12||Pulang

999 129 13
                                    

"Kau yakin ingin langsung pulang, Yoon? Menginaplah beberapa hari lagi di sini."

Sesuai dengan rencana, Yoongi memang hanya menetap di Seoul selama beberapa hari saja. Pekerjaan Yoongi di kota ini sudah selesai, dan rencananya, pria itu akan langsung terbang kembali ke Daegu setelah menghabiskan waktu semalam lagi di rumah sang kakak.

Yoongi bahkan sudah mengemas semua pakaian dan barang bawaannya.

"Tidak, Kak. Aku sudah memesan tiket untuk besok," balas Yoongi. Meneguk segelas air putih untuk menyudahi acara makannya. "Lagipula, putra Kakak sepertinya tidak suka aku tinggal di sini lama-lama," lanjutnya, lagi. Tentu saja merujuk pada Jimin yang hampir saja tersedak makanannya sendiri mendengar ucapan sang paman.

"Apa, sih, Paman? Kapan aku bilang nggak suka Paman di sini coba."

"Oh, jadi Paman boleh tinggal di rumah ini lebih lama, ya? Baiklah, Paman akan batalkan tiket pesawat paman dan–"

"Tidak-tidak! Buat apa Paman batalkan?!" sela Jimin, memotong ucapan Yoongi.

Yoongi melirik Sena kemudian menghela napasnya. "Nah. Benar, 'kan, Kak? Putramu memang tidak suka Pamannya tinggal di sini ternyata."

"B-bukan begitu. P-paman 'kan, harus menjaga Kakek dan Nenek. Kasian, loh, Ma, mereka ditinggal lama-lama."

Astaga.

Ji Sung membatin sembari memijit pelipisnya sendiri melihat drama yang terjadi di keluarganya. Rasanya, Ji Sung tidak memerlukan tv lagi sebab anggota keluarganya; entah istri maupun anak-anaknya, selalu menyuguhinya dengan drama-drama mereka setiap hari.

"Ajaklah keponakanmu jalan-jalan sebelum pergi, Yoon," ujar Ji Sung.

Yoongi mengangguk. "Iya, Bang. Rencananya juga gitu, sekalian beli oleh-oleh buat Ayah sama Ibu."

"Woah, jadi kita akan jalan-jalan lagi, Paman?!" Itu Taehyung yang bersuara. Ia yang sedaritadi sibuk sendiri dengan acara makannya, langsung saja ikut bersuara begitu mendengar sang paman akan kembali membawanya jalan-jalan.

"Iya, Adek mau 'kan?"

"Mau-mau! Adek mau jalan-jalan sama Paman Yoongi lagi! Sekalian ajak Kak Jimin, ya, Paman? Pasti asik sekali."

"Kalau urusan itu, sih, terserah Kak Jimin. Kakakmu mau tidak, ikut sama kita? Kemarin aja Paman ajak malah ditolak." Yoongi berujar sembari mencuri-curi pandang pada Jimin. Niatnya hanya memanas-manasi sang keponakan yang entah kenapa suka sekali jual mahal.

"Kalau nggak mau juga nggak papa. Paman sih nggak masalah pergi berdua sama Adek aja. Adek—"

"Siapa yang nggak mau ikut?!"

Dan berhasil!

Tak hanya Yoongi, Sena dan Ji Sung juga sama-sama menahan tawa melihat tingkah laku sulung mereka.

Sementara Jimin yang sadar akan keadaan hanya mendengkus kesal sembari berlalu meninggalkan meja makan.

Tertawa saja sesuka mereka.

Jimin tidak peduli.

Yang penting adiknya tidak pergi berdua lagi sama paman Yoongi.

***
Rasa-rasanya, Yoongi menyesal sebab telah mengajak serta Jimin jalan-jalan. Tidak seperti Taehyung yang hanya meminta jajanan, Jimin seolah ingin memoroti Yoongi habis-habisan dengan permintaannya yang di luar nalar.

"Paman, aku mau action figur kapten amerika, ya?! Punyaku yang lama udah rusak sama Taehyung!"

"Woah, spiderman! Aku belum punya karakter yang ini! Belikan satu untukku, ya, Paman Yoongi?!"

'Paman-Paman! Tau, tidak? Aku udah pengiinnn banget beli PS5, tapi Papa pelit sekali kalau urusan ini. Aku minta sama Paman Yoongi aja, ya? Please, please, please, terakhir, kok! Janji!"

Demi Tuhan, Jimin ingin balas dendam pada Yoongi atau bagaimana?!

"Udah?" Yoongi berujar lesu usai membayar semua barang-barang Jimin. Dalam hati bersumpah, jika lain kali, dia tidak akan mau mengajak keponakan laknatnya itu jalan-jalan!

"Udah cukup, sih. Lagian kayanya uang Paman udah abis, 'kan?" balas Jimin seraya menaik-turunkan sebelah alisnya.

Yoongi ingin murka, sebab sepertinya Jimin benar-benar sengaja mengerjainya. Akan tetapi, belum sempat Yoongi membuka mulutnya, suara lain sudah lebih dulu menginstrupsi pembicaraan mereka.

"Paman, mau pulang."

Yoongi dan Jimin kompak menoleh. Mendapati Taehyung yang sebelumnya tengah melihat-lihat beberapa mainan sudah kembali tanpa membawa apa-apa.

"Loh? Adek nggak beli mainan?" tanya Yoongi, yang hanya ditanggapi oleh gelengan kepala oleh si-empunya.

"Kenapa? Adek nggak suka? Mau Paman carikan yang lain atau bagaimana?"

"Nggak usah, Paman. Adek ngga mau mainan. M-mau ... mau pulang aja."

Mendengar ucapan Taehyung, Yoongi beralih melirik Jimin seolah bertanya; kenapa? Sementara Jimin yang ditatap seperti itu hanya mengedikkan bahu tanda tak tahu. Jimin sendiri heran, apa yang terjadi sampai tiba-tiba Taehyung mengajak mereka pulang? Itu pun dengan wajah murung dan suara yang bisa dibilang cukup bergetar seperti tengah ...

Ketakutan?

"Baiklah, tidak apa-apa. Ayo kita pulang."

Tak ingin bertanya lebih jauh lagi, Yoongi lantas membawa Taehyung pulang setelah memastikan Jimin sudah membawa semua barang-barang.

***
"Sampaikan salam Abang buat Ayah sama Ibu, ya, Yoon," ujar Ji Sung.

Yoongi menggangguk, melepas pelukan sang kakak ipar. "Makasih udah mau direpotin, ya, Bang? Mampirlah ke rumah kapan-kapan, Ayah sama Ibu udah kangen banget sama kalian."

Seperti rencana awal, Yoongi langsung bersiap-siap pulang begitu selesai mengajak dua keponakannya jalan-jalan. Kendati sejujurnya Yoongi sedikit berat hati meninggalkan Taehyung usai kejadian tadi, tetapi mau bagaimana lagi? Lagipula sepertinya ia tidak perlu khawatir sebab ada sang kakak dan suaminya, serta Jimin yang akan menjaga Taehyung di sini.

"Ya sudah, Kak, Bang, aku pergi dulu. Sekali lagi terima kasih sudah repot-repot mau menampungku di sini."

"Hati-hati, Yoon. Langsung kabari Kakak kalau udah sampai, ya?"

'Hati-hati di jalan, Paman. Terima kasih hadiahnya, ya!" Yoongi hanya tersenyum mendengar ucapan Jimin. Jujur saja, tadi Yoongi memang sungguh kesal kepada Jimin. Akan tetapi, ya sudah, lah, kapan lagi ia bisa menghamburkan uang untuk keponakannya seperti ini.

"Sama-sama, boy," balas Yoongi seraya mengusak lembut surai Jimin.

Selesai berpamitan, Yoongi lantas beranjak menaiki mobilnya setelah memastikan semua kopernya sudah masuk ke dalam bagasi. Pria itu sempat melambaikan tangan seraya berseru; selamat jalan sebelum mobilnya benar-benar melaju pergi meninggalkan pekarangan rumah keluarga Park.

"Adek belum bangun, Kak?" Sena bertanya begitu memasuki rumah dan menutup pintu rumah mereka.

"Kamu yakin gak lagi berantem sama Adek, 'kan, Jim?" tambah Ji Sung.

Sementara Jimin hanya menggeleng. Begitu pulang dari jalan-jalan Taehyung memang langsung masuk ke kamar.

Hal tersebut tentu saja membuat mama, papa, maupun Jimin sendiri sama-sama heran. Tumben sekali, biasanya Taehyung tidak akan tidur sebelum jam sepuluh malam. Ini masih sore, tetapi anak itu sudah tertidur bahkan sebelum sempat berpamitan pada sang paman.















***
Katanya cerita tanpa konflik bagaikan sayur tanpa garam, ya? Wkwk, tenang aja. Gak bakal gede-gede kok konfliknya.

***

New Brother (✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang