41 | kembang api

174 9 0
                                    

Edith berlari keluar kamar, ibunya meneriaki supaya dia jangan berlarian ketika menuruni tangga. Alih-alih menurut, Edith yang bebal dengan alibi telat tak menghentikan larinya.

“Sayang jangan lari-lari, Melisa gak akan ninggalin kamu.” Suara ibunya memeringati.

I love you mom, Edith berangkat dulu.” Edith mencium kedua pipi sang ibu beralih ke pipi sang ayah.

“Syal, sarung tangan sama mantel udah ‘kan?”

Edith memutar kedua bola matanya malas, dia hanya pergi melihat kembang api. Bukannya pergi jauh. “Aku cuma lihat kembang api sama teman-teman, mom. Udah semua karena mommy yang siapin.”

“Ya udah sana, buruan pergi.” Usir sang ayah.

“Ini mau pergi.” Edith cemberut.

“Tunggu dulu.” Cegah ibunya.

Edith yang hendak pergi dari ruang tamu kembali berbalik sambil menghembuskan napasnya kesal. “Daddy, mommy ngeselin. Edith udah mau berangkat.” Rengeknya.

Ayahnya malah mendengus. Sang ibu merapikan syal dan rambut Edith yang sedikit berantakan. Lalu mencium kening putri semata wayangnya penuh sayang. “Hati-hati, ya. Nanti pulang ajak Melisa nginap lagi gak apa.”

Okay. See you mommy, daddy.” Edith sepenuhnya menghilang dari ruang tamu. Kali ini Edith berangkat sendirian karena sudah tahu dimana letak tujuannya.

Sesampainya di lokasi ia melihat banyak orang yang sudah standby disana. Edith menatap takjub tempat itu. Ramai dan berkilauan.

“Edith, sini.” Dari kejauhan ia melihat Melisa yang melambai ke arahnya, Edith buru-buru menghampiri gadis itu. Ada Ruby dan Dyroth bersamanya.

“Gua gak telat, kan?” Tanyanya.

“Naik apa kesini?” Tanya Melisa. Gadis itu tahu kalau sopir pribadi Edith tengah mengambil cuti.

“Naik bus lah.”

“Berani?” Sarkas Ruby yang tiba-tiba menyahut.

“Berani dong. Eh dimana yang lain?” Edith celingukan mencari keberadaan teman lainnya. Nggak asyik kalau cuma berempat.

“Yin mungkin bareng sama Xavier, Selena ikut sama kakaknya. Yin ngajakin Wanwan tapi dia ngajak Ling sama Zilong. Rame deh pokoknya.” Sahut Ruby sambil menggosok kedua telapak tangannya.

“Wow.” Edith takjub mendengar penuturan Ruby.

“Gua kira tadi dijemput Xavier, loh.” Melisa berbisik, dia melirik sekilas ke arah Ruby dan Dyroth yang tengah saling menggenggam kedua tangan karena kedinginan.

“Dia berangkat dari tempat kerja katanya.” Jawab Edith, ikut melirik ke arah Ruby dan Dyroth.

“Ya udah kalau gitu.”

Edith kembali menatap Melisa, ingin bertanya suatu hal tapi dia takut akan membuat mood Melisa down. “Kenapa?” Tanya Melisa saat sadar Edith ingin mengatakan sesuatu.

Edith menggeleng lalu tersenyum, tidak jadi saja. Biarkan Melisa menikmati suasana hari ini.

GUYS, gua cariin ternyata disini.” Yin datang dengan tergopoh-gopoh, dibelakangnya ada Xavier yang tersenyum manis. Terlebih lagi ditujukan pada pacarnya—Edith. Yin melirik Dyroth dan langsung mencebik. “Sialan, pacarannya nanti aja napa?” sindirnya. Semuanya tergelak.

“Melisa jomblo, Yin. Sama Melisa aja, biar triple date kita.” Sahut Dyroth dengan kekehannya. Masih menggenggam tangan Ruby.

“Gak! Dihajar crushnya gua nanti.” Tolak Yin membuat semua orang mengernyit heran.

[MLBB Harian] Do You Want A Know A Secret?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang