╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
Happy Reading
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝Naka sibuk berjalan di koridor dengan handphone yang ia tempelkan di telinganya. Ia mendesah pelan saat panggilan teleponnya tak kunjung dijawab sang mama.
"Naka!"
Ia membalikkan badannya demi melihat orang yang memanggilnya.
"Kata lo Alaska ada latihan intensif mulai hari ini, kan? Jadi lo pulang sama siapa?" tanya Rachel.
"Gue mau minta mama jemput, Chel. Tapi teleponnya gak diangkat."
"Kalau gitu pulang bareng gue aja."
"Emang lo pulang naik apa?"
"Gue bawa motor kok. Helmnya emang cuma satu sih, tapi nanti bisa diakalin lewat jalan lain."
Cewek itu tampak ragu untuk mengiyakannya. Tapi mengingat hari semakin sore membuatnya menerima tawaran itu. Ia juga tak tahu mamanya sedang menjalankan kesibukan apa sampai-sampai tidak menjawab teleponnya.
"Ya udah, Chel. Gue ikut lo ya."
"Ayo deh!"
Rachel melajukan kendaraan roda duanya ke arah perkomplekan demi menghindari tilangan polisi. Ia mengambil jalan pintas yang sesekali dilewati saat harus cepat sampai tujuan.
"Naka, gue lapar," katanya di sela-sela kegiatan menyetirnya.
"Ya, makan, Chel," jawab Naka.
"Ih, gue juga tahu. Maksudnya, lo mau gak nemenin gue makan? Di sekitar sini ada pangyam yang enak banget. Itu juga kalau lo gak buru-buru. Kalau gak bisa ya gue makan di rumah."
"Hm ... gak buru-buru banget sih. Asal jangan pulang terlalu sore aja."
"Jadi lo mau gak?"
"Mau! Let's go, Chel!"
●●●
Alaska sedikit kaget akan intensitas latihan hari ini. Tenaganya lumayan terkuras. Ia menepi ke pinggir lapang saat waktunya istirahat. Diteguknya air itu hingga tandas tak bersisa. Karena tenggorokannya masih terasa kering, ia memutuskan ke kantin membeli air mineral biasa ataupun cairan isotonik.
Di perjalanan menuju kantin, ia berpapasan dengan seseorang.
"Zidan?"
Cowok dengan kacamata berbingkai tipis itu pun menoleh. "Iya?"
"Lo sekelas sama Naka, kan?"
Zidan mengerutkan keningnya samar. Lalu sedetik kemudian ia menyadari sosok yang memanggilnya.
"Iya. Alaska bukan?"
Alaska mengiyakan pertanyaan itu. Diam-diam ia menelisik orang di hadapannya, meski hanya sekilas.
"Gue duluan deh," Alaska memutuskan pergi lebih dulu.
Melihat Alaska—orang yang tak pernah bertegur sapa dengannya tiba-tiba bicara padanya, membuat rasa penasaran Zidan timbul. Cowok itu membenarkan letak kacamatanya yang sedikit melorot lalu pergi dari sana.
Kembali pada Alaska, cowok itu sudah selesai dengan urusan transaksinya untuk membeli air minum. Ia duduk sejenak di kursi sebelum kembali ke lapang.
Ting!
Naka-chan
|Laska, udah ada rencana belum untuk surprise mami? Acaranya bentar lagi lho
KAMU SEDANG MEMBACA
Alaska
Teen FictionTanaka Shilla, cewek biasa yang hidupnya terlampau biasa-biasa saja namun menyimpan berbagai kisah. Saking monotonnya, hidup cewek yang biasa disapa "Naka" itu tak jauh-jauh dari sekolah dan rumah. Alaska Graciano, si cowok dengan sifat cuek da...