Satu bulan kemudian, Januari 2023
"Rania, pssstt ...."
Yang namanya di panggil segera mengangkat wajahnya dari tumpukan kertas yang sedang dia baca. Rania melepaskan kaca matanya lalu menyandarkan punggungnya ke belakang sandaran kursi kebesarannya.
"Apa?" Rania mengangkat dagunya membalas panggilan dari Elia, mantan sekretarisnya yang kini menjabat sebagai Direktur Pelayanan Rumah Sakit, menggantikan posisi Ferdian Edo sebelumnya.
"Ada tamu spesial," bisik Elia membuat kening Rania mengernyit.
"Alvino?" tebak Rania yang mendapatkan gelengan kepala dari Elia. "Terus siapa?" lanjut Rania.
Elia segera membalikkan tubuhnya dan berjalan kembali ke arah pintu masuk. Lalu satu tangannya memutar handle pintu dan menariknya pelan. Elia membuka pintu dan sedikit memiringkan tubuhnya ke samping untuk memberikan akses masuk kepada seseorang yang berdiri di halangi oleh Elia.
"RENDI!" pekik Rania keras saat melihat siapa sosok yang bersembunyi dibalik tubuh Elia saat ini.
Rendi dan Elia saling melemparkan senyum bahagia, lalu keduanya berjalan menghampiri Rania yang kini sudah keluar dari balik meja kerjanya untuk menyambut keduanya.
"Hai, Rania. Apa kabar?" tanya Rendi menjabat tangan kemudian memeluk tubuh Rania.
"Baik. Kamu kapan ke Indonesia? Bukannya kamu masih ada di Perancis?"
"Aku baru pulang 2 hari yang lalu, Ran. Aku cari nomor kamu, susah banget. Untung aja, Elia bisa dihubungi makanya aku langsung datang ke sini. Aku kangen banget sama kalian."
Rania dan Elia saling mengangguk dan ketiganya pun melanjutkan obrolan mereka di dalam ruangan kerja Rania.
Rendi merupakan salah satu teman kuliah Rania di Kanada, bersama dengan Elia. Hanya saja, hubungan Rania dengan Rendi saat itu tidak begitu dekat seperti Rania dengan Elia. Akan tetapi, hubungan ketiganya tetap baik. Rendi Utama adalah putra tunggal dari Utama Sanjaya. Utama Sanjaya sendiri adalah pemilik dari perusahaan Utama Group dan merupakan salah satu rekan bisnis yang cukup baik dengan PT. Sahabat Sejahtera, perusahaan milik Emil Pratama.
"Ran, kita ngga ajak Rendi makan siang? Perut udah keroncongan, nih." Elia mengelus-elus perutnya sendiri berakting layaknya orang yang tengah kelaparan.
Rendi yang melihat sikap Elia itu hanya menggeleng-gelengkan kepala. Elia memang sangat berbeda dengan Rania. Elia lebih ceplas ceplos, sedangkan Rania lebih menjaga tutur bahasanya.
"Ya sudah, hari ini aku yang traktir kalian. Kalian sebut saja mau makan di mana!" seru Rendi membuat Elia bangkit dari duduknya dengan antusias.
"Bagaimana kalau kita makan di Restoran Eropa?" usul Elia yang mendapat persetujuan dari Rendi atau pun Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE ROSE (Sequel Of Black Rose) (END)
RomantikCerita ini merupakan Sequel dari Black Rose (Perjalanan cinta antara Alvino dan Rania setelah mendapatkan restu dari Emil Pratama) "Lalu, kamu maunya bagaimana, Rania? Kamu mau mengakhirinya hanya karena profesiku ini?" "Nyatanya profesimu terlalu s...