SEVENTEEN

447 47 13
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.

Setelah Matthew menceritakan semuanya, orangtua Matthew pun tidak habis pikir. Mama nya sudah tidak bisa berkata-kata lagi, mungkin berfikir kenapa anaknya sebrengsek ini.

Bugh!

Satu pukulan terkena tepat diwajah Matthew membuat dirinya terhuyung ke belakang namun tidak melakukan perlawanan.

"Pahh.." Lirih Matthew menatap sayu papanya yang kini sedang emosi.

Bugh!

"Bajingan!" Bentak papa nya membuat mamanya hanya bisa menangis.

"Papa gak pernah punya anak brengsek kaya kamu Matthew, papa memang cuek tapi bukan berati tidak peduli padamu. Otakmu itu terbuat dari apa bisa melakukan hal fatal seperti itu!!" Ucapan papa nya tidak ia elak sedikitpun, karena memang benar dirinya brengsek.

"Hiks kamu menyakiti kesayangan mama Matthew." Kini mamanya yang berucap dengan peluh yang keluar dari bola mata cantik itu.

"Maaf, maafin Matthew pa, ma. Matthew memang brengsek, Matthew pengecut gak bisa menyelesaikan masalah dengan bijak." Ucapnya lirih karena benar benar wajahnya sakit karena pukulan papanya.

"Memang! Kau memang brengsek Matthew. Tinggalkan Cio dan kamu akan papa kirim ke luar negeri." Tegas papanya diakhir kalimat membuat Matthew menggelengkan kepalanya.

"Gak pah! Gak akan Matthew tinggalin Cio GAK AKAN! " Matthew beranjak dan pergi kekamar nya untuk menenangkan diri.

"MATTHEW PAPA BELUM SELESAI BICARA!" Suara keras dari papanya pun Matthew abaikan.

...

Cio yang sedang berjalan-jalan bersama ketiga temannya. Teman-teman Cio sudah mengetahui masalah Cio dan Matthew membuat ketiga nya ikut emosi. Karena mereka teman baik, makanya sekarang mereka sedang mengajak jalan-jalan Cio.

"Cio lihat ada permen kapas!" Tunjuk Gaga kearah penjual permen kapas dipasar malam. Ketiga nya menoleh dan tersenyum "AYO BELI! YEAY!" Mereka semua berseru gembira dan segera membeli permen kapas tadi.

"Pak mau permen kapasnya 4 yah hihi." Kite memesan membuat pedagang nya tersenyum dan mengangguk.

"Baik dek, kalian umur berapa lucu-lucu banget lagian." Ucapan bapak penjual membuat keempat nya terkekeh. "Hihi bapak kita sudah kuliah tau." Jawab Cio dan semuanya mengangguk lucu.

"Bisanya kalian sudah kuliah tapi masih lucu-lucu. Nih permennya sudah jadi." Ucap bapak penjual lagi sembari menyerahkan permen kapas mereka. Mereka meraihnya satu-satu dan membayar " Bapak ini kembaliannya ambil saja ya pak, terimakasih permen dan pujiannya hehe." Kata Cio dan penjual itu mengangguk kan kepalanya setelah berterimakasih.

Mereka berempat asik bermain hingga lupa kini sudah menunjukkan pukul 9malam. "Sudah malam, ayo pulang." Ajak Nine karena mungkin dirinya sudah lelah. "Cio belum mau pulang Nine, nanti kalau Cio sendiri Cio sedih lagi." Lirih Cio membuat ketiga temannya langsung memeluk Cio.

"Humm yasudah kita bobo berempat saja bagaimana? Mau dirumah Cio boleh? " Saran Gaga membuat semuanya mengangguk setuju. "Yeay ayooo!" Bayi bayi besar pun kembali kerumah Cio untuk menemani Cio agar tidak sedih lagi.

☀🌻

Pagi-pagi sekali bunda Cio masuk kedalam kamar Cio dan dilihatnya disana 4 pria dewasa namun kelakuannya masih layak seperti anak-anak sedang tertidur dengan posisinya masing-masing.

"Yaampun kalian ini lucu-lucu sekali." Gumam bunda Cio lalu segera masuk untuk memberikan informasi.

"Sayang bangun dulu yuk bunda mau ngomong." Lirih bunda Cio lembut sembari mengelus halus pucuk kepala anak manisnya itu. Namun tidak ada pergerakan dari semuanya, dan bunda nya pun sekali lagi membangun kan Cio dengan cara yang sama.

"Enghhh bunda ini jam berapa?" Cio melenguh mencoba membuka matanya.

"Bangun dulu sayang yukk bunda ada informasi baik nih." Ucapan bunda membuat Cio segera duduk tapi dengan perlahan.

"Ada apa bunda?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur.

"Cio ingin jalan-jalan tidak? Kalau ingin bunda izinkan Cio jalan-jalan dengan syarat harus pergi berempat boleh?" Tawaran bunda membuat Cio berbinar dan langsung berhambur ke pelukan bundanya.

"Hiks Cio sayang bundaa." Lirihnya pelan. Bundanya hanya mengangguk dan tersenyum sembari mengelus halus punggung anaknya itu.

"Bunda juga sayang Cio. Sudah tidak boleh menangis masih pagi. Temannya dibangunkan biar nanti diantar supir untuk pulang kerumah masing-masing untuk bersiap." Ucapan bunda diangguki Cio.

"Tapi bunda memangnya jalan-jalan kemana?" Tanyanya sembari memiringkan kepalanya.

"Jepang sayang." Jawab bunda singkat.

"HAHHHHH??? SERIUS BUNDA?? HUAAAAAAAA MELIHAT SALJUU. GAGA! KITE! NINE! BURUAN BANGUN KITA BERANGKAT!" Teriakan Cio membuat bundanya menggeleng kan kepalanya namun tak lupa menutup telinga.

"Ishhh berisik sekali Cio masih pagi tauuu." Kesal Nine yang terbangun karena suara teriakan Cio.

"Ayo buruan bangun ishh kita ke Jepang." Cio bergegas bangun dari posisinya lalu segera mengambil koper untuk bersiap.

"Seriuss??? Yeayyyy saljuuuu." Keempatnya bersorak heboh dan segera lah mereka bersiap.

...

Kini mereka sudah berada dibandara menunggu penerbangan. Mereka pergi ber empat diikuti 2 bodyguard dari keluarga Cio supaya mereka tetap aman.

"Hati-hati disana ya sayang, bahagia disana gak boleh sedih-sedih kan ada mereka bertiga." Nasihat bundanya diangguki Cio dengan dia yang kini berada di pelukan bundanya.

"Terimakasih bundaa, Cio akan bahagia selalu dan Cio sayangg sekali dengan bunda." Cio makin mengeratkan pelukannya mencoba meluruhkam rasa sakitnya.

Setelah berpamitan Cio dan semuanya segera menuju pesawat untuk keberangkatan. Bundanya pulang kerumah bersama supir yang mengantar mereka tadi. Sebenarnya ada sesuatu yang ingin 2 keluarga rencana kan maka dari itu mereka mengirim Cio ke luar negeri dengan alasan jalan-jalan.

*****

" Kecelakaan pesawat?"

Haiiii aku balik, maaf banget kalau kelamaan aku beneran gak ada waktu senggang 😭 gak ada libur. Maaf ya semoga masih pada nungguin:)

Btw aku ada cerita non-BL kalau aku up disini mau baca ga?

See you jangan lupa vote dan komen🤍

Sick But Interesting 18+ (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang