32 | concerns

103 11 1
                                    

“Hati-hati!”

Natalia bergerak impulsif menggapai tangan Julian yang hendak jatuh dari tangga karena tak sengaja menginjak salah satu tali sepatunya yang lepas. Julian  sendiri bernapas lega karena ada Natalia yang menyelamatkannya hingga dirinya tak sempat terjatuh ke bawah.

“Makasih kak Nata.”

Natalia melepaskan tangan Julian dari pegangannya. Mereka berdua berjalan turun ke lantai bawah. “Sama-sama. By the way, lo dari mana kok kayaknya dari kelas gue, ya?” Tanya Natalia. Tadi dia sempat lihat Julian celingukan di depan kelasnya seperti tengah mencari seseorang, namun mungkin yang dicari tidak ada jadinya Julian pergi. Kebetulan Natalia berada di kelas sebelah, menemui Granger dan Alucard yang berada di sebelah kelasnya.

“Gua nyari bang Xavier,” jawab Julian seadanya.

“Oh, dia gak masuk hari ini. Izin sakit kayaknya.”

Xavier? Sakit? Sakit apa? Julian jadi sedikit khawatir. Dia tahu Xavier tidak mudah sakit, Xavier juga bukan orang yang akan izin tidak hadir ketika hanya flu atau demam biasa. Jadi dia memikirkan kemungkinan-kemungkinan mengapa Xavier sampai seperti itu?

“Jul, dengarin gua gak? Lo ada masalah?” Natalia yang sempat tak mendapat respon dari Julian berhasil menanyakan hal itu.

Julian sadar dan menggeleng, meminta maaf pada Natalia untuk segera pergi ke kelas. Sementara Natalia berdiri dengan perasaan kecewa dan khawatir. Kecewa sebab Natalia pasti tidak bisa jadi orang terdekat Julian ketika cowok bersurai merah sedang dalam masalah. Khawatir karena mungkin ada sesuatu yang membuat Julian terbebani seperti tadi. Sudah lah, dia dan Julian mana mungkin bisa bersama.

______________

Sepulang sekolah Julian berencana untuk pergi ke kediaman Xavier, ingin memastikan kondisi kakak kelasnya. Sebelum itu dia mampir ke toko dimana Xavier pernah bekerja paruh waktu disana. Dan sepertinya Vale masih betah di tempat kerja.

“Baru datang?” Tanya Julian yang berpapasan di depan pintu toko.

“Oh lo, Jul? Iya nih, langsung cabut ke sini gua.” Kata Vale sambil berjalan ke dalam diikuti Julian di belakangnya. “Lo langsung pulang, nih?” Vale berjalan menuju ruang staff namun berhenti sebelum membuka pintu.

“Gua mau ke rumah Xavier, dia sakit.”

Vale manggut-manggut.

“Val, gua mau nanya. Xavier udah lama gak kerja disini?”

Vale nampak berpikir.

“Em, udah seminggu ini sih dia cabut dari sini. Kenapa emangnya?”

Julian tersenyum dengan pertanyaan Vale, lalu menggeleng.

“Tapi dia bilang karena ada panggilan kerja di tempat lain. Kayaknya gajinya lumayan deh daripada disini, biasanya orang kerja paruh waktu kan gitu.” Jelas Vale membuat Julian berterimakasih.

Setelah membeli buah tangan untuk menjenguk Xavier, Julian tidak sengaja bertemu dengan Yin yang sedang menunggu lampu penyebrangan jalan di trotoar. Dia menyapanya.

“Yin.”

“Oh, Jul, rumah lo kan kesana. Kok balik ke sini lagi?” tanya Yin balik.

“Mau ikut ke bang Xavier gak?”

Yin meninggikan sebelah alisnya.

“Tumben?”

“Pengin aja kesana.”

“Ayo deh, gua gabut.”

Julian terkekeh mendengar jawaban Yin.

Dalam perjalanan menuju rumah Xavier, baik Yin maupun Julian sama-sama terdiam. Langit di luar hampir berwarna jingga karena memang hari sudah sore. Yin dan Julian turun dari bus dan berjalan menuju tempat Xavier. Julian yang dengan pikiran di kepalanya tiba-tiba bertanya pada Yin.

[MLBB Harian] Do You Want A Know A Secret?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang