"Lu kemana aja sih yang?"
Ceritanya Fanny waktu berangkat sekolah ngeliat cowok pakai hodie yang mirip sama punyanya Claude, dan kalo makai hodienya dipakai kayak Claude biasanya. Tapi waktu dia ngerangkul pundak tuh cowok dari belakang, ternyata bukan Claude pemirsah. Melainkan Julian, adik kelasnya.
Julian yang kebingungan cuma diam dan ngelihatin Fanny doang. Dia sendiri nggak bisa protes atau berkata-kata.
"Eh, sori gue kira pacar gue."
"Bego banget sih lu, gue udah bilang itu bukan Claude." Natalia yang selalu berangkat sama Fanny pun nimbrung dan marahin sahabatnya. Merasa nggak enak juga sama Julian. "Sori ya, temen gue emang lagi galau makanya jadi stres."
Fanny mendelik.
"Nat~"
Natalia mendelik.
"Ish, gue duluan aja lah." Nggak mau memikirkan Natalia atau merengek seperti anak kecil, Fanny ngacir ninggalin Natalia sama Julian di sana. Masa bodoh sama sumpah serapah Natalia. Dia PMS dan Claude begitu sulit dihubungi.
"Lo junior gue ya, soalnya gue belum pernah lihat lo di sekolah." Natalia nggak perlu ragu menanyakan itu, seragam mereka sama dan dia juga belum pernah bertemu Julian. Karena gedung tiap angkatan juga berbeda.
"Iya, gue kelas satu." Jawab Julian seadanya.
"Mau bareng nggak, biar lo nggak sendirian."
Kalau yang ini Natalia modus, mencuri kesempatan dalam kesempitan. Lihat mukanya Julian yang cakep apalagi kelihatannya dia nggak neko-neko plus gayanya keren banget, kek MC-MC di anime yang sering dia tonton. Ya Natalia mau lah berduaan sama Julian walau sebentar. Kayaknya angkatan bawahnya emang pada cakep-cakep deh, nggak kayak seangkatannya. Burik semua. Apalagi Balmond. Sorry, Mond, lo gue bandingin ama adik kelas. Batin Natalia prihatin. Makanya Fanny ngembat anak kelas satu.
"Ya, ini tanpa sadar kita udah bareng."
Ah~ Natalia klepek-klepek sama suaranya.
"Jul, lo bawa bahannya kan?" Tiba-tiba Melisa berjalan di sebelah Julian. Ya, mereka hampir tiba di area sekolah.
Duh, Natalia yang tadinya mesam-mesem karena berduaan sama Julian seketika berubah masam. Siapa nih cewek, apa pacarnya Jul ini? Batin Natalia bingung, sekaligus patah hati sih.
"Udah kok."
Ehm, Natalia nggak bisa nyembunyikan senyumnya ketika dengar suara kalem Julian.
"Oh, dia siapa Jul?" Tanya Melisa yang penasaran pada Julian.
"Kakak kelas, namanya—" Julian menggantung kalimatnya, pura-pura mikir yang aslinya dia nggak tahu nama kakak kelasnya.
"Natalia." Sahut Natalia yang paham akan situasinya. Dia peka kan? Jelas dong.
"Oh, gue Melisa kak." Kata Melisa ingin menjabat tangannya dengan Natalia, tapi nggak jadi karena dirangkul Edith yang baru datang.
"Selamat pagi~" sapanya ceria. "Loh, kak Nata." Nggak nyangka ketemu sama Natalia lagi.
"Edith, pagi ya." Balas Natalia ramah. Kalau dia ramah gini semoga Julian meliriknya. Tapi waktu Natalia sengaja ngelirik Julian, tuh cowok malah nampakin muka capeknya. Apa dia capek karena jalan sama tiga cewek, ya?
"Loh, udah kenal Dith?" Tanya Melisa kepo.
"Udah dong, kemarin ketemu di depan ruang OSIS." Jelas Edith. Melisa mengangguk.
"JULIAN, LO PLAYBOY BANGET JALAN SAMA TIGA CEWEK."
Seriusan, Yin teriak gitu di gerbang sekolah? Batin Julian kesal sama temennya yang satu itu. Dimana-mana selalu teriakannya yang didahulukan.
Julian, Melisa, Edith dan Natalia kompak berhenti dan menoleh ke belakang. Yin lari kearah mereka.
"Buset masih pagi Jul, btw lo populer juga ya?" Yin mengritik.
"Apa sih Yin, masih pagi teriak-teriak." Melisa berdecih nggak suka.
"Gue nggak ngomong sama Melisa ya," sewot Yin, yang lalu merangkul Julian.
Mereka hendak melanjutkan langkahnya tapi dihentikan oleh Xavier yang ternyata sudah berdiri di belakang mereka. Alhasil ketika berbalik, tuh cowok yang tingginya kayak tiang listrik menghalangi.
"Woi setan, lo ngapain berdiri disitu? Ngehalangin ae." Natalia yang emosi, soalnya dia rada musuh sama si Xavier.
"Selamat pagi, kalian bareng-bareng berangkatnya kok tumben?" Sifat aslinya yang nggak gampang baper, Xavier menghiraukan perkataan Natalia barusan. "Loh ayang, kok bareng sama Julian sih? Kenapa nggak chat aku biar aku jemput?"
"Siapa yang lu panggil ayang?" Kepo Natalia tapi dengan nada emosinya.
"Siapa lagi kalau bukan Edith kiw kiw." Jawab Xavier sambil senyum-senyum nggak waras kayak orang gila. Edith udah malah ilfil banget lihatnya. Ganteng sih, tapi otaknya geser. Kiw kiw? Apaan? Batin Edith pengin nampol mukanya Xavier.
"Dih, Edithnya aja nggak mau ama lo." Natalia berbicara.
Melisa udah cabut ke toilet, dia pengin muntah ngelihat kelakuannya Xavier. Ketos sinting.
"Gue duluan ya, kak Nata. Nyusul Melisa. Dadah." Pamit Edith, sama sekali nggak mau ngelihat Xavier.
Xavier patah hati, mewek ngelihat pujaan hatinya ninggalin dia tanpa pamit. Merana lagi kan, Xavier galau. Dahlah, capek ngejar doi yang nggak suka ama kita. Dia berjalan lesu ke kelas dan ninggalin tiga temannya yang masih bingung sama sikap Xavier yang tiba-tiba murung.
Sementara Fanny mampir ke kelas sepuluh, kelasnya Claude. Nyari pacarnya disana yang udah ngilang selama dua hari ini.
"Claude?"
"Nggak masuk dia, izin." Kata Nathan teman sebangku Claude.
Fanny kangen, pengin malak Claude padahal. Dahlah, kalau galau-galau gini mending putus aja.
____
KAMU SEDANG MEMBACA
[MLBB Harian] Do You Want A Know A Secret?
FanficJulian pening banget kalau udah berurusan sama Yin. Ditambah Xavier dan kawan-kawannya yang sifatnya rusuh banget. Terlepas dari itu semua, kehidupannya jadi lebih berwarna walaupun perilaku teman-temannya itu slengean semua, dan Julian bersyukur b...