Tujuh bulan kemudian, Desember 2022
Musim hujan di penghujung tahun 2022 sudah meninggalkan kesan dan pesan terindah bagi seorang Alvino Bagaskara. Alvino yang baru satu bulan lalu menyelesaikan misinya setelah hampir 6 bulan lamanya berada di luar kota, kini tengah merajut harapan sembari menanti kepulangan perempuan yang selalu dia cintai, Rania Pratama yang saat ini masih berada di Kanada.
Rania Pratama masih menjalani perawatan untuk kesehatan mentalnya yang cukup mengganggu dirinya selama beberapa tahun ke belakang. Ditambah dengan kejadian penculikan yang dilakukan oleh Antoni dan ayahnya, Dedi. Semakin menambah sayatan kecil pada jiwanya.
Dedi Sudrajat dijatuhi hukuman selama 12 tahun penjara, karena dipastikan terlibat langsung di dalam perencanaan, serta melakukan penculikan dan penyiksaan terhadap Rania. Hukuman tersebut berdasarkan dengan Pasal 328 KUHP. Hal yang sama juga berlaku kepada putranya, Antoni. Biarpun banyak yang beranggapan kalau Antoni tidak akan di hukum karena masalah gangguan pada jiwanya. Namun, nyatanya menurut hasil penelitian kesehatan, Antoni hanya dikategorikan memiliki kepribadian sebagai psikopat dan bukan dalam kategori gila.
Itulah sebabnya, pengadilan memutuskan menjatuhi hukuman selama 12 tahun penjara kepada Dedi Sudrajat dan Antoni.
Selain itu, untuk Ferdian Edo dan ayahnya, keduanya di jatuhi hukuman 15 tahun penjara serta denda sebesar 1 Miliar. Sesuai dengan Pasal 210 ayat (2) UU Sistem Kesehatan. Seluruh aset yang dimiliki oleh keluarga Edo, akhirnya disita untuk membayar denda tersebut yang sebenarnya jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa yaitu 1,5 Miliar.
Emil yang mendengar berita itu dari salah satu rekannya yang berada di Indonesia, tentu saja merasa prihatin dan sangat menyayangkan perbuatan mereka. Namun, tetap saja Emil juga merasa bersyukur karena kejadian itu membuat hubungannya dengan kedua anaknya menjadi lebih baik lagi.
***
Sementara itu, setelah sekian bulan tidak bertemu, Rania akhirnya mengatakan pada Alvino bahwa dia akan kembali. Sebuah perasaan gembira yang tidak bisa diuraikan dengan beragam kata. Alvino sudah sangat menantikan hari itu. Hari di mana Rania kembali dan Rania akan menjawab lamarannya tempo hari. Alvino banyak berharap kalau jawaban Rania nanti sesuai dengan apa yang dia harapkan selama ini.
Alvino sudah bertekad tidak akan melepaskan Rania lagi. Alvino sudah sangat ingin menjadikan Rania milik Alvino seutuhnya.
"Aku pulang 3 hari lagi"
Satu kalimat pendek yang berasal dari aplikasi pesan singkat, membuat sebuah kurva menanjak naik dari wajah tampan seorang Alvino Bagaskara. Kerinduannya pada si pengirim pesan sudah sangat memuncak. Selama tujuh bulan ini, komunikasi di antara keduanya memang tidak begitu lancar. Penyebabnya apa lagi kalau bukan karena pekerjaan Alvino yang membuatnya jarang menggunakan ponselnya.
"Aku merindukanmu" balasan singkat dari Alvino yang memang sudah sangat merindukan perempuan cantik dan selalu terlihat cantik di mata Alvino, Rania Pratama.
"Woi! Cengar-cengir aja di depan hp, belajar jadi orang gila, Anda?" ejek Andreas yang datang secara tiba-tiba mengganggu lamunan Alvino yang sedang berada di dalam kamarnya.
Alvino menepis kasar tangan Andreas yang bersarang di atas pundaknya.
"Apaan sih lo!" hardik Alvino kasar.
"Apaan-apaan, liat pesan group. Jangan liatnya pesan dari Nona Rania saja," sindir keras Andreas sembari kedua matanya melirik ke arah layar ponsel milik Alvino.
Alvino segera mengeluarkan tampilan layar pesan dari Rania dan membuka pesan group yang tadi dikatakan oleh Andreas.
Kedua mata Alvino terbelalak lebar saat membaca isi pesannya. Kedua bahunya tiba-tiba turun dengan lemas. Hembusan nafas panjang keluar dari hidung Alvino yang kini hanya menatap nanar rentetan kata yang tersusun rapih tapi sudah berhasil membuat suasana hati Alvino berantakan.
"Padahal Rania akan pulang 3 hari lagi," gumam Alvino pada dirinya sendiri.
Alvino, Andreas, Ruben, dan Satria, kalian berempat besok menghadap ke kantor karena akan ada tugas selanjutnya.
Andreas yang masih berada di sebelah Alvino, justru tertawa girang mendengar gumaman pelan dari bibir Alvino. Andreas tahu betul kalau sahabatnya itu sudah sangat ingin bertemu dengan wanita impiannya.
Berbeda jauh dengan Alvino yang masih menahan rindu, hubungan Andreas dengan Elia justru mengalami banyak kemajuan. Semenjak Andreas kembali dari tugasnya, dia segera menemui Elia dan tidak perlu menunggu lama, Andreas langsung berbicara kepada orang tua Elia terkait niatnya ingin memperistri Elia.
Awalnya orang tua Elia sedikit keberatan karena yang mereka tahu kalau pekerjaan Andreas hanya sebagai seorang pengawal pribadi. Sedangkan posisi jabatan Elia di dalam Rumah Sakit Harapan Sehat, cukup berpengaruh tinggi. Namun, karena melihat kesungguhan dan bagaimana Andreas berbicara untuk meyakinkan kedua orang tua Elia, akhirnya mereka pun luluh dan menyetujui Andreas menjalin hubungan serius dengan putrinya. Andreas juga sudah jujur pada Elia mengenai namanya.
"Sabar, ya, bro. Sorry, gue ngga bisa tolongin lo. Gue mau ke tempat calon istri gue, sekalian pamit." Andreas menepuk pundak Alvino sembari meledek sahabatnya itu yang tentu saja langsung mendapatkan tembakan laser dari dua mata monolid dan double eyelid Alvino itu.
Alvino buru-buru mengambil kembali ponselnya lalu mengetikan pesan singkat kepada Rania.
"Besok aku ada pekerjaan. Belum tahu sampai berapa lama. Kemungkinan kamu pulang, aku ngga di sini. Maaf."
Tidak perlu menunggu terlalu lama, balasan dari Rania sudah langsung Alvino dapatkan.
"Ngga apa-apa, Vino. Aku ngerti, kok."
Alvino sama sekali tidak bisa berekspresi apa-apa, dia cukup bahagia karena Rania sangat mengerti dengan profesinya dan mau menerimanya. Bertambah satu kebahagiaan yang kini dirasakan oleh Alvino selain restu Emil yang sudah dia dapatkan. Alvino berharap, ini adalah akhir dari perjuangannya dalam mendapatkan Rania Pratama.
***TBC***
Guuuyyss... readerss...
Cerita Purple Rose ini nantinya akan lebih membahas hubungan asmara antara Alvino-Rania dan Andreas-Elia.
Sooooo... author mau mengucapkan terima kasih buat kalian para readers yang sudah mau meluangkan waktunya dan mau meninggalkan vote untuk cerita ini. Sekaligus kalau ada yang ingin dikritik juga bisa tinggalin saran di kolom komentar.
Sumber terkait masa hukuman :
https://sippn.menpan.go.id/berita/65360/rumah-tahanan-negara-kelas-iib-pelaihari/perdagangan-organ-tubuh-manusia#:~:text=Pelaku%20perdagangan%20organ%20tubuh%20manusia,atau%20korban%20yang%20meninggal%20dunia.
https://tirto.id/isi-pasal-328-kuhp-tentang-tindak-pidana-penculikan-penjelasan-gzGg
See u Next Chapter ....
KAMU SEDANG MEMBACA
PURPLE ROSE (Sequel Of Black Rose) (END)
RomanceCerita ini merupakan Sequel dari Black Rose (Perjalanan cinta antara Alvino dan Rania setelah mendapatkan restu dari Emil Pratama) "Lalu, kamu maunya bagaimana, Rania? Kamu mau mengakhirinya hanya karena profesiku ini?" "Nyatanya profesimu terlalu s...