JULI 2023
"Pasien mengalami pendarahan Intrakranial yaitu pecahnya pembuluh darah di otak pada bagian dalam tengkorak. Diakibatkan karena hantaman benda tumpul atau pukulan yang terus menerus mengenai kepala pasien. Kemungkinan pasien akan mengalami koma untuk jangka waktu tertentu."
"Lalu apa Alvino masih bisa bertahan, dok?"
"Kita tetap berusaha dan berdoa."
"Sampai berapa lama, dok?"
"Kami tidak bisa memastikannya, Pak, tapi untungnya pasien tidak terlambat menerima penanganan."
AGUSTUS 2023
Hening ...
Sunyi ...
Itulah kondisi yang dapat dirasakan di ruangan ICU Rumah Sakit Harapan Sehat. Hanya terdengar suara dari berbagai alat medis seperti Monitor untuk mengecek kinerja organ tubuh yaitu, detak jantung, kadar oksigen dalam darah atau tekanan darah. Ventilator untuk alat bantu pernapasan. Defibrilator alat kejut jantung yang di siapkan untuk kondisi tertentu. Nasogastric Tube (NGT), Selang makanan untuk memasukkan asupan makanan yang dimasukkan melalui hidung. Infus untuk memasukkan cairan serta obat-obatan melalui pembuluh darah vena. Terakhir kateter untuk membantu buang air.
Di dalam ruangan ICU itu terdapat seorang pasien pria terbaring lemah dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuhnya dan berada di sekelilingnya. Matanya sudah terpejam hampir 1 bulan lamanya.
Seorang perempuan cantik dengan mata yang sudah bengkak akibat terlalu seringnya dia meneteskan air mata dari kelopak matanya, sedang menempelkan telapak tangan pada sebuah kaca bening di mana dari sana dia dapat melihat dengan jelas pria yang terbaring lemah di dalam itu.
"Vin, bangun dong, Sayang. Kamu ngga bosen tidur terus?" lirih perempuan itu.
Rania Pratama, perempuan yang saat ini tengah menangisi keadaan Alvino Bagaskara. Matanya tidak pernah lepas sedetik pun dari Alvino. Berulang kali bibirnya terus merapalkan doa-doa untuk kesembuhan dan kesadaran Alvino.
"Vin, aku kangen. Kamu kapan bangun? Kamu udah mau satu bulan seperti ini terus." Rania terus saja meracau sendiri. Walaupun dia tahu kalau pria yang kini terbaring di hadapannya terhalang dengan jendela kaca itu tidak akan menyahut.
Dari belakang punggung Rania seseorang menepuk pundaknya. Dia adalah Andreas. Andreas datang membawa sekotak makan siang untuk Rania yang tubuhnya kembali kehilangan bobot badannya.
"Ran, makan dulu. Kamu juga harus jaga kesehatan kamu. Jangan sampai pas Alvino bangun, justru kamu yang sakit." Andreas menyerahkan kotak tersebut kepada Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE ROSE (Sequel Of Black Rose) (END)
RomanceCerita ini merupakan Sequel dari Black Rose (Perjalanan cinta antara Alvino dan Rania setelah mendapatkan restu dari Emil Pratama) "Lalu, kamu maunya bagaimana, Rania? Kamu mau mengakhirinya hanya karena profesiku ini?" "Nyatanya profesimu terlalu s...