"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin
"nantang dirusak lo?" - Haekal
"lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan
"ck!" - Chandra
"biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan
"lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja
"mau...
if you have a chance to choice between water and sun to save your life, what's your choice? but, one thing you know is both of them also can bring a deathness
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
────୨ৎ────
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haekal datang bersama dengan Vasya, keduanya berjalan bersama memasuki kontrakan sahabat-sahabatnya itu.
Melvin yang tengah mengerjakan laporan praktikum di ruang tengah, mendongak melihat siapa yang datang. Mata yang terlihat begitu lelah itu tiba-tiba berbinar menatap gadis yang sudah lama tidak ia temui ini.
"Sya! Kok lo gak bilang mau ke sini?"
Vasya tersenyum, menaruh belanjaannya di meja, "Sengaja sih"
Melvin berjalan mendekat, tak lama dari lantai atas Jenan keluar dari kamarnya di susul Jesa. Sepertinya mereka berdua tengah bermain PS di atas sana.
Jenan berlari menuruni tangga, tanpa aba-aba memeluk gadis itu begitu erat. Tentu laki-laki di samping Vasya memasang raut wajah kesal.
"Heh, lama bener pelukannya, teletabis lo berdua hah?" sewot Haekal
Jenan tak menggubris, ia menatap Vasya, "Sya, lo gak papa? Raymond gak nemuin lo lagi kan?"
Vasya meraih tangan Jenan yang mencengkeram ke dua pundaknya cemas, menggenggamnya, "Aman, Jenan, toh ini temen lo ngintilin gue mulu"
Haekal berjalan jengah, "temen temen kek temennya aja" gerutunya kesal namun lirih
"Lah, kok lo gak bawain snack kesukaan gue?!" teriak Jesa yang sedari tadi sibuk mengecek belanjaan yang Vasya bawa.
Vasya menepuk tengkuk belakang Jesa, "Gue belanja buat ngisi kulkas kalian, bukan buat perut lo doang"
Jesa menatap sinis sawi hijau di sana, "Kambing kali kita, isinya ijo semua"
"Gue yang nyuruh beli itu" Chandra keluar dari kamarnya
Vasya tersenyum cerah melihat Chandra, pasalnya akhir-akhir ini Chandra begitu perhatian dengan dirinya.