Part 15

6.2K 282 1
                                    

Hari kelulusan kini telah tiba...
Semua murid kelas dua belas dinyatakan seratus persen lulus.

Perayaan begitu meriah, semua yang mereka rencanakan benar-benar berjalan dengan lancar.

Namun di sisi lain, Arthit kini tersenyum getir saat melihat teman-teman nya yang kini sibuk berfoto sambil memegang buket bunga bersama dengan orang tua mereka.

Sedangkan dirinya?

Jangankan berfoto bersama, hanya untuk sekedar hadir saja ayahnya tidak datang.

Walaupun Arthit memang tidak memberitahukan hal ini pada ayahnya, namun ayahnya itu tetap tau.

'miris banget hidup gue,' Arthit tersenyum getir.

"Eh Thit... Foto yuk! Buat kenang-kenangan terakhir!" Seru Vino yang mengajak Arthit untuk berfoto bersama mereka bertiga.

Tanpa penolakan, Arthit segera berjalan menuju teman-temannya, untuk membuat kenang-kenangan terakhir dimasa Sekolah Menengah Atas mereka.

Karena bisa jadi, ini adalah hari terakhir mereka bertemu dalam jangka waktu yang lama.

Selesai dengan acara foto bersama itu, keempat Sahabat itu mencoret-coret seragam putih itu dengan gambar-gambar tidak jelas, dan kata-kata gila mereka.

"Arthit...?"

Arthit segera menoleh ke arah orang yang memanggil namanya yang ternyata itu adalah pak Aditama.

"Ya pak?" Sahut Arthit.

Dia sudah tau apa maksud sang kepsek itu datang menemuinya disana.









♛ EXILED CHILD ♛









"Jadi, bagaimana jawaban mu? Apa kau sudah memikirkannya dengan baik?" Tanya Aditama. Mereka saat ini sudah berada di ruang kepala sekolah.

"Saya sudah memikirkannya pak," jawab Arthit.

"Jadi?"

"Saya menerima beasiswa ini, dan akan pergi ke luar negeri," balas Arthit dengan antusias dan dibalas senyuman senang oleh Aditama.

"Bapak senang mendengar jawaban kamu. Ini adalah keputusan yang baik, dan bapak pastikan kamu tidak akan menyesal karena sudah menerima nya," ujar Aditama dan dibalas anggukan oleh Arthit.

"Jadi, kira-kira kapan saya akan pergi pak?" Tanya Arthit.

"Semua keperluan kamu disana sudah di tanggung oleh ketua yayasan, dan kamu masih punya waktu satu minggu untuk mempersiapkan diri," jawab Aditama.


Sementara itu_

Rino, Joe, dan Vino kini kaget dengan seorang pemuda yang lebih tua dari mereka kini berdiri didepan mereka.

"Dimana Arthit?" Tanya nya

"Di ruang kepsek!" Balas Joe dengan jutek.

"Ruang kepsek? Ada urusan apa?" Tanya pemuda yang tidak lain adalah Arsya.

Yah, Arsya baru saja tau jika hari ini adalah hari kelulusan adiknya dan dia segera bergegas ke sekolah itu, meskipun dia tau dia terlambat tapi setidaknya dia datang untuk memberikan selamat kepada adiknya tersebut.

"Kenapa tanya sama kita? Tanya aja sama anaknya langsung," Rino memutar bola matanya dengan malas, sementara Vino hanya diam saja.

Dia tidak ingin meladeni orang yang selama ini sudah jahat kepada sahabatnya.

Dia melirik sebuah karangan bunga yang saat ini di pegang oleh Arsya.

'bunga? Untuk siapa? Arthit? Cih... Kesambet apaan nih orang,' batin Vino.

Exiled Child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang