Memories 4

87 56 76
                                    

Yang telah terjadi, biarlah berlalu.

🥀🥀🥀

Matahari mulai menampakkan dirinya. Seorang wanita yang tidak lain Hearly Odelian, masih berbalut selimut dan harus terbangun saat cahaya matahari dari jendela mengganggu dirinya. Rambut acak-acakan, tanpa memakai sehelai apapun, ia mulai mendudukkan dirinya secara perlahan.

"Shh, kepalaku sangat pusing," rintih Hearly pelan, sembari memegang kepalanya.

Sekelebat ingatan mengenai semalam, membuatnya tidak percaya bisa melakukan hal itu pada orang asing. Terlebih lagi, aku dimana? pikirnya, melihat sekeliling kamar yang bukan miliknya. Disaat kebingungan itu, seorang laki-laki tiba-tiba saja memasuki kamar, sembari membawa minuman yang entah apa.

Netra mereka berdua bertemu, dengan raut keterkejutan masing-masing. Menyadari satu hal, lelaki itu pun segera menormalkan kembali ekspresinya dan mulai menyunggingkan senyuman manisnya. Hearly yang sedari tadi menatap lelaki itu tanpa berkedip, langsung berpaling muka enggan menatap laki-laki yang mulai berjalan mendekatinya itu.

"Sudah sadar? Saya bawakan air lemon untukmu, ini bisa mengurangi sedikit efek alkohol kemarin," ujar orang tersebut, menyerahkan minuman yang dibawa kepadanya.

Menoleh ke arah lelaki tersebut berada, dengan sedikit ragu ia menerima minuman yang diberikan. Usai meminumnya, ia pun menyerahkan gelas itu pada lelaki didepannya sekarang.

"Aku melakukannya denganmu ya?" tanyanya, pelan.

"Kamu ingat, Nona?" tanya balik lelaki tersebut.

Ia mengangguk, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Lalu membalas, "Yah begitulah,"

"Saya pikir kamu sudah banyak melakukannya dengan kekasihmu, ternyata ini pertama? Dan itu juga dengan orang asing," ujar lelaki itu, menyesal atas perbuatannya. Ia diam sejenak, menatap lekat Hearly, lantas berkata, "Maafkan saya, karena tidak bisa menahan hasrat saya,"

Hearly menggeleng pelan. "Itu bukan salahmu, karena aku duluan yang memancing,"

"Syukurlah kau sadar, Nona!" cetus lelaki itu.

Ia tentu terkejut mendengar hal itu, bahkan mulutnya sampai terbuka. Apa-apaan dia?? pikirnya aneh.

"Kenapa malah kau yang marah?!!" kesalnya.

"Saya merasa dilecehkan oleh Nona! Ini juga pertama bagi saya, asal Nona tahu!!" tukas lelaki itu, berkata jujur.

Dua kali, Hearly terkejut. Benar-benar terkejut! Dia perjaka? Jadi, aku melakukannya dengan perjaka tua? batin Hearly sangat ingin berteriak.

"Kau serius? Pertama?" ulang Hearly, tidak percaya dan dibalas anggukan oleh lelaki tersebut.

"Aku pikir kau sudah berkali-kali, dilihat dari tampangmu yang sudah berumur. Tapi baru pertama??" tanya Hearly lagi, dengan kekehan kecil.

"I-itu karena aku tidak pernah memiliki kekasih!" balas lelaki itu gugup, bahkan sudah tidak lagi berbicara formal.

Ia mengernyit heran, lantas bertanya, "Kenapa?"

"Mereka mengincar hartaku saja, aku benci hal itu!"

Hearly mengangguk paham, ia mengerti bagaimana perasaan lelaki ini. Terlebih lagi, soal perasaan.

"Siapa namamu?" tanya lelaki itu penasaran.

"Arly, Hearly Odelian," balasnya, memperkenalkan diri sebagai Hearly Odelian.

Lelaki itu mengangguk, lalu memperkenalkan dirinya. "Kalau aku Fedrick Algan, yah seperti katamu aku ini sudah berumur 35,"

Fedrick Algan, atau sering dipanggil Fedrick. Lelaki berumur 35 tahun, dan seorang pedagang yang mendunia. Ia terkenal dengan bisnis dagangannya dalam memperjualbelikan.

The Fire RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang