Pe, Keju kembali setelah menghilang untuk yang kesekian kalinya.
Tapi, tapi, tapi, ini kenapa ceritanya jadi di luar prediksi Keju. Perasaan awalnya gak gini deh, tolonk😭
Happy reading and sorry for typo!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
Iris rubah Harua membulat, mulutnya mangap, menatap tak percaya ke arah reruntuhan bangunan rumah sahabatnya. Maniknya melirik panik kesana-kemari. Mencari keberadaan sahabat kucingnya.
Hal itu tentunya tak luput dari penglihatan Jo. Cowok Asakura itu menepuk pundak Harua, membuat Harua menoleh dengan mata yang sedikit berkaca-kaca. Oke, sekarang Jo bingung harus gemes atau ikut sedih.
"Jungwon sama keluarganya di sana." Tunjuk Jo pada sebuah pohon yang tumbang berada tak jauh dari pekarangan rumah Jungwon.
Harua menoleh ke arah yang ditunjukkan. Iris rubahnya bisa melihat sahabat kucingnya beserta Fuma dan kedua orang tua mereka disana, tengah di obati oleh pihak medis.
Harua berlari terseok-seok, diikuti oleh Jo yang berjaga di belakangnya. Takut-takut jika cowok mungil itu tumbang.
"Jungwon!" Panggil Harua. Membuat seluruh atensi orang-orang di sana tertuju padanya.
Di tengah larinya, Harua tak sengaja tersandung oleh kakinya sendiri, membuatnya kehilangan keseimbangan dan berakhir hampir jatuh jika tidak di tahan oleh Jo.
"Pelan-pelan, Jungwon gak kemana-mana." Ucap Jo, memapah Harua.
Saat sampai di tempat Jungwon, Harua segera melepaskan pegangannya pada Jo, dan berlari menerjang sahabatnya itu. Memeluknya erat seakan tak membiarkan Jungwon pergi kemana pun.
Jungwon yang mendapat serangan dadakan itu meringis kecil, saat Harua menyenggol lengannya yang terluka.
"Jangan nangis elah. Kemana Harua si paling tegar yang gue kenal?" Tanya Jungwon terkekeh kecil. Lucu saja rasanya saat melihat Harua menangis.
"Diam, lo." Balas Harua, yang malah menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Jungwon.
Jungwon tersenyum kecil. Tangannya tergerak untuk mengelus punggung sempit Harua. Dan membisikkan kata-kata penenang sekaligus menyebutkan bahwa dirinya baik-baik saja.
Sedangkan Jo menghampiri Fuma yang terlihat tersenyum kecil. Cowok bermarga Murata itu menepuk bahu Jo pelan.
"Thanks, udah rela nyamperin kesini. Padahal jarak rumah lo sama rumah gue cukup jauh." Ucap Fuma.
Jo mengangguk lalu tersenyum tipis. Ya, tipis. Tipis banget, sampai gak ada yang sadar kalau dia itu lagi senyum.
"Gak apa. Lagian gue khawatir kalau lo kenapa-kenapa. Maaf, Sunghoon gak bisa ikut. Dia ada jadwal latihan skating." Balas Jo.
Fuma mengangguk paham. Ia memakluminya, mengingat betapa sibuk juga padatnya jadwal Sunghoon sebagai seorang siswa, pemain basket, dan ice skating.
"Relax, gue juga gak nyuruh kalian buat datang ke sini kok." Sahut Fuma diiringi dengan kekehannya.
᠂࣭.🏀↝ BASKETBALL ★
Dikarenakan rumah Jungwon yang sudah hampir tak terbentuk. Sekarang Jungwon beserta keluarga kecilnya yang terdiri atas tuan Murata, nyonya Yang, Fuma, dan Jungwon sendiri harus mengungsi dirumah Harua.
Kenapa harus di rumah Harua? Selain karena Harua yang maksa, ada juga tuan Shigeta yang memang menyuruh mereka untuk tinggal bersama sementara. Lagipula keluarga Murata dan Shigeta memiliki hubungan yang sangat baik kok, jadi tidak masalah.
Kembali pada waktu saat ini. Ada Kyujin yang sedang mengganti perban Jungwon di kamar Harua, sedangkan si pemilik kamar sedang berada di dapur. Katanya mau ambil makanan, mengingat Jungwon pasti sedikit syok atas kejadian yang menimpanya. Yaa walaupun Jungwon terlihat biasa aja sih, tapi Harua tau ada perasaan yang disembunyikan oleh sahabatnya itu.
Kriett
Pintu kamar terbuka, muncullah Fuma bersama Harua di sana. Kedua cowok dengan tinggi berbeda itu melangkah masuk ke dalam, dan langsung ikut lesehan. Iya, Jungwon Kyujin lesehan di bawah. Takut Harua marah kalau alas kasurnya terkena cairan betadine.
"Masih sakit?" Tanya Fuma memperhatikan sang adik yang masih di obati oleh Kyujin.
Jungwon menggeleng.
"Nggak. Kan Uwon kuat." Jawab Jungwon songong.Kyujin mendengus. Masih belum bisa beradaptasi dengan jiwa-jiwa submisif Harua sama Jungwon yang keluar pas ada dominan doang. Cewek itu reflek menekan luka Jungwon, yang mana membuat si empu langsung menjerit tertahan.
"Jangan di tekan, tolol!" Seru Jungwon.
"Katanya kuat, bohong doang dih." Mulai jiwa julid seorang Jang Kyujin keluar.
Jungwon memutar bola matanya malas, enggan beradu bacot dengan sepupu Harua yang kadang mulutnya udah kayak emak-emak kalau lagi gibah di warung.
Harua menyodorkan sebuah strawberry besar di depan mulut Kyujin yang asik ngedumel gak jelas. Cewek mirip kucing itu langsung aja melahap buah berwarna merah itu. Mana mungkin seorang Kyujin menolak pesona buah strawberry yang sangat menggoda iman itu, beruntung itu strawberry manis, kalau nggak ya Harua yang di sembur.
"Swuswunwan twidwurnya gwimanwa?" Tanya Kyujin, disela kegiatan mengunyahnya.
Plak
"Telan." Sahut Harua setelah memukul pelan kepala Kyujin.
"Gue satu kamar sama Harua!" Seru Jungwon menyahut.
"Berarti Kak Fuma sama gue?" Beo Kyujin.
"Pake nanya." Balas Jungwon mendelik.
"Ya siapa tau Kak Fuma mau satu kamar sama kalian, 'kan." Balas Kyujin tak mau kalah.
Fuma terkekeh, gemas melihat interaksi love-hate relationship antar adiknya juga sepupu Harua ini.
"Kalau Kyujin keberatan, kakak bisa tidur sama di sofa ruang keluarga aja. Apalagi Kyujin juga cewek, gak takut kakak apa-apain?" Ujar Fuma, membuat kedua orang yang tengah berdebat itu otomatis memicingkan mata kucing mereka.
"Kyujin tau kok kakak itu sukanya cowok, bukan cewek." Balas Kyujin santai.
"Kalau kakak macam-macam, Uwon laporin ke Kak Yuma. Selesai deh." Sambung Jungwon.
Fuma tertawa kecil. Lagian, ngapain dia macam-macam sama Kyujin? Toh yang dibilang sama cewek itu sendiri ada benarnya. Fuma hanya tertarik sama cowok, khususnya Yuma. Oke, tinggalkan perkapalan adem ayem ini. Lanjut.
Ditengah asiknya bercengkrama menghabiskan waktu yang tersisa sebelum dipanggil untuk makan siang, pintu kamar Harua sudah di buka duluan dari luar.
Kriett
"Rua—nah pas banget Fuma nya ada disini. Ini ada temannya Fuma." Ucap Nyonya Shigeta, membuka lebar pintu kamar Harua.
"Siapa, Ma?" Tanya Fuma.
Ya, Fuma dan Jungwon disuruh panggil orang tuanya Harua dengan sebutan Mama Papa, sebagaimana Harua dan Kyujin memanggil Tuan dan Nyonya Shigeta.
"Sini nak, masuk aja. Gak usah malu-malu." Ucap Nyonya Shigeta pada seseorang yang berada dibalik tembok.
Deg!
OHOKK!
"HEH!" Panik Kyujin saat melihat Harua tersedak strawberry. Cewek itu segera mengambil segelas air dan memberikannya pada Harua, tak lupa menepuk pelan punggung sepupunya itu.
Jungwon yang tak kalah panik otomatis menghampiri Harua, tapi langsung tumbang. Kakinya yang terluka kembali terasa nyeri karena kebanyakan gerak. Kalau nggak ada Fuma, mungkin sekarang Jungwon udah berciuman dengan lantai kamar Harua.
TBC
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━Oke, see ya kapan-kapan!
KAMU SEDANG MEMBACA
Basketball || Jorua
Fanfiction[ on going but slow update ] Bintangnya adalah si bola oranye yang kalau ditabok hobinya mantul-mantul melawan gravitasi bumi. ━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━ Note:: Cerita ini mengandung unsur BxB atau boys love. Dan bahasa yang digunakan juga 'campur adu...