Part 13

5.4K 274 0
                                    

Arthit kala itu baru saja tiba di tempat kerjanya, saat dia menerima pesan aneh dari nomor yang tidak dia kenal.

~known number
  Semuanya akan segera berakhir

"Orang aneh," Arthit memutar bola matanya dengan malas. Dia berpikir, pasti itu adalah orang yang salah kirim pesan, atau mungkin saja hanya orang iseng.

"Eh Thit, udah dateng aja. Ayo masuk!" Ujar Wando yang tampak sudah semakin akrab dengan Arthit.

"Eh iya kak!" Balas Arthit sambil tersenyum ke arah Wando.

Wando mengajak Arthit masuk ke dalam cafe tersebut dan di balas baik oleh Arthit.

Seperti biasanya, cafe hari ini rame dan para pekerja sibuk melayani para pelanggan yang sepertinya benar-benar sangat suka berada disana.

Terbukti, ada banyak pelanggan yang setiap harinya datang terus menerus untuk makan, atau hanya untuk sekedar minum coffe, bahkan mereka juga mengajak teman-teman mereka untuk datang ke cafe itu.

"Thit, biar kakak aja yang anterin ini ke pelanggan, kamu bantu yang lain yah!" Ujar Wando sambil mengambil alih pekerjaan Arthit, yang dimana dia melihat bahwa sedari tadi pemuda yang usianya lima tahun di bawahnya itu, sedari tadi sangat kewalahan dengan pekerjaannya.

Arthit dengan senang hati menyerahkan nampan yang berisi beberapa menu pelanggan itu kepada Wando, dan segera pergi membantu rekan kerjanya yang lain.








♛ EXILED CHILD ♛








"Nih!"

Arthit yang saat ini terduduk bersama dengan rekan-rekan kerjanya di dapur kini mengangkat kepalanya, memandang pria tampan yang saat ini menyodorkan sebotol minuman dingin ke arahnya.

"Makasih kak," ucap Arthit.

Wando tersenyum lembut, "sama-sama," balasnya.

Kala itu, jam sudah hampir jam sepuluh malam dan mereka baru saja selesai membersihkan sisa-sisa aktivitas mereka di hari ini.

Seperti mencuci piring, menyapu, mengepel, mengelap meja, dan beberapa hal lainnya.

Setelah meminum minuman yang diberikan oleh Wando tadi, Arthit kini berpamitan untuk pulang.

"Guys! Aku pamit dulu yah!" Ujar Arthit.

"Hati-hati dijalan!" Ujar Vito dan di angguki oleh pemuda tampan itu.

Dia segera keluar dari cafe tersebut, sedangkan Wando terus saja menatap kepergiannya, hingga bayangannya hilang di balik pintu kaca.

^_________________________________________________^

"Eh eh... Apaan nih!" Gerutu Arthit kala motornya tiba-tiba mogok di tengah jalan.

Arthit menggerutu kesal, dia sudah merasa sangat mengantuk, dan tentu saja untuk melihat apa yang salah dengan motor nya, dirinya sudah tidak fokus lagi.

BIP BIP!

Suara klakson mobil terdengar di pendengaran Arthit yang sibuk menggerutu di tengah jalan sambil sesekali menendang motornya.

Tak selang beberapa detik, sebuah mobil mahal kini terhenti tepat di samping motor Arthit yang mogok itu.

"Thit? Kenapa disini?" Tanya seorang pemuda yang tak lain adalah Wando.

"Oh ini kak, motor aku mogok," balas Arthit sambil berusaha tersenyum kepada orang itu.

Wando segera turun dari mobilnya, "biar aku cek dulu yah!" Ujar Wando sebelum dia mengecek apa yang salah dengan motor Arthit.

Exiled Child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang