Bab 2

88.3K 3.7K 43
                                    

Seminggu kemudian

Ola di perbolehkan pulang hari ini. Bi Ijum membantunya berkemas dan membawakan barangnya. Sebenernya ia merasa lebih baik di rumah sakit daripada di rumah. Ola malas bertemu dengan suami pemilik tubuh ini. Ntah badai apa yang akan ia hadapi nantinya disana.

"nyonya, ayo kita pulang". Suara bi ijum membuat ola tersadar dari lamunannya.

"ayo, bi".

Mereka pergi keparkiran rumah sakit. Di sana sudah ada supir yang menunggu mereka. Setelahnya mobil melaju menuju rumah pemilik tubuh ini dan suaminya.

Sesampainya disana, ia memasuki pintu gerbang besar. Bukan hanya itu saja, ia dibuat terperangah dengan mobil yang berjejeran di garasi rumah itu. Lalu ia memasuki pintu utama rumah, ia tak habis nya terperangah melihat kemewahan di dalamnya.

"apa aku bertahan saja dirumah ini, seperti tidak tau malu saja seperti pemilik tubuh ini. Lumayan kan bisa menikmati fasilitas disini." gumamnya.

Ola diantar kekamarnya oleh bi ijum. Kamarnya ternyata terpisah dengan suaminya. Ia tidak akan heran dengan hal itu. Karna ini sudah seperti cerika klasik untuk dua orang yang menikah karna keterpaksaan. Meskipun pemilik tubuh ini yang menginginkan pernikahan ini, tapi tuan rumah bukan dia. Jadi ia harus mengikuti peraturan dirumah ini. Termasuk aturan ini.

Ola melihat kamarnya. Kamarnya luas, dominan warna abu-abu dan putih. Syukulah wanita ini tidak memilik selera yang aneh-aneh. Tapi ketika ia membuka lemarinya, deg. Ia menghela nafas kasar. Baju apa ini. lemari pertama terisi gaun-gaun yang sangat seksi. Lemari kedua berisi pakaian pendek seperi atasan dan bawahan yang sangat minim. Beralih ke lemari selanjutnya, rahang ola rasanya mau jatuh kebawah karens melihat pakaian yang ada disana. Ini seperti baju, eh bukan, tapi dalaman yang aneh. Dengan dominan warna hitam dan merah. Ola heran mau dipakai kemana baju ini. Sedangkan pemilik tubuh ini tidak sekamar dengan suaminya. Jangan bilang jika ia.. Ola menghela nafas lagi. Bagaimana cara ia bisa bertahan disini jika nama pemilih tubuh ini sepertinya sudah tercemar parah sekali. Daripada memikirkan ini, lebih baik ia tidur dulu sebelum makan malam nantinya.

****
Suara mobil terdengar, bi ijum berjalan setengah berlari menyambut tuan rumah ini. Pria dengan rahang tegas, hidung tinggi serta bibir yang sedikit tebal itu memasuki rumah. Ia yang melihat bi ijum di depan pintu menaikkan alisnya.

"apakah wanita itu sudah pulang?"

"iya, nyonya sudah pulang tuan" bi ijum menjawab sambil mengambil alih tas dan jas tuannya.

Nicholas menghela nafas kasar lalu mengambil ponsel nya. Ia harus menghubungi seseorang.

"halo sayang"

"hm, kamu  kembali ke apartemen saja."

"kenapa?. Apakah ola sudah kembali?"

"hm". Tanpa menunggu jawaban. Nicholas memmutuskan panggilan lalu pergi kekamarnya.

****

Ola yang telah selesai bersih-bersih sedang berdiri di depan lemarinya. Ia sedang memilah milah baju yang paling tetutup untuk di pakai turun kebawah. Ia sangat lapar sekarang. Ola memutuskan memilih atasan model sabrina dan rok rimple sedikit dibawa lutut. Hanya ini yang bisa ia pakai sekarang. Nanti ia akan belanja untuk membeli baju yang lebih sopan.

Di meja makan sudah tersedia berbagai macam masakan. Ola yang melihat itu langsung duduk dan mulai mengambil makanan untuk ia santap. Sampai-sampai ia tidak sadar jika ada seseorang yang memperhatikannya.

"apa kau tidak di beri makan di rumah sakit? Suara sarkasm terdengar mengalun di telinga ola. Hal itu membuatnya menghentikan aksi makannya. Ia juga mendongakkan kepalanya dan melihat pria yang sangat tampan berdiri di seberang meja. Parasnya membuat ola terpaku sesaat. Tapi sedetik kemudian ia mengalihkan pandangannya. Bagaimana pemilih tubuh ini tidak akan cinta mati pada pria di depannya ini. Pria ini bisa dikatakan sempurna dengan wajah Tampan, tubuh bagus, kaya. Jika saja ia tidak tau bagaimana watak si pria, mungkin ia sudah jatuh cinta pada pria ini.

Dengan anggun ola membersihkan mulutnya dengan tissu. Lalu berdiri hendak meninggalkan ruang makan. Tetapi perkataan pria itu membuatnya berhenti.

"Mulai besok, Stella akan tinggal disini" ola membalikkan tubuhnya lalu melihat pria itu sepenuhnya. Ia juga melihat cincin yang melingkar di  jari manis pria itu. Ia lega, karena seridaknya ia masih memakai cincin pernikahan mereka.

"Bagaimana jika aku tidak memperbolehkan wanita itu tinggal disini?" ola bertanya dengan tenang dan rautnya datar sekali.

Melihat itu nicholas tersentak. Kenapa sepertinya wanita ini tidak seperti Biasanya. Akan tetapi ia menepis pikiran itu.

"aku akan menceraikan mu"

"Baiklah kalau begitu. Aku akan bersaing secara sehat sekarang"

Setelah mengatakan itu Ola berbalik dan meninggalkan Nicholas yang diam bak patung yunani disana.

Deg-deg

****
Bersambung

Aku coba-coba update di karyakarsa ni sahabat. Jadi yang mau baca lebih cepat boleh langsung ke karyakarsa
Murah aja kok, cuma 2k udah dapat 2-3 ep. Hehe. Disana aku bakal update cerita yang eskpilit nya sedikit lebih detail. Cerita ini buat dewasa ya. Jadi adik-adik yang masih belum cukup umur dan belum bisa mengendalikan diri jangan baca ya. Skip aja.

Karyakarsa: Chunninglee

Rewrite My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang