Susana di mansion Odelian sangatlah kacau. Banyak mayat yang berserakan di halaman maupun di dalam mansion. Seperti saat ini terjadi, keluarga Odelian yang terikat rantai dengan keadaan jauh dari kata baik-baik saja. Seseorang tertawa terbahak-bahak melihat hal itu, menampilkan seringainya lalu orang tersebut menyalakan korek yang di pegang dan membuangnya asal. Kobaran api yang begitu besar secara tiba-tiba, membuat teriakan histeris dari keluarga Odelian itu.
Sia-sia perjuangan mereka untuk bisa terbebas dari rantai yang mengikat. Dengan keputusasaan, mereka meratapi nasibnya. Perlahan namun pasti, kobaran api itu mulai merambat ke arah mereka. Teriakan penuh kesedihan, kesengsaraan, dan keputusasaan menjadi satu. Api itu menyebar ke seluruh tubuh mereka hingga tak terlihat lagi.
Di saat bersamaan, seorang gadis tergopoh-gopoh menuju ke suatu tempat. Saat netranya menangkap kobaran api besar tepat di arah mansionnya berada, membuat ia tak bisa berpikir positif. Sekuat tenaga dirinya berlari menuju mansion itu, hingga berada di halaman mansion. Dapat dengan jelas gadis itu melihat mansionnya terbakar habis, tertelan kobaran api yang begitu ganas.
"AYAH! IBU!!! TIDAKKKK!!!!!" teriak pilu, gadis itu.
Tanpa di sadari, seseorang telah siap dengan pistolnya yang mengarah pada gadis tersebut. Saat pelatuk itu siap diluncurkan, orang itu terlebih dahulu mati mengenaskan oleh para pengawal yang baru menyusulnya. Dengan sigap para pengawal itu memberikan jas untuk menyelimuti tubuh majikannya. Saat hendak beridiri, suara gemuruh api membuat mereka semua menunduk siap melindungi majikannya.
Boom!!
Suara ledakan yang begitu besar, tak banyak yang meninggal karena itu. Hanya menyisakan gadis itu sendiri dengan satu pengawal yang masih setia melindunginya. Ia menatap sedih karena itu, sampai ia melihat asisten pribadinya yang berlari ke arah ia berada.
"NONA!!" teriak orang itu.
Ia hanya tersenyum menanggapi. "Lauva,"
Seorang wanita yang tertidur lelap, kini terbangun dengan keringat bercucuran. Ia pun mulai mengatur nafasnya yang tersengal-sengal.
"Mimpi itu lagi." Monolognya.
Tak lama kemudian ia beranjak dari tempat tidur tuk membersihkan diri. Selesai dengan ritual mandi, dan bersiap-siap. Wanita itu menampilkan senyum tipisnya, saat melihat pantulan dirinya yang sangat cantik di cermin.
Hearly Odelian, atau lebih tepatnya Lady Odelian. Istri dari Xauliam Rechesther, Mr. Liam yang menikah sekitar 2 tahun silam. Meski belum ada niatan untuk mempunyai seorang anak, tak membuat hubungan mereka berdua renggang. Saat Hearly sampai di ruang makan, terlihat banyak asisten yang menunduk hormat kepadanya.
"Selamat pagi, Lady." Sapa mereka.
Tak memperdulikan hal itu, ia melangkahkan kakinya menuju seorang lelaki yang menyandang status sebagai suaminya. Liam tersenyum lembut terhadapnya, dan hanya di balas senyum kecil.
"Pagi Hearly," sapa Liam kepadanya.
Ia mengangguk sebagai balasan. Mendudukkan dirinya di sebelah Liam, Hearly mulai memakan sarapannya dengan tenang. Liam tersenyum maklum atas tingkah Hearly, dirinya pun mulai ikut memakan sarapannya.
Beberapa menit berlalu, sarapan telah usai dan saat Hearly hendak beranjak dari sana suara Liam mengehentikan dirinya.
"Aku mungkin akan pulang terlambat, jangan menungguku," ujar Liam.
Hearly menatap penuh tanya terhadap Liam, namun segera ia menormalkan kembali ekspresinya. Hearly mengangguk paham.
"Jaga kesehatanmu, Liam," balasnya, tersenyum hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fire Rose
RandomMawar merah ini, terlalu cantik untuk sekedar dipetik maupun dikotori. [Follow terlebih dahulu sebelum membaca!] Dia wanita 24 tahun. Dia hidup tanpa adanya kekurangan. Dia melakukan hal yang diinginkan, dan sangat membenci jika satu dari keinginann...