7|| Curious
______________________
______________________________________________Hi Reader, apa kabar?
Semoga sehat selalu ya
Happy reading !!.......
Setelah melihat Vio menghilang dari pandangan, aku segera bergegas menuju kamar. Aku penasaran, sebenarnya, apa yang Vio berikan. Aku buka goodie bag berwarna coklat yang ukurannya tak terlalu besar, namun juga tak kecil. Ku ambil sebuah benda di dalamnya. Benda dengan bentuk persegi panjang, yang kemudian dilapisi kembali dengan kain putih yang begitu bersih.
Perlahan kubuka kain itu. Tak ku sangka, ternyata yang Vio berikan adalah sebuah lukisan yang begitu indah. Lukisan yang kukira belum selesai karena terhalang oleh hujan, kini ada di hadapanku.
Saat hendak ku simpan dan ku pajang, sebuah foto dan surat terjatuh di balik lukisan itu. Foto itu sama persis seperti apa yang dilukis oleh Vio. Kini aku tahu, apa alasan Vio memotretku sebelum ia pergi malam itu. Ia ingin tetap menyelesaikan lukisannya.
Kini aku mulai membuka surat yang Vio berikan. Tulisan tangan nya tidak pernah berubah. Sama seperti terakhir kali saat Ia memberiku surat, tertulis dengan rapi.
Saya senang melukis, namun saya tidak pandai dalam hal itu. Awalnya saya ragu memberi lukisan ini, karena takut kamu tidak suka. Namun saya rasa tidak ada salahnya juga mencoba, dan saya masih berharap kamu tidak membuang lukisannya.
Alvio
Entah kenapa rasanya senang sekali mendapat surat dari Vio. Sampai-sampai tak tega jika harus membuang kertas nya. Alhasil, kertas itu ku simpan dalam kotak, dan kumasukkan ke dalan laci.
Aku berbaring di atas kasur sambil memainkan handphone dan sesekali menatap ke arah lukisan yang ku pajang. Meskipun di dalam lukisan itu adalah aku, namun entah kenapa aku merasa ada kesenangan tersendiri saat melihatnya. Mungkin, karena Vio yang melukisnya. Entahlah.
Sampai saat ini aku masih belum bercerita tentang Vio pada Putri. Aku pasti akan bercerita, namun nanti, tidak sekarang. Karena, pasti akan sedikit sulit membuat mereka menjadi dekat. Apalagi jika mengingat sikap dan sifat Vio, yang cukup sulit didekati.
.......
Jam menunjukan pukul 10:15, waktu istirahat pertama dimulai. Hari ini aku tidak sendiri, karena Putri sudah kembali pulih. Seperti biasa aku dan Putri pergi ke kantin. Selesai makan, aku dan Putri tidak langsung pergi. Mengamati sekeliling, melamun, meski tak tahu apa yang sedang dipikirkan.
"Sayang!" suara seorang lelaki yang tak asing di telinga, berhasil mengejutkanku. Kini lelaki itu duduk di hadapanku dan juga Putri. Tersenyum lebar, sambil terus memandangi kami berdua.
Suaranya yang nyaring itu berhasil membuat beberapa pasang mata melihat ke arah kami. Perkataannya itu dipastikan dapat membuat siapapun yang mendengarnya salah paham.
Namanya Raka, pria ter menyebalkan di sekolah, yang anehnya adalah teman dekatku setelah Putri. Sebenarnya dia sendiri yang memaksa untuk menjadi dekat.
"Kalian lagi apa di sini? Gua perhatiin bengang-bengong aja di sini. Awas loh nanti kesambet" ujar Raka sembarangan, dengan muka menyebalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NATAVIO {SEGERA TERBIT}
Teen Fiction"Dunia Saya sempat hampir hancur jika saja kamu tidak menolong saya kala itu" " Nata, apa kabar? Saya datang kembali menemui kamu. Saya rindu, boleh saya peluk kamu? "