Bab 30

34K 1.5K 7
                                    

Nic sudah tidak sabar ingin kembali menjenguk Ola. Ia sudah menyuruh bibi untuk memasakkan makanan kesukaan Ola. Nic sesekali melihat jam sambil memeriksa berkas yang ada di hadapannya.

Hingga teng Waktunya pulang. Nic bergegas keluar dari ruangannya membawa kotak makanan untuk istrinya. Simon yang melihat nic keluar pun langsung menyusulnya.

Sesampainya dirumah sakit, nic lagi-lagi mendengar suara gelak tawa dari dalam ruangan. Nic melanjutkan langkahnya hingga ia mendengar suara pria dari dalam. Nic berhenti ia menarik nafas dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Lalu masuk dengan senyuman kedalam ruangan Ola.

Nic melihat justin yang duduk disisi kasur Ola dan wilo yang berdiri dihadapannya. Nic mendengus tak suka. Ia juga melihat kotak makanan yang telah habis di nakas. Ola yang melihat pandangan nic pun langsung menyapa nic.

"Hai, kau datang lagi?"

"Hm"

"itu untukku?"

"ya, ini untukmu"

Nic memberikannya lalu berbalik.

"nic, terimakasih" nic berhenti sebentar lalu melanjutkan langkahnya keluar dari sana.

***
Ola tertunduk sedih. Wilo mengerti perasaan sahabatnya.

"apa kau tidak apa-apa Ola?"

"Ya" Ola menjawab dengan suara serak.

"apa kau yakin ingin bercerai dengan nic?" Justin bertanya sambil mengelus kepala sahabatnya.

Ola hanya mengangguk. Airmatanya sudah mengalir. Ia tau tidak sepantasnya ia seperti ini. Tubuh ini bukan miliknya. Tapi emosinya seakan sama dengan pemilik tubuh ini.

Justin dan wilo hanya bisa memandangi sahabatnya. Justin mengelus kepalanya dan wilo mengelus punggungnya. Mereka seperti memberikan kekuatan untuk Ola sekarang.

"Ola jika kau tidak yakin, kau boleh kembali pada nic, Karena sepertinya nic juga sama sepertimu sekarang"

Ola hanya menangis. Ia tidak tau harus berbuat apa sekarang. Ola bahkan sudah menandatangani surat cerainya dengan nic.

***
Akhirnya Ola diperbolehkan pulang. Nic lagi-lagi hanya bisa memandangi istrinya dari kejauhan. Ntah kenapa ia tidak sanggup untuk menemui istrinya.

Ola diantar oleh Justin dan Wilo. Wanita hamil itu memilih untuk kembali ke apartemennya. Ola mulai menjalani rutinitas hariannya sendiri.
Hari pertama ia baik-baik saja. Tapi di hari kedua ia kembali mengalami morning sick. Ia tidak bisa makan apa -apa sekarang. Dengan lemas ia menelfon wilo. Ia tidak ingin mati secara tragis didalam apartemennya ini.

"Halo wilo"

"ya ola, kenapa suaramu lemas sekali? Apa kau mengalami morning sick lagi?"

"Hm. Apa kau bisa membantuku pergi ke klinik?"

"aku sedang di luar kota. Aku akan meminta justin untuk membantumu. Ah.. Ia juga di perjalanan menuju kemari. Aku akan menghubungi seseorang untukmu".

"ya. Terimakasih wilo"

***
Ola tidak sanggup berdiri. Ia merangkak keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Ola kaget melihat siapa yang berdiri di pintu kamarnya.

"nic? Apa yang kau lakukan disini?"

"apa kau baik-baik saja?" nic mendekat pada ola dan mengangkatnya ke ranjang.

"hm. Apa yang kau lakukan disini?" ola bertanya dengan suara lemah.

"aku membawakan makanan untukmu"

"hm?"

"ini. Aku akan menyiapkannya untukmu" nic mulai membuka kotak makanan satu-persatu.

"banyak sekali"

"iya, kau butuh banyak nutrisi"
Nic mulai menyuapi ola.

"kau mau telur gulungnya juga?" ola mengangguk antusias. Nic tersenyum melihatnya.

"bagaimana dengan hubungan mu dengan stella nic". Pertanyaan ola membuat senyum nic Menghilang. Ola yang sadar akan hal itu terdiam kaku. Sepertinya ia salah bicara tadi.

Nic menghela nafas kasar.

"jangan bicara tentang orang lain. Kita harus fokus pada kesehatanmu"

"...."

"apa kau sudah kenyang?"

"iya, terimakasih nic"

"apa kau masih perlu keklinik?"

"tidak usah, aku minum vitamin saja. Tapi dari mana kau tau aku ingin ke klinik?"

"Wilo yang memberitahuku"

"kenapa ia melakukan itu?"

"karna kau istriku" nic mencium pipi  ola. "sudah, istirahatlah sekarang".

Ola menuruti keinginan nic. Ia merebahkan tubuhnya keranjang tidurnya. Sementara nic membereskan kotak makanan yang telah habis dimakan oleh istrinya.

Ponsel nic berdering. Ola melihat siapa yang menelfon. Ternyata stella yang menelfon nic. Dengan berat hati Ola pun memanggil nic.

"nic! Ponselmu berdering"

"iya, sebentar"

Nic datang dengan memakai sarung tangan cuci piring.

"tolong angkat dan letakkan di telingaku".

Ola menuruti kemauan nic. Ia meletakkan ponsel itu di telinga suaminya.

"loudspeaker saja sayang" nic tidak sadar dengan panggilannya yang membuat pipi ola sudah semerah tomat.

"H-halo nic"

"hm??"

"aku mohon maafkan aku"

"jangan ganggu aku lagi"

"tapi aku mencintaimu nic"

"kau tau stella, itu bukan cinta. Itu obsesi mu untuk mendapatkanku".

"maafkan aku nic. Aku tidak bermaksud menjebakmu malam itu".

Ola kaget mendengar penuturan stella. Ia baru tau jika stella yang menjebak nic di malam itu. Ia ikut prihatin pada nic. Bagaimana bisa ada dua wanita ingin menjebak lelaki itu.
Yang mana wanita yang Satunya lagi adalah pemilik tubuh ini.

****
Bersambung

Halo...

Aku up lagiii, terimakasih yaa karena masih setia menunggu cerita ini.
Terimakasih juga yang udah dukung aku baik di Karyakarsa maupun Watpatt.

Btw, aku udah bab 33-36 di Karyakarsa yaa, yang mau baca duluan boleh langsung ke Karyakarsa atau klik link di bio aku. Terimakasih💞.

500 vote, langsung up bab selanjutnyaa hehe. Sampai jumpa kembali💞.

Rewrite My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang