21 | ice cream and soda

106 13 0
                                    

Julian mengernyit heran saat melihat ponselnya yang menampilkan room chat dengan Yin dan menanyakan kegiatannya, dia buru-buru mengetikkan pesan balasan pada teman kuningnya.

"Jul, habis ke toko buku kita mau kemana?" Melisa bertanya sambil membaca beberapa judul buku yang terjajar rapi di rak. Tanpa menoleh pada Julian sedikitpun, karena dia tahu Julian mengekorinya dibelakang.

Julian menekan tombol home dan mematikan layar ponselnya, atensinya beralih menatap Melisa. "Kamu mau kemana emangnya?"

Cewek berambut pendek yang hendak mengambil sebuah buku dari rak kini tertegun,  ruang dan waktu seolah terhenti saat itu juga. Melisa tidak salah dengar kan ketika Julian merubah kata elo jadi kamu? Berdehem singkat untuk menetralkan suasananya, Melisa menoleh pada Julian yang sialnya sedang menatap dirinya. Cewek itu menjadi salah tingkah. Begitu malu kedua mata mereka saling bertubrukan.

"Oh, udah hampir jam sembilan. Emangnya lo mau kemana lagi, Mel? Gue temenin."

Melisa menghela napasnya lega, sepertinya Julian tidak sadar dengan ucapannya sendiri beberapa saat lalu. Melisa tersenyum. "Anterin beli parfum kalo gitu, punya gue di rumah udah habis soalnya." Setelah mengatakan hal itu mereka berdua berpisah disana. Julian mencari buku yang ingin dibelinya sementara Melisa memilih untuk melihat-lihat deretan novel. Tak berapa lama setelah Julian membayarnya di kasir, Melisa keluar toko terlebih dahulu. Memilih untuk menunggu diluar.

Melisa bertanya heran ketika melihat Julian keluar dari toko buku dengan tersenyum sementara tatapannya tertuju pada ponsel yang digenggamnya, tangan satunya menenteng tas belanja berisi buku yang dibelinya. "Kenapa Jul? Chat an sama siapa lo, sampe senyum gitu?"

Julian menatap Melisa. "Kelihatan jelas emangnya?"

"Jelas banget, sempet gue kira lu kemasukan." Mereka berjalan meninggalkan toko buku dengan kekehan Melisa yang terdengar.

"Yin ada-ada aja ngomongnya."

Melisa membaca pesan yang ditunjukkan padanya oleh Julian. Detik berikutnya dia tertawa geli membaca balasan Julian.

"Pamali banget nanyanya." Dia menghentikan tawanya.

"Nggak tau, mau gue marahin besok. Enak aja bilang gitu." Julian memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

Melisa menggeleng. Saat sampai di tempat tujuan, Melisa menyuruh Julian untuk menunggu di luar. Dia paham kalau cowok nggak begitu tertarik dengan kegiatan cewek yang belanja, tapi Julian sendiri ingin membeli minum alhasil dia memasuki toko mini di sebelah dan membeli dua minuman untuknya, tentu untuk Melisa juga. Dia lebih dulu keluar dan menunggu di depan toko sambil menggulir layar ponsel.

"Julian?"

Entah dirinya sepopuler apa sampai-sampai ada yang mengenalinya disaat seperti ini. Julian mendongak dan melihat Natalia—kakak kelasnya—yang akhir-akhir ini sering menyapanya di sekolah. Natalia tidak sendiri, dia datang bersama sahabatnya—Fanny—dan juga dua cowok berambut hitam dan pirang. Jujur, Julian belum mengenal mereka banyak. Jadinya dia diam dan menatap kedatangan mereka seolah berkata tidak terduga.

"Nungguin siapa?" Natalia basa-basi, mengabaikan tiga temannya di belakang yang sibuka memakan es krim.

"Temen gua kak. Lo sendiri dari mana?"

"Jalan-jalan, gabut banget di rumah. Tuh, si Fanny yang ngajakin pengin beli es krim." Natalia menunjuk Fanny dengan dagunya. Cewek bersurai jingga malah menjulurkan lidahnya songong.

Julian terkekeh.

"WOAH, GRANGER LO UDAH PUNYA SENDIRI, NGAPAIN JILAT ES KRIM GUA?!!!"

"Lo duluan."

"MANA ADA, KALO MAU RASA MINT ITU BILANG."

"Gak, gue gak suka rasa mint."

"Ugh!! Berisik banget kalian berdua, nggak di luar nggak di rumah sama aja, dasar kucing anjing."

"Alu yang anjing."

Alucard melotot pada Granger. "Kucing garong!"

"Anjing!"

Please, Natalia nggak tau harus berbuat apalagi? Dia meringis sewaktu Julian terkejut dengan tingkah laku kakak kelasnya.

"Mereka selalu ribut begitu?"

Natalia tak enak hati. "Hehe, kadang akur banget sampai kaget kok tiba-tiba nggak ada suara. Giliran rame ya, ribut mulu kayak sekarang." Natalia menoleh pada dua temannya yang masih adu mulut. "Fan, minimal pisahin mereka dong." Dilihatnya Fanny malah menikmati es krimnya yang hampir habis.

"Nggak mau, gua bosan mereka ribut mulu."

Natalia menghela napasnya mendengar jawaban Fanny.

"Lagian mereka udah gede, masa harus gue yang lerai terus?"

"Jul?" Melisa baru keluar dari toko dan bingung ada ribut-ribut apa disana.

"Mel, udah?" Tanya Julian yang sadar kedatangan Melisa. Cewek bersurai pendek mengangguk mengiyakan pertanyaan Julian.

Natalia yang sadar siapa orang yang ditunggu Julian langsung terdiam. Ah, nggak tahu lah perasaan apa yang ada dalam dirinya kali ini? Yang jelas dia merasa pasrah melihat Melisa yang manis dengan Julian yang ganteng itu tengah berbincang, cocok banget. Asli. Natalia menghela napasnya gusar, dia nggak yakin ini perasaan cemburu. Dia belum lama ini mengenal Julian, gara-gara insiden Fanny yang salah menyapa Claude. Natalia jadi kepincut sama adik kelas. Ya, dia tahu sih jatuh cinta sama yang lebih muda itu gampang-gampang susah. Mana modelan Julian pasti banyak digilai cewek seangkatannya. Natalia mah apa? Cewek bar-bar yang suka bikin onar dan nggak mungkin Julian bisa tertarik sama cewek yang lebih tua darinya.

"Jul, gue sama yang lain duluan aja ya. Ngurusin dua anak itu, ribut mulu. Pengin gue bawa pulang. Dadah~sampai nanti di sekolah." Natalia pamit dan berusaha mendorong Alucard beserta Granger agar mau berjalan. Meninggalkan Julian dan Melisa yang masih menatap bingung.

"Itu kakak kelas kita kan?" Tanya Melisa.

Julian mengangguk. Dia memberikan sekaleng soda pada Melisa, yang segera diteguknya setelah mengucapkan terimakasih. Julian melirik kearah Melisa yang menikmati minumannya dengan tenang. "Mampir makan dulu yuk, gue lapar. Em, pengin es krim yang dimakan kak Natalia tadi." Raut wajah Julian memerah, Melisa yang sadar hanya tersenyum. Yang setelahnya dibalas anggukan oleh gadis itu. Mereka berjalan mencari kafe disekitar sana.

[MLBB Harian] Do You Want A Know A Secret?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang