╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
Happy Reading
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝Cewek itu menatap mading di hadapannya, membaca info-info yang tertera disana. Ada satu pengumuman menarik atensinya. Itu—pengumuman kalau ekskul broadcast akan mengadakan menfess berbentuk surat bagi orang-orang yang ingin mengirim. Nantinya pihak penyelenggara juga akan menyediakan kotak surat sebagai medianya.
Naka hendak berbalik badan menuju kelas. Tapi sapaan yang masuk ke gendang telinganya menghentikan pergerakannya.
"Hey, Naka! Lagi apa?" Rachel muncul disebelah Naka. Dia juga ikut membaca pengumuman yang ada disana.
"Baca mading, lah. Apalagi, Chel," sahut Naka.
Selesai membaca mading, mereka kembali ke kelas bersama. Kini mereka jalan berdampingan.
"Kira-kira bakalan ada surat yang sampe untuk gue gak ya?" tanya Rachel mengisi sepi yang melanda.
"Kayaknya ada deh, Chel," tebak Naka.
"Siapa?"
"Gue? Mungkin?" jawab Naka yang tidak terlihat seperti sebuah jawaban.
Rachel tertawa. "Lo mau kirimin surat buat gue? Gue sih seneng aja dapet surat dari siapa pun. Apalagi dapet dari orang spesial kayak lo."
"Gue spesial? Mana ada begitu!" sanggahnya.
"Ada lah! Tuh! Orang yang menganggap lo spesial udah ada di depan kelas. Kalau gitu gue duluan ya."
Rachel berjalan lebih dulu meninggalkan Naka yang tengah mematung.
Alaska menarik tangan Naka pergi dari sana. Cowok itu membawa Naka menuju rooftop. Dikeluarkannya dua kotak bekal yang dibawanya dari dalam tas.
"Udah liat pengumuman di mading, Naka?" ia memberi lunch box itu pada Naka.
Naka mengangguk. "Gue penasaran ada berapa banyak kiriman surat untuk lo, Laska," Naka menatap lawan bicaranya.
"Kayaknya gue cuma nerima satu surat aja," ujar cowok itu.
"Kenapa gitu? Pasti banyak yang kirim ke lo, kok!"
"Ya, kan cuma lo aja yang gue terima suratnya. Yang lain? Gue tolak lah!"
Naka merotasi matanya begitu menyadari maksud dari orang di depannya.
"Up to you!" cewek itu memakan bekal dengan tergesa.
"Gue pernah bilang apa soal etika makan, hm? Salah satunya jangan makan tergesa-gesa, ntar keselek loh. "
"Keburu masuk," balasnya tak mengindahkan perkataan itu.
"Gak usah dipaksain harus habis sekarang. Kan nanti kalau ada waktu lagi bisa dilanjut."
Uhuk uhuk
Cepat-cepat Alaska mengambilkan air saat Naka tersedak. Hampir setengah botol itu Naka teguk habis airnya.
"Nah loh, gue bilang juga apa."
"Iya-iya," balas Naka.
●●●Motor hitam itu membelah jalanan. Di jalanan yang lenggang itu, Alaska membawa motornya dengan kecepatan sedang. Berhubung cuaca tengah terik, ia memutuskan menepi di sebuah cafe untuk memesan minuman sekaligus mengisi perutnya yang keroncongan. Naka mengikuti langkah kaki cowok itu dari belakang.
Mereka tiba di sebuah meja dekat jendela, hendak memesan terlebih dulu. Di kursi sebelah mereka duduk, ada gerombolan remaja cewek tengah menggosip. Naka yang tak suka keributan meminta Alaska untuk pindah meja.
"Laska, pindah yuk. Gue gak mau disini," kata Naka dengan suara pelan, hampir seperti berbisik.
Alaska mengangkat sebelah alisnya, ia bertanya, "Kenapa?"
Naka menunjuk meja sebelah dengan sudut matanya. Oh, Alaska paham jika Naka tak nyaman. Ia membawa cewek itu ke meja yang lebih jauh dan agak sepi lalu mulai memesan.
"How's your day?" tanya Alaska membuka percakapan.
Orang didepannya memiringkan kepalanya sedikit. "I'm fine."
"Are you sure?"
Naka mengedikkan bahunya, ia merasa tak ada masalah untuk sekarang. "Sure."
"Kalau ngerasa capek mending istirahat aja dulu deh," entahlah, Alaska merasa Naka jadi agak diam dari biasanya.
"Gue gapapa. Gak usah khawatir gitu," Naka membalas sambil menyendokkan cheese cakenya.
Alaska terlihat sedikit murung setelah mendapat jawaban begitu pun lantas mengalihkan topik.
"Naka, nanti bantuin gue kasih surprise ulang tahun buat mami ya."
"Ulang tahun mami kan masih dua bulan lagi, Laska," kata Naka yang dibalas anggukan.
"Benar sih ... tapi gue udah ada rencana buat nanti. Ntar gue juga mau ajakin Javas."
Cewek itu manggut-manggut. "Oke kalau gitu, atur-atur aja. Percaya deh sama gue, dijamin berhasil kaya yang udah-udah," Naka menepuk dadanya bangga.
Alaska menyunggingkan senyum tipisnya. Mungkin nanti ia akan mencoba berbicara lebih dalam dengan Naka jika cewek itu tak mau bercerita sekarang.
╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
To Be Continue
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska
Teen FictionTanaka Shilla, cewek biasa yang hidupnya terlampau biasa-biasa saja namun menyimpan berbagai kisah. Saking monotonnya, hidup cewek yang biasa disapa "Naka" itu tak jauh-jauh dari sekolah dan rumah. Alaska Graciano, si cowok dengan sifat cuek da...