part 7 : seperti mengupas bawang bombay

2.2K 125 6
                                    

Beby pov

Banyak orang bertanya apa alasan ku tiba-tiba jatuh cinta kepada dunia musik, aku sendiri juga tidak tau alasannya kenapa. Awalnya musik hanya lah sesuatu yang kudengar, tapi kali sekarang musik bagiku adalah sesuatu yang kuciptakan.

Mungkin kalian mengira kalau kecintaan ku pada musik pasti berawal dari shania. Bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak. Karena sebenarnya ada orang lain yang membuatku ingin mendalami musik.
.
.
.
.
Mungkin kita akan mulai dari awal dulu, tepat nya 3 tahun yang lalu di rumahku

"Beby"

"Napa shan?"

"Lu bisa baca ini gak?"

Shania memberikanku secarik kertas dengan garis dengan banyak not balok yang diletakkan berbeda tiap garisnya. Aku yang waktu itu tidak paham apa2 tentang hal itu hanya bisa membolak-balikkan kertas itu

"Ahhaaa!!"

"Lu ngerti baca nya beb?"

"Nggak heee" shania memukul bahuku. Sakit sih, tetapi saat melihat wajah ngambek nya semua sakit itu langsung hilang. Tidak seperti sekarang, melihat wajahnya saja aku langsung sakit.

"Emang ini apaan sih shan?"

"Itu partitur"

"Ya gue tau ini partitur lu kira gue pikir ini music card gambar jessica veranda :v. Yang gue tanya emang buat apa lo bawa ginian?"

"Waktu gue masih sd, gue pernah dengerin orang main piano. Lagunya bagus banget. trus pas gue nanya nama lagu itu apa, bukannya dikasih tau malah dia ngasih gue kertas ini"

Aku hanya mengangguk tanda kalau aku mengerti, tetapi aku masih heran lagu apa ini karena kertas partitur ini tidak menuliskan judul lagunya.

"Coba kita bisa main piano, gue pengen denger sekali lagi lagu ini" shania menghela nafasnya, aku kasihan melihatnya tetapi aku hanya bisa menatap kembali kertas ini
*thor bisa main piano hehe*

"Emang apasih kelebihan lagu ini sampe lo kepengen banget"

"Lu bakal tau sendiri, gue pernah mendengar lagu ini tetapi berbeda dengan yang gue dengar waktu sd. Mungkin dia memberikan kertas ini karena dia ingin ngasih tau ke gue kalau lagu versinya berbeda dari yang lain. udah gue cabut dulu ya" shania pergi neninggalkanku, tetapi aku sadar kalau aku masih memegang kertas partiturnya.

"Shan tunggu ni kertas lu tinggalin aja gitu" shania membalik badannya dan tersenyum simpul ke arahku.

"Jadi punya lu aja deh, byee nanti gue kena marah nyokap"

Semenjak itu sesekali aku mencoba belajar not balok dan piano. Tetapi setelah kepindahan ku ke paris, aku sempat melupakan kertas itu.

Tetapi saat aku sudah beberapa bulan di paris, tepatnya pada saat aku sedang membongkar barang2 lamaku. Aku kembali menemukan kertas itu, dan itu membuat ku tertarik kembali untuk mempelajari nya.

Namanya manusia itu tidak ada yang sempurna. Aku sudah lupa cara membacanya, ku coba pelajari kembali tetapi hasilnya malah lebih buruk. Tetapi tidak saat aku bertemu orang itu.

Aku sedang duduk di kelasku, masih berusaha mempelajari bagaimana cara membaca partitur pemberian shanju.

"Wah itukan lagu karya pachelbel" aku kaget,ternyata itu Garry kakak kelasku. tiba2 aja dia sudah ada di belakangku sambil melihat kertas partitur yang ku pegang. Saat aku melihat ke arahnya, wajah kami saling bertatapan.

"Umm lu bisa baca partitur?"

"Bukan cuma bisa baca, malah dengan sekali liat kertas itu gue bisa mainin lagunya dengan alat musik"

when i hear your voice again (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang