Gary pov
Masih teringat jelas di kepalaku
Dimana kita berjalan bersama
Kamu menggandeng lenganku di hadapan semua orangAgar mereka yang melihat tau, hubungan kita
Senyumanmu membuatku hangat setiap saat
Pelukanmu membuat semua beban hidup ini menghilang dalam kedipan mataBodohnya aku sudah sudah membuat cinta di hatimu seketika memudar
Andai waktu bisa kembali
Aku tak ingin semua itu terjadi
Aku ingin mengatakan kalau aku sayang kamuAkankah kesempatan itu datang?
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tuan Gary, anda diminta untuk menemui Presdir di ruangannya""Sekarang?"
"TUAN GARY!!"
"huhhh. . . .ya. . Ya gua kesana"
Aku bangkit dari meja kerjaku, ya tuhan aku tidak tau kalau terlalu lama memandang layar komputer akan membuat migrain ku kambuh.
Dengan berat aku berjalan keluar dari ruang kerja ku menuju ke lantai paling atas, lebih tepatnya "ruangan Presdir"
Aku masuk ke lift dan memencet tombol 48
Seseorang menepuk pundakku
"Hey gery?" Sapanya
"Oh hey" balasku seadanya
"Mau ke ruangan bos?"
"Iya"
Kami terdiam, aku mendongak ke atas pintu lift.
'Masih lantai 20'
"Ehhh kok kemaren lo gak datang ke acara pernikahan presdir?"
Aku tertegun
Aku tidak mau mengatakan yang sebenarnya kalau aku menghadiri pernikahan itu, otomatis aku akan bertemu dengan "nya""Umm. . . Kemarin gua kena flu"
Dia mengangguk, akhirnya lift terbuka. Cepat2 aku keluar menuju tempat tujuanku.
Aku merapikan kemejaku, mengatur nafasku agar tak grogi. Ku lihat cermin di samping pintu, oke jambul ku masih rapi. . . .
"Tuan Gary"
"YA TUHAN!!. . ."
Klontang!! Braakkk!!
Aku kaget,seseorang tiba2 menepuk pundakku.saking kagetnya tanpa sengaja aku menyenggol tempat sampah hingga menumpahkan isinya
"Anda tidak apa2 gary?"
"Gak papa. . . . . . PAK PRESDIR!"
Pria di depanku hanya tersenyum, Sial!! Aku benar2 terlihat bodoh di hadapannya.
"M. . .maaf saya sudah menjatuhkan tong sampah nya"
"Tak apa, nanti ada OB yang akan membersihkannya" jawabnya santai
"Bukankah bapak memanggil saya?"
"Iya memang, silahkan masuk gary!"
Presdir mempersilahkan ku masuk Aku benar2 beruntung punya bos yang ramah & baik sepertinya
"Silahkan duduk!"
Aku mengangguk, aku pun duduk di hadapan meja nya
"Engggg. . . Bapak ada perlu apa dengan saya?" Tanyaku dengan nada grogi
Viyon membuka laci mejanya dan mengeluarkan sebuah berkas kecil yang aku tak tau berkas apa itu.
"Pertama sekali saya mau anda jangan memanggil saya dengan sebutan 'pak' cukup viyon saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
when i hear your voice again (End)
RandomBeby Chaesara Anadila: Mahasiswa indonesia universitas seni di paris. jurusan konduktor orkestra seorang gadis kaya raya anak dari CEO perusahaan ternama, berperawakan bak pangeran tetapi lebih anggun dari seorang putri kerjaan. sifat nya yang cool...