni-ki. Oknum yang di dorong memutar bola matanya malas, kemudian beranjak menghampiri tiga orang lainnya yang terlihat tengah berbincang ria dengan Kyujin.

"Hai. Kenalin, gue Taki dari kelas sebelah." Sapa Taki tersenyum manis dengan mengulurkan tangannya, hendak mengajak Harua berkenalan secara resmi. Dengan ragu-ragu, Harua menyambut tangan Taki.

"Harua."

TBC
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Keju galau bcs ditinggal bestie mondok༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

See ya kapan-kapan.

Basketball || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang