Part 18

6.1K 274 0
                                    

Karena sudah tidak tahan lagi, akhirnya malam itu juga Arthit menghubungi Wando untuk menjemputnya.

Dia akan menginap di rumah Wando malam ini, sebelum dia berangkat besok, dan hal itu benar-benar tidak mendapatkan penolakan dari Wando.

"Kak Wando maaf yah, Arthit udah ngerepotin kakak," ucap Arthit yang merasa sedikit tidak enak.

"Enggak kok Thit, kakak nggak ngerasa di repotin," balas Wando dengan senyuman manisnya.

"Sini, kakak bantu masukin koper kamu!" Setelah itu Wando pun memasukkan kedua koper Arthit ke dalam mobilnya.

"By the way, papa sama kakak kamu kemana?"

Arthit kaget. Karena setahu nya, teman-teman kerjanya tidak ada yang tau siapa saja yang tinggal di rumah bersamanya.

Namun Arthit tetap tidak mau berpikiran negatif.
Mungkin saja pemuda didepannya itu hanya menebak saja bukan? Tidak masuk akal sih sebenarnya.

"Oh, mereka sedang pergi keluar," jawab Arthit seadanya.

"Kamu sudah pamit?" Tanya Wando.

"Tidak," jawab singkat Arthit.

"Loh kenapa?" Tanya Wando penasaran.

"Mereka sudah tau aku akan pergi," Wando menganggukkan kepalanya mengerti. Dia sebenarnya ingin bertanya lebih, namun dia tau jika Arthit sudah pasti tidak akan memberitahu nya.

"Ya sudah, ayo kita pergi dari sini," ucap Wando sambil membukakan pintu mobil untuk Arthit.

Selama di perjalanan, keadaan hening menghampiri kedua pemuda yang berbeda usia itu.

Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, sebelum pada akhirnya Arthit sadar dari lamunannya, ketika menyadari dimana mobil yang mereka tumpangi berada sekarang.

"Kak? Kok kita jadi ke hutan gini yah?"








♛ EXILED CHILD ♛








Andrew kini memandangi wajah teduh putra sulungnya yang saat ini tengah tertidur di samping nya.

Dia segera menarik kepala Arsya yang awalnya berdasar di pintu mobil, agar bersandar di bahu nya.

Dia menatap ke arah sopir yang saat ini tengah mengemudikan mobilnya.

"Cepat sedikit," ucapnya dengan nada pelan.

Dia baru saja selesai mengajak Arsya untuk makan malam di luar bersama nya, karena anak itu seharian terus saja mengganggu nya agar dirinya tidak membiarkan Arthit pergi.

Walaupun dengan sedikit paksaan dan kebohongan, akhirnya Arsya mau di ajak keluar, untuk menjernihkan otak anak itu. Dan sekarang, mereka sudah berada di jalan pulang.

Cittttt...

Tubuh Andrew seketika tersentak, bahkan Arsya pun terbangun dari tidurnya ketika sang supir mengerem mobilnya mendadak.

"Ada apa?" Tanya Arsya dengan suara seraknya.

"Kenapa berhenti tiba-tiba?!" Bentak Andrew.

"Ini tuan,, ada mobil yang menghadang mobil kita," ucap sang sopir.

Andrew berdecak sebal, dia melirik ke arah Arsya yang sepertinya masih sedang mengumpulkan nyawanya.

Exiled Child (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang