Hari sudah mulai petang, matahari pun sudah hendak terbenam. Namun, Jimin merasa mereka hanya terus berputar di tempat yang sama. Terbukti dengan adanya pohon besar familiar yang sejak tadi selalu mereka jumpai lagi dan lagi.
Membuang napas kasar, Jimin lantas menoleh pada sang adik yang saat ini tengah duduk di atas akar pohon. Sama halnya dengan Jimin, napas Taehyung juga sudah terlihat tidak beraturan.
Sepertinya adiknya kelelahan.
"Dek," ujar Jimin. Ikut mendudukkan dirinya di samping Taehyung.
"Kayanya kita nyasar, deh."
Tidak ada reaksi berarti yang Taehyung tunjukkan saat mendengar apa yang baru saja sang kakak lontarkan. Sejak tadi Taehyung sudah mengatakan hal yang sama. Akan tetapi, kakaknya yang sok pintar dan keras kepala sama sekali tak menganggap serius ucapannya.
"Gara-gara Kak Jimin, sih!" Taehyung membalas seraya menatap kesal sang kakak. Jika di lain kesempatan, Jimin mungkin akan balik memelototi sang adik atau meneriakinya. Akan tetapi, saat ini Jimin hanya memilih diam sebab apa yang dikatakan oleh Taehyung memang sepenuhnya benar.
Mereka mungkin tidak akan berada di sini, tersesat di hutan yang sebelumnya sama sekali tidak pernah Jimin jumpai, jika saja Jimin bisa mengendalikan rasa kesal—atau lebih tepatnya cemburunya—pada Seokjin, pamannya sendiri.
Kejadian ini bermula saat Jimin mengajak Taehyung untuk mencari seekor kelinci yang sebenarnya tidak ada sama sekali. Sebab sejujurnya, kelinci hanya alasan Jimin untuk membawa adiknya pergi dari paman Seokjin yang sejak pagi terus menempel pada Taehyung.
Jika saja Jimin tidak gegabah, mungkin alih-alih berjalan tak tentu arah, saat ini pasti mereka tengah bersenang-senang. Memakan jagung bakar yang tadi tengah Papa dan Paman Seokjin kerjakan, atau ramyeon buatan Mama dan Nenek, sembari duduk manis di depan api unggun tempat per-campingan mereka.
Akan tetapi, mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur. Sekarang yang bisa Jimin lakukan hanya terus mencoba mencari jalan, sebelum hari benar-benar gelap dan semakin sulit untuk mereka keluar dari hutan.
***
"Gimana ini, Pah? Sebentar lagi malem, tapi Kakak sama Adek kok nggak pulang-pulang. Mamah takut terjadi apa-apa sama mereka," ucap Sena, khawatir dengan sulung dan bungsunya yang tak kunjung kembali setelah Seokjin—kakak iparnya—mengatakan jika keduanya pergi untuk mencari seekor kelinci."Apa? Beneran 'kok, tadi Jimin bilang gitu sama Abang," cetus Seokjin, merasa risih dengan Ji Sung yang sedaritadi terus memberinya tatapan tak mengenakan.
Seokjin berani bersumpah, jika apa yang dikatakannya memang benar. Sebelumnya Seokjin dan Taehyung tengah asik menyusun kayu untuk mereka jadikan api unggun nanti malam. Namun, entah dari mana Jimin datang lalu membawa Taehyung pergi dengan alasan mencari kelinci.
Lelaki itu mana tahu jika semua akan berakhir seperti ini. Kedua keponakannya menghilang, dan di sini, Seokjin menjadi sasaran sebab dia lah orang terakhir yang berinteraksi dengan mereka.
"Sudah-sudah, daripada berdebat, akan lebih baik kalau kalian mulai cari cucu-cucu Ibu sekarang.." Jengah dengan kelakuan kedua putranya, Nenek Ha Reum akhirnya ikut angkat suara dan mengatakan pendapatnya.
"Ibu bener. Kamu kalau mau lanjut marah-marah sama Abang nanti aja, Ji. Sekarang ayo kita cari mereka dulu. Abang yakin, mereka pasti gak jauh kok dari sini."
"Ya udah," balas Ji Sung. Mengalihkan perhatiannya pada sang istri yang berdiri tepat di sampingnya. "Aku sama Abang cari Kakak dan Adek dulu, ya, Mah? Mamah di sini aja, temenin Ibu," lanjutnya kemudian. Sementara Sena sendiri hanya mengangguk. Membiarkan sang suami serta kakak iparnya pergi untuk mencari si sulung dan bungsu kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Brother (✔️)
FanficPerihal Jimin yang harus menerima orang baru, yang dipaksa menjadi sosok adik dalam hidupnya. Start ; 20 Desember 2022 End ; 28 September 2023