🅓︎🅤︎🅐︎ 🅑︎🅔︎🅛︎🅐︎🅢︎

21 7 0
                                    

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
Happy Reading
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝

Cowok itu duduk didepan monitor laptop. Tangannya sibuk mengambil kentang goreng, mulutnya sibuk mengunyah, matanya terarah tajam pada monitor itu. Tampak dirinya yang sibuk memindahkan file-file foto dari memory card ke laptop.

Selain punya hobi bermain gitar, Alaska juga menggemari fotografi. Ia memotret banyak hal dengan kameranya termasuk sunset, salah satu hal yang ia suka. Menurutnya memotret sesuatu itu menyenangkan. Tak jarang juga ia mengambil mirror selfie dan diunggah ke story dalam rangka outfit of the day.

Kebanyakan juga dari foto-foto yang ia ambil tak jauh-jauh dari sunset dan juga Naka. Ya, cewek itu kerap kali menjadi model dadakan dengan es krim matcha sebagai bayarannya.

Saat menggulir kursornya, Alaska menemukan sesuatu yang menarik. Ia menemukan Naka sedang berfoto selfie dengan kamera hasil curian cewek itu.

Alaska tertawa singkat lalu melanjutkan aktivitasnya tadi.

Drttt

Cowok itu melirik sedikit layar handphone yang menyala dan menemukan ada pesan dari nomor tak dikenal.

Ia mengetuk pesan itu lewat notification bar lalu secara otomatis dibawa menuju ruang obrolan.

+62 777 8733 2211

|Halo, masih ingat gue yang tadi di lapang? Mending perkenalan aja dulu deh ya. Kenalin, gue Rey Pratama, kapten futsal di sekolah. Tadi siang lo nanya tentang ekskul kan? Kebetulan kami lagi open recruitment. Kalau lo masih berminat, lusa datang aja ke gedung ekskul dan cari ruangan futsal. Segitu aja paling basa-basi kali ini, takutnya kalau lebih panjang lo males bacanya. Good luck!!

"Open recruitment? Gue gak salah baca?"

Alaska membaca ulang pesan itu hingga dirinya yakin dengan kata-kata 'open recruitment' yang tertera disana. Sedetik setelahnya pupilnya membesar dengan binar-binar yang terpancar. Secercah harapan muncul begitu saja.

Kak Rey

|Halo, masih ingat gue yang tadi di lapang? Mending perkenalan aja dulu deh ya. Kenalin, gue Rey Pratama, kapten futsal di sekolah. Tadi siang lo nanya tentang ekskul kan? Kebetulan kami lagi open recruitment. Kalau lo masih berminat, lusa datang aja ke gedung ekskul dan cari ruangan futsal. Segitu aja paling basa-basi kali ini, takutnya kalau lebih panjang lo males bacanya. Good luck!!

Oke, Kak. Lusa gue kesana|

Ia beralih pada ruang obrolannya dengan Naka.

Naka-chan

Naka!!!|

|Kenapa, Laska?

Lusa nanti gue bakal interview seputar futsal sama Kak Rey. Tau dia gak? Dia kapten futsal|

|Tau kok. Widih. Semangat ya, Laska!

Ay, ay, siap, Naka!|

Di tempat berbeda, Naka tersenyum sembari menatap ruang obrolannya dengan Alaska yang sudah berakhir satu menit lalu. Akhirnya cowok itu mau egois sedikit untuk dirinya sendiri dan melakukan apa yang ia mau.

●●●


Pagi-pagi sekali kediaman Naka sudah tidak kondusif. Suara orang berteriak itu terdengar sahut-menyahut. Semua ini berawal dari alarm yang tak berbunyi dengan semestinya. Seisi rumah dibuat kelimpungan.

Pagi ini mama memasak menu yang simple saja, tak ada waktu lagi. Sedangkan Javas sendiri sibuk mencari kaos kakinya.

"MA, LIAT KAOS KAKI AKU GAK?" teriaknya dari lantai dua.

"GAK, VAS. CARI AJA DI TEMPAT BIASANYA," balas mama dari arah dapur di lantai satu.

"GAK ADA, MA. UDAH AKU CARI."

"COBA TANYA KAKAKMU AJA. MAMA LAGI SIBUK MASAK."

Javas menggedor pintu kamar Naka. Ia tak bisa menerobos seperti biasanya karena pintunya dikunci dari dalam.

"BENTAR!"

Ia keluar dari kamar sambil menyisir rambut. "Ada apa?"

"Liat kaos kaki gue gak, Kak? Yang ada inisial J nya."

"Mana gue tahu!" sembur Naka sambil memasuki kamarnya lagi. "PAKE AJA YANG ADA DISITU, VAS," ia berteriak agar suaranya tak teredam hair dryer.

"OKE."

Kakak beradik itu masih sempat-sempatnya berebut untuk turun tangga lebih dulu. Sesi perebutan itu diakhiri oleh Naka yang mengalah pada adik tercinta—terlaknatnya itu.

"Bawa ini. Mama sudah buatin buat kalian," sang mama membantu memasukkan kotak bekal ke tas anak-anaknya karena mereka tak sempat untuk sarapan di rumah.

"Makasih, Ma!" jawab mereka serentak lalu melesat keluar rumah.

Javas mengeluarkan motornya dari garasi. "Kak, lo ke sekolah naik apa?"

Karena Naka bilang pada Alaska untuk pergi duluan saja, ia berencana memesan layanan jasa ojek online.

"Pesen ojol, Vas," balasnya sambil menatap maps di layar.

"Cancel aja. Kakak bareng gue."

"Lo yakin? Sekolah kita beda arah."

"Yakin. Makanya cepetan ambil helm."

Naka buru-buru mengambil helm dan naik ke motor Javas. Adiknya itu membawa kendaraan beroda dua dengan kecepatan sedang.

╔═════ஜ۩۞۩ஜ═════╗
To Be Continue
╚═════ஜ۩۞۩ஜ═════╝

AlaskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang