part 9 : confession

2.4K 135 17
                                    

Shania pov

Ada apa dengan ku
Dadaku terasa sesak, pikiran ku tak karuan, Aku bingung apa arti dari semua ini. perasaan ini hanya muncul jika aku bersama beby, Tuhan beri aku jawaban atas semua ini.

Tadinya aku merasakan kehangatan dan kenyamanan saat duduk di sebelahnya, tapi lama2 semua itu menjadi menyakitkan saat elaine datang. Dan menyadari kalau yang kurasakan itu salah

aku tidak ingin melihat beby, ini yang terbaik. aku tidak ingin perasaan aneh ini kembali muncul.....

Setelah lelah berlari aku duduk di pojokan perpustakaan kampus, setidaknya disini tidak ada yang bisa menemukanku. Tak beberapa lama ponselku berdering, rupanya beby

"H...halo"

"Shania, dimana lu sekarang?"

".............."

"Shania, HALO..?"

Tutt!!

Aku mendesah seperti habis jogging 1 km. gak bisa, ini terlalu sulit. Mendengar suara nya saja aku jadi seperti ini. . .

What should i do now

Beby pov

Sudah cukup lama aku mengelilingi kampus tetapi tidak terlihat sedikitpun tahi lalat shania *ehh*. hari sudah mulai gelap, mungkin shania sudah pulang ke base camp.

Cklek

Saat aku memasuki base, ada key, parish, gracia, dan hamids sedang duduk di ruang utama

"Balik juga akhirnya si bos" gracia menatap ku sinis begitu juga yang lain.

"Kalian pada lihat shania gak"

"Dia di kamarnya, atau jangan2 lu. . ."

Saat aku berniat menuju kamarnya, langkahku terhalang oleh gracia.

"Lu apain shania hah? Tau ga dia tadi pulang sambil nangis, dan dari siang tadi dia gak mau keluar dari kamarnya"

Aku kaget bukan main, sampai segitukah perasaannya karena kejadian tadi.

"Jawab gue beby"

"Makanya, gue mau samperin dia sekarang. Udah ahh..."

Aku menerobos bahu gracia dan berlari menaiki tangga menuju kamar shania.

Tokk tok....

"Shania ini gue, buka pintunya"

". . . . . . ."

"Shania kasih tau gue kenapa lu nangis, kenapa lo tutup telpon gue tadi. Kenapa lo lari dari gue"

aku berpura2 tidak tau, untuk memastikan apakah dia menangis karena kejadian tadi.

". . . . . . Gue ga papa kok"

"Kalo lo gak kenapa napa jangan ngurung diri dikamar kayak gini, ada sesuatu yang ingin gue bilang ke lo"

Aku menarik nafas panjang Mungkin sudah waktu nya aku mengatakannya sekarang, aku tidak bisa terus2 seperti ini. Shania membuka pintunya, sangat terlihat jelas kalau dia habis menangis. Matanya sembab dan merah.

"Mau bilang apa?" Jawab shania ketus

". . . . . ."

"Maaf beby, gue cuma lagi butuh waktu sendirian sekarang"

Kenapa ini, suara ku serasa hilang. Shania menutup kembali pintunya, aku hanya bisa duduk terlemas. Kenapa saat aku diberikan waktu untuk bicara, aku malah tidak berani mengeluarkannya. Dasar pengecut
.
.
.
.
Author pov

when i hear your voice again (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang