"Pagi Julianto."
Mimpi apa Julian semalam? Senyum songong Yin udah muncul aja pagi-pagi begini.
Nggak mau meladeni cowok slengean itu, Julian memilih berjalan menuju bangkunya.
"Jul Jul hari ini kita kerja kelompoknya di rumah siapa?" Yin nggak mau putus asa, dia berusaha mendekati Julian bagaimanapun caranya.
"Halo adik-adik yang lucu. Apakah kesayangan gue udah datang?"
Nggak ada angin nggak ada hujan. Makhluk bodoh bertambah satu. Julian hanya menghela napasnya lelah. Xavier, kakak kelasnya secara tiba-tiba berteriak dengan tidak tahu malu.
"Ho, bang Kavir." Yuji mengindahkan Xavier, cowok itu sedikit berlari mendekati kakak kelasnya.
"Yin, tumben lu datang awal?" Dia agak heran kalau Yin sudah datang, biasanya adik kelasnya yang satu itu baru datang kalau bel masuk sudah berbunyi.
Yin berbisik, "gue lagi pengen ngobrol ama Julian bang."
Xavier memejamkan matanya.
"Tumben banget? Emangnya dia mau ngobrol sama lo?"
Yin mengedikkan kedua bahunya pertanda nggak mengerti.
"WOI BISA PERGI GAK?! NGEHALANGIN JALAN AJA KALIAN."
Masih pagi dan Julian sudah mendengar keributan dari tiga orang di dalam kelasnya. Rasanya pengin banting bangku dan melemparnya ke mereka. Tahu nggak sih mereka kalau dirinya itu semalam begadang? Dan dia pengin tidur lagi pagi ini.
"Buset Mel, cewek tuh kalau ngomong yang kalem ngapain teriak-teriak gitu sih?" Yin ngedumel. Sementara Xavier memasang wajah pucat. Dia kaget bukan main mendengar teriakan cewek cantik itu.
"Bodo amat. Minggir, gue mau lewat." Melisa mendorong tubuh Xavier dan tanpa dosa berjalan melewatinya begitu saja.
"Jul, lu kenapa? Begadang lagi?" Melisa bertanya pada Julian setelah sampai di bangkunya.
Julian menggumam dan terduduk. Dia lalu beranjak dari tempatnya dan hendak pergi keluar kelas.
"Mau kemana?"
"UKS."
"Ikut."
Kalau dibiarin bakal mengganggu acara istirahatnya dan Julian nggak mau hal itu terjadi. Akhirnya dia mengangkat tangan kanannya lurus di muka Yin agar cowok itu berhenti mengikutinya.
"Lo disini aja."
"Lo sakit kan? Gue bakal rawat lo di UKS." Yin bersikeras.
"Nggak."
"Tapi kan?"
"Urus abang kelas lo tuh, mukanya pucat kek liat setan." Persetan dengan Yin yang keras kepala ingin mengikutinya. Dia udah muak sama tingkah temannya yang satu itu. Ditambah, punya kakak kelas yang notabenenya adalah ketua OSIS tapi kelakuannya minus. Julian pusing.
"Lah bang, lu nggak papa? Hantu apaan yang lu liat?" Panik Yin, dia sendiri juga baru sadar kalau bukan Julian yang kasih tau.
"BANG MENDING LO JANGAN KESINI DEH, GANGGU TEMEN KELAS GUE TAU GAK?!" teriakan Melisa kembali mengejutkan.
"YIN BAWA ABANG LO KELUAR, NGGAK SUDI GUE LIHAT DIA ADA DISINI!" kata Melisa lagi.
Salah apaan sih Yin hari ini? Kenapa Melisa sampai teriak-teriak begitu? Apalagi Julian yang baru saja menghindarinya. Mana Xavier masih kaku kek patung gitu. Nyawanya kecabut kali ya? Dia nggak bergerak sama sekali loh. Mau nggak mau Yin nendang bokong Xavier sampai terjerembab ke lantai koridor. Wajahnya yang ganteng itu nyungsep duluan. Masa bodoh deh Yin sama tuh orang. Mending dia nyusul Julian ke UKS.
KAMU SEDANG MEMBACA
[MLBB Harian] Do You Want A Know A Secret?
FanficJulian pening banget kalau udah berurusan sama Yin. Ditambah Xavier dan kawan-kawannya yang sifatnya rusuh banget. Terlepas dari itu semua, kehidupannya jadi lebih berwarna walaupun perilaku teman-temannya itu slengean semua, dan Julian bersyukur b...