18

372 43 3
                                    

Happy reading and sorry for typo!!

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Langsung ke lapangan ya!" Kalimat penutup dari Yuma untuk pemberitahuan ekskul basket, sebelum Euijoo melanjutkan bacotan ria mereka tentang berita terhot seantero Sunshine Highschool.

"Duluan." Pamit Harua, menggendong tasnya di pundak, dengan tangan kanan yang memegang sotong, lalu meninggalkan ruang kelas dengan Jungwon yang menyipitkan iris rubahnya menatap tajam ke arah sahabatnya itu.

"Basket, basket, basket. Meriang dia kalo nggak pegang bola basket sehari." Gerutu Jungwon. Harua kalau udah ketemu basket, gak akan ingat lagi sama manusia-manusia sekitarnya. Fokusnya hanya pada bola oranye yang memantul melawa gravitasi bumi itu.

Sudahlah, tinggalkan Jungwon dengan segala macam gerutuan yang keluar dari bibirnya. Kembali pada Harua yang sudah sampai di ruang ganti. Iya, cepat banget kan sampainya.

Di sana sudah ada Sunghoon seorang diri, tengah mengikat tali sepatunya. Yang lainnya entah kemana, mungkin sudah ke lapangan duluan. Entahlah, Harua gak ngurusin.

"Yang lain ke mana, kak?" Tanya Harua sebagai bentuk formalitas.

"Udah di lapangan semua. Kamu cepatan nyusul kalau gak mau di seri sama Jo." Jawab Sunghoon, kemudian berdiri dan meninggalkan ruang ganti.

Harua cepat-cepat membuka dan memasukkan tasnya ke dalam loker, tak lupa mengeluarkan jersey hijau kebanggaan Sunshine Highschool dengan nomor punggung 11.

Sebagai orang yang beruntung terpilih sebagai tim inti dua, Harua harus segera ke lapangan. Tak mengenakkan jika dirinya mendapat seri dari sang kapten.

᠂࣭.🏀↝ BASKETBALL ★

"BUSET SREPET SLEBEEWW." Teriakan Beomgyu menggema, seolah menembus dimensi. Membuat Heeseung dengan gemas langsung membekap mulut teman seperjuangannya itu.

Siapa yang tidak malu ketika salah seorang teman mu teriak kesetanan bak bocah tantrum dan berhasil merebut perhatian khalayak ramai?

Heeseung tentunya malu. Apalagi nih, Beomgyu itu kalau udah tantrum gak ngotak banget kelakuannya. Sudah tidak tertolong, kecuali kalau ada Taehyun, si pawang beruang liar milik ekskul basket ini.

"Tuh Sunghoon udah datang. Fuma, kumpulin semuanya ke tengah lapangan." Ujar Heeseung selaku penasihat abal-abalan.

Fuma yang dibabuin pun gak masalah. Langsung aja cowok dengan marga Murata itu menepuk tangannya sebanyak dua kali, guna menarik perhatian anggota lainnya agar seluruh atensi jatuh pada dirinya.

Buset belibet. Lanjut.

"Tolong semuanya berbaris tiga bersaf, enam berbanjar." Seru Fuma memberi aba-aba, yang langsung diikuti oleh seluruh anggota, kecuali tim inti yang sekarang berdiri di depan. Berbeda dengan Fuma, Jo hanya diam memperhatikan bagaimana kompaknya para anak-anaknya ini. Sedikit bangga, walaupun gak sepenuhnya bangga.

"Baiklah, kita absen dulu. Dimohon untuk diam selama absen berlangsung. Heeseung, bisa dimulai." Lanjut Fuma, mempersilahkan Heeseung untuk maju ke depan.

"Aduhh ini anggotanya kok banyak banget ya. Gyu, bantu gue absen." Ajak Heeseung menarik jersey Beomgyu gak nyantai. Semoga jerseynya gak melar ya, bang.

Saat Heeseung dan Beomgyu baru memulai kegiatan absen mengabsennya. Jo mengedarkan pandangannya. Kemudian, iris kelamnya menangkap keberadaan seseorang yang tengah berlari cepat ke arah mereka dengan menenteng bola oranye.

Harua. Ya, orang itu tak lain dan tak bukan adalah Harua. Setelah sampai di dekat para anggota yang sudah berbaris rapi, Harua mengatur nafasnya yang memburu. Sepertinya cowok imut itu berlari dengan segenap jiwa raganya, jadi hampir memakan seluruh energinya.

"Shigeta Harua." Panggil Jo dengan nada rendah. Berhasil membuat Heeseung juga Beomgyu terhenti dari kegiatan mereka dan sempat merinding sesaat.

Sepertinya bukan hanya mereka, tapi hampir seluruh aktivitas di lapangan terhenti karena Jo bersuara.

Yang dipanggil hanya bisa menunduk dalam, dengan nafas yang masih tak teratur. Padahal Harua sudah berharap dirinya tidak terlambat, tapi sepertinya takdir berkata lain. Sudahlah, terima nasib mu, Shigeta.

"Kemari." Lanjut Jo, yang membuat nafas Harua seolah tercekat. Apa dirinya akan dipermalukan di depan anggota lainnya? Oh, c'mon man, itu adalah mimpi buruk.

Masih dengan keadaan kepala yang tertunduk, Harua berjalan ke depan dengan langkah berat.

Fuma menepuk pundak Jo. Membuat laki-laki Asakura itu menoleh ke arahnya.

"Lo jangan keras ke dia. Biarpun punya skill diluar nalar, gitu-gitu fisiknya tergolong lemah." Bisik Fuma, memberi peringatan agar Jo tau batasannya.

Jo hanya mengangguk kecil. Lagipula, untuk apa ia menyakiti miliknya dengan sebegitu seriusnya.

Eh, sebentar. Sejak kapan seorang Shigeta Harua jadi milik mu, Tuan Asakura?

Persetan, sekarang Jo akan memberikan seri pada junior kecilnya itu.

TBC
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Sedang tidak ingin banyak bacot karena keju agy stress habis ujian mtk:)

See yaa kapan-kapan!

Basketball || JoruaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang