20|| Restu

19 5 0
                                    

Terdapat sedikit bahasa daerah untuk salah satu pulau di Sumatra. Tenang udah ada translate nya kok;) (yg tau bahasa apa itu, komen, siapa tau kita sedaerah)

Tandai typo💜

_______

Tian kembali datang kerumah sakit dari pada pulang kerumah. Wajah yang penuh lebam itu menarik perhatian orang-orang dirumah sakit. Ada yang niat membantu mengobati atau hanya sekedar bertanya apa yang terjadi, namun tak satupun yang di gubris pria itu. Ia hanya fokus untuk secepatnya sampai di ruangannya.

Sesampainya diruangan Tian menghempaskan tubuh lelahnya di sofa. Pandangan tajam yang sedari tadi ia perlihatkan sekarang langsung berubah sendu. Mengingat kembali wajah kecewa Ungu yang penuh air mata membuat dia tidak tenang. Harusnya sejak awal ia jujur, terbuka pada gadisnya. Karna kebohongan hanya akan menimbulkan prahara. Ah, kenapa Tian tidak pernah belajar dari masalalu nya.

Mendengar suara pintu ruangannya terbuka, Tian membuka mata dan melihat wanita yang telah melahirkannya itu tersenyum teduh menatapnya.

Ratih melangkah mendekat dan duduk disamping putra.

"Ini kenapa? " tanyanya sambil menyentuh lembut lebam di wajah Tian.

Tian menghembuskan nafas pelan lalu bergumam " maaf ma. "

"Kenapa minta maaf? mama tau kamu jadi gini pasti ada alasannya. Kamu anak mama Tian, jadi mama tau gimana kamu. " Tian tersenyum, ia menggenggam tangan sang mama yang berada di wajahnya lalu mengecupnya sayang.

"Ian berantem sama Alex ma. " ucapnya.

"Apa kali ini benar-benar selesai? " tanya Ratih pelan.

"Sejak dulu ma, sejak dulu seharusnya Ian selesaikan, dan sekarang karna masalah ini Andira jadi kecewa sama Ian. "

"Tidak, karna masalah ini kamu bisa jadi lebih sadar untuk siapa hati kamu sebenarnya. Jangan kamu kira mama tidak tau masalah kalian selama ini, mama diam hanya ingin melihat sejauh mana kamu akan sadar, dan sekaranglah waktu itu tibanya. "

"Jika kamu memang benar serius sama Andira, pergi temui orang tuanya dan pinang dia. Minta dia secara baik-baik pada orang tuanya. Jangan lakukan hal yang akan merugikan kamu nantinya. "

"Mama,,, " Tian menatap dalam sang mama.

Ratih terkekeh,"Sudah mama bilang, mama tau semua tentang kamu." Ucapnya sambil mengelus surai hitam legam Tian.

"Restu mama sudah mama berikan. Sekarang tinggal restu calon kedua mertua mu. "

******

"Jadi kapan lo pulang Di? "

"Sore nanti, supir keluarga yang jemput. "

Ungu menghembuskan nafasnya pelan. Perempuan berhijab yang sedang memakai pakaian rumah sakit itu merentangkan tangan menatap sahabatnya, meminta agar ia segera dipeluk.

Dian dengan sigap meraih. "Gue bakalan kangen lo banget Didi,,, " ucapnya sambil menggoyangkan teguh mereka pelan.

"Gue masih dijakarta kali Ngu, jadi masih bisa temu kangen sama lo. " Dian terkekeh.

"Tapi gue yang bakalan jauh, kan gue mau pulang kampung. "

"Ah, iya gue lupa, " cengirnya.

Ck, Ungu berdecak melihat kelolaan sahabatnya.

"Tapi, lo bukannya masih belum sembuh ya? Masak udah mau pulang aja sih. Lagian ya, pasti pak dokter gak bakalan ngebiarin lo pulang. "

"Bodoamat, gue mau pulang juga pokoknya. "

"Ck, lo dan kekerasan kepala lo itu gak pernah berubah. "

Obrolan mereka terputus oleh nada dering handphone milik Ungu. Melihat siapa yang menelepon membuat ia dengan segera Menangkat panggilan itu.

"Assalamu'alaikum bu? "

"Waalaikumsalam nak, baa kaba? Lai sehat? "

(Waalaikumsalam nak, apa kabar? Kamu sehat?)

"Lai bu, kaba ibu jo ayah baa nyo, lai sehat lo? "

(Sehat bu, kabar ibu dan ayah gimana? Sehat juga kan?)

"Alhamdulillah lai, baa ndk doh ngaba-ngabaan ibu lai ko? Ndk ingek kalau masih punyo urang tuo? " suara ibu di seberang sana terdengar kesal.

(Alhamdulillah, kenapa gak pernah ngabarin ibu lagi? Gak ingat kalau masih punya orang tua? "

Ungu meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Disampingnya Dian tertawa melihat wajah sahabat nya. Pasti kena omel pikirnya.

"Dira sibuk patang ko bu, urang dek lah ka libur semester, iko jo baru sudah sadonyo. " jelasnya.

(Dira kemaren sibuk bu, Karna mau libur semester, ini aja baru selesai semuanya. "

Disebrang sana sang ibu hanya bisa menghela nafas pelan. "Iyolah, tapi kini lah salasai sadonyokan? Lah bisa pulangkan? Jan sampai ndak pulang, beko ayah nan manjampuik langsuang kasitu!!" ancam sang ibu.

(Iya, tapi semua udah selesai kan? Udah bisa pulang kan? Jangan sampai gak jadi pulang, nanti ayahmu sendiri yang menjemput kesana!!)

Mendengar itu Ungu meringis seketika. Jangan sampai sang ayah yang turun tangan langsung menjemputnya kalau sampai itu terjadi. Bisa di pastikan nanti malam ayahnya sudah berada di kota ini. Entah kenapa sang ayah sungguh posesif padanya, mungkin Karna Ungu anak perempuan satu-satunya dari empat saudara dan itupun saudara nya yang lain adalah laki-laki.
Kuliah di kota ini pun tidak mudah untuk Ungu, ia harus berusaha keras agar dapat mengantongi izin dari sang kepala keluarga sekaligus cinta pertama nya itu. Dan rengekan Ungu akhirnya berakhir bahagia.

Setelah berbicara banyak hal dan menjajikan kepulangannya minggu ini, Ungu pamit dan memutuskan sambungan telepon itu.

******

Baru saja lima menita ditinggal Dian pulang kerumah orang tuanya, kini gadis itu sudah sangat merindukannya. Padahal mereka masih bisa ketemu lagi sebelum kepulangan Ungu kekampung halamannya.

Dan sekarang Ungu kesepian diruangan yang luas ini. Tiba-tiba saja Ungu merindukan Tian, apa hubungan mereka benar-benar sudah berakhir?
Ungu menghembuskan nafas nya pelan, dia berharap ada perjuangan dari Tian untuk hubungan mereka.

Panjang umur, batinnya senang.

Tian baru saja masuk keruangan Ungu, dan melihat gadisnya yang juga sedang menatap kearah nya.

"Udah makan? " tanyanya lembut.

Ungu mengangguk kepala dengan mata yang masih menatap Tian. Kenapa wajah dokter itu terdapat lebam?

Ungu menarik tangannya dan menyentuh salah satu memar yang ada disudut bibir prianya.

"Ini kenapa mas? " tanyanya penasaran.

Tian membalas menggenggam tangan itu dan tersenyum. "Cuma masalah kecil. " balasnya.

"Udah diobatin? "

"Udah."

"Ayo mas bantu beres-beres untuk pulang."

"Aku apa? " tanya Ungu memastikan.

"Kita pulang, kamu sudah bisa istirahat dirumah. Tapi masih belum boleh untuk mengerjakan sesuatu yang berat-berat karna retak tulang dikaki kamu masih belum sembuh. "

Mendengar ucapan Tian barusan membuat Ungu bahagia. "Akhirnya aku bisa pulang juga!!! " ucapnya gembira.

Tian tersenyum melihat tingkah gadisnya.

_______

Ekhm ekhm kayaknya Tian dari sekarang harus memikirkan mau makai adat apa deh🤭

Kalian maunya Tian pakek adat apa? Adat dari kampung halaman Ungu atau tema ala princess yang sering di tonton Ungu?

Jangan lupa vote dan spam komen banyak banyakkkk UT lovers 💜

Lope sekebon🤞💜

UNGU [fall in love]ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang