Mengingat Jimin yang awalnya teramat menentang hadirnya sosok Kim Taehyung dalam keluarga, membuatnya sama sekali tidak mengerti seluk beluk kehidupan anak itu sebelum berada di tengah-tengah mereka. Jimin hanya tahu, Taehyung ditinggalkan di panti oleh paman dan bibinya sendiri sebab mereka enggan untuk mengasuhnya lagi.
Selebihnya, Jimin sama sekali tidak mengerti apa pun mengenai anak itu.
Itu sebabnya, Jimin ingin sekali menyelami bagaimana sebenarnya semesta Taehyung sebelumnya. Tentang keluarganya, orang tuanya, atau mungkin, tentang bagaimana bisa Taehyung berakhir di panti, ketika anak itu masih mempunyai keluarga yang seharusnya bisa menjadi tempatnya pulang saat orang tuanya sudah lebih dulu kembali ke pangkuan Tuhan.
Sederhananya, Jimin ingin mengenal lebih dalam lagi perihal Kim Taehyung. Bocah menyebalkan yang sialnya sudah berhasil membuat Jimin merasa nyaman.
"Kim Jaehwan dan istrinya, Kim Nami, meninggal, akibat tabrakan beruntun yang mereka alami. Tiga tahun silam."
Itu adalah hal pertama yang Jimin dengar dari sang papa ketika akhirnya, pemuda itu memutuskan untuk berbicara pada papa dan mama mengenai Taehyung, serta ketakutan yang anak itu bicarakan.
Jimin tidak tahu mengapa, tetapi ia bisa merasakan matanya memanas membayangkan sakitnya Taehyung harus kehilangan orang tua di saat umurnya bahkan baru menginjak lima tahun. Tak tanggung-tanggung, Tuhan juga mengambil keduanya di saat yang bersamaan. Seolah menegaskan; bahwasannya semesta anak itu sudah ikut hancur bersama dengan jasad ayah dan ibunya yang melebur menjadi abu.
"Seperti yang seharusnya, setelahnya Taehyung tinggal bersama Paman dan Bibinya. Sayangnya, hal tersebut hanya berlangsung selama satu tahun. Karena—"
"Karena saat itu, mereka sudah mendapatkan apa yang mereka mau."
Sena—sang mama—memotong begitu saja ucapan papanya. Jimin bisa melihat, ketidaksukaan yang mama rasakan mendengar dari bagaimana cara wanita itu berbicara.
"Maksud Mama?" tanya Jimin.
"Apa lagi? Uang asuransi, rumah, dan mungkin semua harta peninggalan orang tua Adek sudah mereka kuasai. Itu sebabnya, mereka berani meninggalkan Adek di panti setelah batin dan fisiknya juga sudah mereka sakiti."
Sena tidak pernah suka saat harus membahas orang yang sayangnya adalah keluarga dari bungsunya. Sebab hanya dengan mendengar nama mereka, Sena harus diingatkan kembali tentang bagaimana teganya mereka menyakiti anak kecil hanya demi sesuatu yang bersifat fana. Harta. Hal tersebut satu-satunya alasan mengapa mereka—paman dan bibi Taehyung—bersedia menampung anak itu selama satu tahun. Sebenarnya, tidak bisa dibilang menampung, sebab alih-alih Taehyung, kedua orang tersebut yang justru memboyong diri mereka sendiri bersama satu putranya, ke dalam rumah Taehyung yang tentu saja luasnya berkali-kali lipat lebih besar daripada rumah mereka.
Pada awalnya, mereka masih memperlakukan Taehyung dengan baik. Memberi Taehyung perhatian yang cukup kendati tentu saja, tidak akan sama dengan yang mereka berikan pada Sungjae—sepupu Taehyung yang merupakan putra kandung mereka sendiri.
Namun, semua seolah langsung berubah usai suatu hari, seorang pria yang merupakan seorang pengacara datang. Mengatakan jika semua harta peninggalan Jaehwan beserta sang istri sepenuhnya diberikan untuk putra tunggal mereka, Kim Taehyung. Harta yang Jaehwan dan Nami harapkan bisa membantu Taehyung apabila sewaktu-waktu hal seperti ini terjadi justru mendatangkan bencana bagi putra mereka sendiri.
Sebab setelah hari itu, semua tak lagi sama seperti dulu.
Paman dan bibi yang tadinya masih bersikap hangat, secara tiba-tiba menjadi sedingin bongkahan es yang tidak lagi bisa Taehyung sentuh. Mereka yang Taehyung harapkan bisa mengisi kekosongan ibu dan ayah, justru malah membentangkan dinding tak kasat mata yang membuatnya semakin merasakan kehilangan kehangatan keluarga.
Pertama mereka hanya bersikap acuh. Mengabaikan pertanyaan Taehyung tentang kenapa bibi tak lagi menemaninya tidur. Atau tentang paman, yang menjadi begitu pemarah hingga tak ragu untuk membentak Taehyung ketika Sungjae menangis sebab anak itu kalah saat tengah bermain dengannya.
Luka lantaran kehilangan ayah dan ibu bahkan belum sepenuhnya sembuh. Namun paman dan bibi seolah ingin memperparahnya dengan perubahan sikap mereka yang Taehyung sendiri tidak tahu di mana letak kesalahannya berada. Taehyung hanya ingin secuil kasih sayang dari paman dan bibi. Tetapi mereka justru membuatnya merasa asing di rumahnya sendiri.
"Tahu apa yang membuat Mama paling terluka?" Getar suara sang mama semakin terasa, dan Jimin bisa melihat, luruhnya air mata dari kedua irisnya ketika beliau mengatakan bahwa tak hanya batinnya, paman dan bibi Taehyung rupanya juga menyakiti anak itu melalui fisiknya.
Rasa-rasanya, Jimin ingin sekali bertanya; apa yang membuat mereka tak ragu untuk menyiksa keponakannya sedemikian rupa? Kesalahan apa yang telah Taehyung perbuat, hingga anak itu harus menerima tamparan atau pukulan dari sang paman ketika ia sedikit merengek sebab perutnya terasa lapar dan sang bibi tak kunjung memberinya makan?
Jimin meremat tangannya sendiri ketika cerita mama sampai pada hal yang nembuat Jimin ingat akan kesalahannya. Penyesalan lantaran dulu pernah dengan sengaja mengurung Taehyung di gudang kembali menyelinap, membuat rongga dadanya terasa begitu sesak sebab sadar ataupun tidak, apa yang ia lakukan pasti telah mengingatkan Taehyung tentang bagaimana mama bilang sang bibi juga selalu melakukan hal yang sama; mengurung Taehyung di gudang saat sesekali anak itu tak mau melakukan apa yang mereka inginkan.
Sekarang Jimin paham. Kenapa saat itu Taehyung langsung mengajak ia dan sang paman pulang. Jimin paham. Apa alasan yang membuat adiknya begitu terguncang sampai berakhir jatuh sakit dan menjadi pendiam.
Ketakutan Taehyung pada paman dan bibinya teramat besar. Barangkali menjadi sebuah trauma tersendiri untuknya, sampai-sampai dunianya mampu terguncang hanya dengan melihat presensi mereka di hadapannya.
***
Jimin melangkah memasuki kamar Taehyung setelah memastikan anak itu sudah benar-benar tertidur. Untuk beberapa saat, Jimin terdiam sembari terus menatap wajah damai adiknya yang ternyata menyimpan banyak luka.Cukup lama dalam posisi yang sama, kini pemuda itu mulai beranjak dari tempatnya. Jimin yang semula hanya berdiri di samping ranjang, perlahan mulai naik dan merebahkan dirinya tepat di sebelah tubuh Taehyung yang masih nampak nyaman dalam tidurnya.
Jimin berbaring miring. Sebelah tangannya ia gunakan untuk memeluk tubuh sang adik, dan membuat tidurnya sedikit terusik. Hanya sebentar, sebab Taehyung kembali terlelap setelah Jimin menggunakan tangannya yang lain untuk mengusap lembut belakang kepalanya.
Untuk sejenak, Jimin kembali terpaku oleh wajah teduh adiknya. Bayangan di mana anak itu menangis, lantas mengatakan ketakutannya dengan gemetar kembali berputar dalam kepala.
"Jangan takut lagi, ya. Adek udah punya Kak Jimin sekarang." Jimin bergumam sembari mengeratkan pelukan.
Dalam hati berjanji, jika dia tidak akan membiarkan masa lalu sang adik kembali menghancurkan anak itu untuk yang kedua kali. Biarkan mereka kembali, sebab Jimin tidak akan diam saja andai kata mereka berani mencoba untuk menyakiti Taehyung lagi.
Tidak boleh ada yang mengambil senyum apalagi tawa dari Kim Taehyung. Sekalipun itu orang lain ataupun paman dan bibinya sendiri.
Sebab Jimin tak tahu, sejak kapan tawa anak itu mulai membuatnya candu.
Keasikan ndrakor, sejenak lupa ada si adek sama kak Jimin yang masih kugantung. Gak usah ngambek, tuh aku kasih si adek yang lagi meringis karna kesenengan si kakak udah mulai bucin keknya sama dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Brother (✔️)
Hayran KurguPerihal Jimin yang harus menerima orang baru, yang dipaksa menjadi sosok adik dalam hidupnya. Start ; 20 Desember 2022 End ; 28 September 2023