Setelah tidak masuk sekolah selama seminggu karena sakit, akhirnya hari ini Arthit sudah bisa masuk sekolah.
"Hey Bro! Kemana aja lu? Udah seminggu nggak masuk-masuk. Lu ok kan setelah ditangkap polisi waktu itu?" Tanya Joe ketika Arthit baru saja tiba di parkiran.
"Gua ok kok, tenang aja," balas Arthit dengan tersenyum tipis.
"Trus kenapa nggak masuk skolah seminggu ini?" Tanya Vino.
"Gua ada urusan," jawab Arthit.
Sebenarnya Vino tidak mempercayai ucapan sahabatnya itu, karena dari gelagatnya saja sudah mencurigakan.
Karena memang sejak awal, mereka tidak tau menau tentang Arthit yang sakit, hingga harus di rawat di rumah sakit selama beberapa hari.
"Eh thit... Besok malam ada balapan lagi loh... Mau ikutan nggak? Kebetulan gue sama Vino juga ikut," ucap Rion.
"Enggak deh," Arthit menolak.
"Lah kenapa? Biasanya elu yang paling semangat kalo soal ginian," ujar Vino dengan heran.
"Gue udah nggak akan ikut balapan lagi."
"Apa?!"
♛ EXILED CHILD ♛
"Tapi kenapa Thit?" Tanya Joe.
"Nggak ada apa-apa, gue emang mau berhenti aja. Gue udah capek," jawab Arthit lalu pergi meninggalkan ketika temannya yang masih melongo di parkiran sekolah.
'Gua sebenarnya juga nggak mau berhenti, balapan adalah kesenangan gua, tapi mau gimana lagi? Gua nggak mau bikin masalah sama Papa dan kak Arsya lagi. Gua nggak mau bikin mereka malu gara-gara gua, apalagi kalo gua berurusan lagi sama polisi.'
Arthit terus saja berjalan kearah kelasnya, ketika sudah berada didalam kelas, dia mendapatkan tatapan aneh dari teman-teman sekelasnya.
"Masih ada niatan skolah ternyata..."
"Hadeh... Gua pikir udah berhenti."
Ujar beberapa teman Arthit, namun pemuda itu tidak peduli sama sekali.
Dia kemudian duduk di bangkunya, dan memainkan handphone nya, menunggu jam pelajaran pertama dimulai.
◉‿◉
Pulang sekolah, Arthit segera berangkat ke tempat dia bekerja. Semoga saja dirinya masih diterima bekerja disana, walaupun sudah seminggu tidak masuk.
Jika dia dipecat dari sana, dia akan sulit lagi untuk mencari pekerjaan ditempat lain.
"Bu?" Panggil Arthit kepada wanita yang berusia 35 tahun, kita sebut saja namanya Mira.
"Arthit?" Kaget Mira.
Arthit menundukkan kepalanya, dia harus siap-siap menerima cibiran pedas dari bosnya itu.
"Kenapa kamu disini?" Tanya Mira.
"Mau kerja Bu," balas Arthit yang masih menundukkan kepalanya.
"Kerja? Aku pikir kamu sudah berhenti. Kemana saja seminggu ini?" Tanya Mira.
"Maaf Bu, seminggu ini saya ada urusan, jadi tidak bisa masuk plus tidak bisa mengabari ibu," jawab Arthit.
Mira membuang nafasnya kasar, sebenarnya dia akan memecat Arthit, namun dia merasa kasihan pada pemuda itu.
Dia pun akhirnya memberikan pengertian, mungkin saja memang urusan nya sangat penting bukan?
"Baiklah... Tapi karena kamu tidak masuk selama satu Minggu, maka gaji kamu bulan ini saya potong," final Mira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exiled Child (END)
Teen FictionArthit dituduh telah membunuh ibu kandungnya sendiri ketika dia masih berusia dua belas tahun, hingga membuat ayah dan kakaknya membencinya. Bertahun-tahun hidup dalam kebencian itu, membuat Arthit muak, dan tidak bisa lagi mengendalikan dirinya unt...