Happy Reading!!!
.
.
.Ini hari kedua Cio dan rombongannya ada di Jepang. Rencana mereka hariini akan bermain salju, namun sudah jam 9 pagi Cio belum juga beranjak dari kasurnya.
Ponsel nya terus berdering karena alarm atau memang ada yang menelpon. Cio terganggu dan mulai membuka matanya perlahan. "Enghhh siapa sih ganggu Cio tidur aja." Kesalnya sambil meraih ponsel yang ada dinakas. Dilihat disana Gaga menelpon , segera Cio mengangkat panggilan itu.
Apa sih Gaga, Cio ngantuk tau.
Ishh jadi tidak Cio katanya ingin bermain salju ayo bersiap!
Ini masih pagi tau dingin brr.
Mau siang juga namanya musim salju dingin Cio, sudah cepat 5 menit Gaga tunggu di lobi bersama lainnya!
Tut!!
Belum sempat menjawab panggilan itu sudah diputus sepihak. "Ish seperti ibu-ibu memang si Gaga, sudah Cio mendingan cuci muka saja dan sikat gigi lagian dinginn shh." Gerutu Cio lalu beranjak dari kasur hangatnya.
Di lobi mereka semua menunggu Cio bersiap. "Lama sekali Cio ish." Keluh Kith membuat dua bayi lainnya mengangguk. "Sabar dong bayi kan Cio bobonya sendiri tidak ada yang menjaga atau membangunkan." Nasihat Samuel cukup mereka dengarkan namun tetap saja kesal. Ketiga tetua terkekeh melihat wajah bayi-bayi mereka, karena sangat menggemaskan.
Membutuhkan waktu kurang lebih 15menit menunggu Cio datang. "HAIIIIIIII HEHE." Yang baru saja datang menyapa dengan senyuman namun tidak ada balasan membuat dirinya bingung. "Kakak kenapa pada diam?" Tanya Cio kepada Samuel. Samuel terkekeh dan menggelengkan kepalanya, "sudah ayo berangkat ini Cio sudah datang masa kalian bertiga malah ngambek gak baik tau." Ucap lembut Samuel.
...
"Aaaaa Nine tidak boleh nakal, kenapa lempar salju terus ke Cio ish!" Cio berlari kesana kemari karena Nine terus saja usil melemparinya bola salju. "Kan kita lagi main perang bola salju Cio bagaimana sih." Jawab Nine terengah-engah karena sambil berlari.
"Huaaaa kakak tolong Cio tolonggg." Cio berlari lebih kencang karena dikejar dengan ketiga temannya, sebut saja balas dendam karena molor. "Heyy sudah sudah jangan main begitu nanti ada yang nangis repot." Ucap Oliver pusing dengan kelakuan empat bayi ini.
"Hahh...hahh...hahh... Capek banget tau huh." Nafas Cio serasa diujung tanduk. "Kalian jahat sekali, Cio adukan bunda nanti." Ucap Cio dengan wajah cemberut. "Adukan saja kami tidak takut ya kan?" Gaga membalas ucapan Cio dan diangguki Kith maupun Nine.
"Pusing gue ni bocah empat debat mulu, kapan selesainya sih nih rencana." Keluhan Oliver membuat Tandra dan Samuel terkekeh. Mereka bertiga harus mengorbankan pekerjaan utamanya demi merawat empat bayi ini.
"Sabar aja ver, nanti juga selesai tinggal nikmatin aja." Sahut Samuel santai. "Sabar pala lo, lihat noh berantem mulu kerjaannya debat mulu." Oliver kembali menggerutu. "Jangan gitu ilang nanti dedek lo ver liver hahaha." Tandra menjawab dengan ledekan membuat Oliver mendengus.
"KAKAK!" Panggilan itu membuat ketiganya menoleh dan menghampiri empat bayi yang sedang asik bermain salju. "Iya apa sayang?" Tanya Oliver kepada Gaga. "Tidakk , hanya ingin meminta tolong boleh?" Oliver mengangguk menyetujui.
"Fotokan kami berempat hehe." Ucapnya dan segera memberikan ponselnya kepada Oliver. "Ayo buruan, kakak hitung sampe tiga. Satu... Dua.. Tiii... Ga."
Cekrek!!
Foto berhasil diambil dan mereka mengambil sangat banyak moment. Terlintas dipikiran Cio untuk meminta Oliver mengambil foto dirinya tapi sendiri saja tidak bersama teman. "Kak oliv tolong fotokan Cio ya hehe sendiri." Oliver mengangguk dan segera melaksanakan tugasnya.
Cekrek!!
"Nah jadii bagus gak?" Tanyanya namun membuat Cio memanyunkan bibirnya. "Kenapa Cio? " Oliver bingung. "INI BLURR KAKAK ISH! Tapi yasudah deh gakpapa makasih ya." Telinga Oliver terasa panas karena teriakan sebentar Cio tadi. Mereka melanjutkan bermain salju sampai bosan baru mereka pulang.
☀🌻
"Bagaimana sudah ada informasi?" Tanya Matthew kepada bodyguard nya di markas. "Belum tuan, sepertinya ini dilakukan oleh orangtua tuan dan orangtua tuan Cio. Karena kalau hanya orang biasa tidak mungkin se tertutup ini." Jawab bodyguard Matthew dengan sedikit takut. "Ckk apa sebenarnya maksud dari ini semua." Matthew pusing, kenapa orangtua nya tega melakukan ini.
"Yasudah kalau ada info segera kabari saya, saya pergi." Ucapan Matthew diangguki semua dan Matthew pergi dari sana. Tujuan Matthew sekarang adalah apartemen, mungkin disana dia sedikit bisa mengurangi rindu dengan kekasih kecilnya itu.
Sampai di apartemen Matthew langsung membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya di kasur besar itu. "Huh sayang kakak kangen banget, sayang se kecewa itu ya sama kakak." Gumam Matthew sedih karena ulahnya sendiri. "Kalau kita ketemu lagi kakak janji gak akan lakuin kesalahan sefatal ini sayang, kakak janji." Ucapnya lagi dengan mata yang sudah berair. Dirinya lelah sebenarnya tapi kenapa masalah tidak selesai selesai. Tiba-tiba ponselnya berbunyi menandakan ada pesan, segera dirinya buka dan baca.
"
Bangsat lo! " Umpat Matthew setelah membaca pesan yang dikirimkan ke ponselnya. "Kelakuan siapa lagi ini?" Pasalnya pesan itu mengancam markasnya. "Lo liat aja kalo sampe ketemu abis lo sama gue anjing!" Matthew emosi dan melempar ponselnya ke lantai. Untung tidak pecah karena ada karpet yang sedikit tebal disana.
*****
"Jadi lo?"
Jengjeng double up hehe.
Dah ya mau istirahat duluu jangan lupa vote dan komennyaaaaa!!! Aku maksa😡
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Sick But Interesting 18+ (ON GOING)
FanfictionCerita anak manis yang tengah berpacaran dengan seorang CEO sekaligus mafia tampan. Keduanya memiliki kesamaan yaitu suka kekerasan disaat melakukan hubungan sexual nya. Gimana ceritanya? Lanjut ajalah baca😊